Kampanye terselubung di balik manisnya es krim |
Berbagai kejadian unik terjadi dalam Pemilu 2024 lalu. Salah satunya adalah kehadiran penjual es krim yang ikut mengkampanyekan calon tertentu saat pemungutan dan penghitungan suara pada 14 Pebruari. Berikut kisah lengkapnya....
Meski tahapan kampanye telah selesai, pada hari pemungutan suara masih terdapat peserta atau tim kampanye yang melakukan upaya-upaya menarik perhatian masyarakat dengan trik-trik tertentu yang menjurus kepada pelanggaran pemilu.
Kejadian ini ditemui di Gampong Pusong Baru Kecamatan Banda Sakti. Pada saat pencoblosan terdapat sebuah mobil yang terparkir di area TPS Gampong Pusong Baru penuh dengan tempelan stiker salah satu calon anggota DPRI. Mendapati kondisi tersebut Nanda Safrina selaku PKD setempat berkoordinasi dengan PPS, Panwaslu Kecamatan Banda Sakti, dan petugas kemanan. Dengan sikap tegas Panwascam dan PKD serta disaksikan oleh pihak kepolisian dan linmas, meminta pemilik mobil untuk menutup stiker pada mobil dan memindah mobil tersebut dari area TPS.
Masih di lokasi sama, PKD dan Panwascam juga menegur seorang penjual es krim yang membagi-bagikan es krim secara gratis kepada warga dengan memakai tanda pengenal berupa bahan kampanye dari salah satu calon anggota legislatif. Setelah ditegur penjual es krim tersebut kemudian menghentikan aktivitasnya dan melepas tanda pengenal yang dipakainya setelah diperingatkan oleh PKD dan Panwaslu Kecamatan.
Berawal dari pelanggaran pada saat pemungutan dan penghitungan suara yang terjadi di TPS 13 Kampung Jawa Kecamatan Banda Sakti yaitu adanya ketidaksesuaian antara jumlah total suara sah dan tidak sah dengan pemilih yang menggunakan hak pilih yang berakhir dengan Pemungutan dan Penghitungan Suara Ulang (PSU) berdasarkan rekomendasi Panwaslih Kota Lhokseumawe.
Pemungutan suara ulang dilakukan pada tanggal 21 Februari 2024 di TPS 13 Gampong Jawa Lhokseumawe. Fitriani yang ikut membongkar kecurangan di TPS, ikut mengawasi PSU. Mulanya, ia merasa was-was karena PSU mendapat perhatian luas dari berbagai pihak, termasuk media massa. Namun, kebersamaan 18 anggota pengawas TPS di luar TPS 13 yang ikut mengawasi membuat Fitriani merasa nyaman. Dia tak menyangka pengawasan di PSU ternyata lebih ketat dibandingkan dengan pengawasan dalam pemungutan suara sebelumnya.
bang @ayijufridar,
Selalu ada lika liku dalam pemilu. Semua kontestan ingin menang sehingga akan berusaha keras dan terkadang lupa akan etika dalam atitude dsan cenderung melakukan pelanggaran. Apalagi kemudaian mulai dengan cerdik(baca licik?)dengan melakukan kamuflase dengan seolah kegiatan sosial atau bagibagi barang atau makanan. Mungkin mereka masih belum yakin sehuingga masih harus menyisipkan peraga yang jadi identitas caleg. Artiya merek juga punya niat untuk merebut rakyat dengan cara yang kurang cerdas. Mereka hanya ingin mendapat dukungan dengan cara instan. Coba kalau mereka para caal;eg ini sudah berjuang ditengah masyarakat sehinggga tidak perlu ada bagi bagi anpao atau benda sebagai cara menarik pemilih. Jika mereka memang punya niat untuk membangun bersama maka mereka tidak hanya sekadar cari dukungan saat pemilu. Atau saat mereka tidak terpilih mereka tetap berjuang bersama rakyat maka pasti mereka akan jadi pemenang. Setidaknya aka dikenang sebagai TRUE HERO.
Memang susah meski banyak #comment buruk akan perilaku culas ini, mereka seolah dibuatkan oleh keinginan sesaat dan sesat. Semoga ke depan akan lebih baik.
Salam dari Klaten
0.00 SBD,
0.03 STEEM,
0.03 SP
Sebagai orang yang kini berkarier sebagai penyelanggara pemilu, saya menjadi saksi berbagai upaya kecurangan yang dilakukan peserta. Harus kita akui, banyak kecurangan yang tidak bisa tercium, misalnya money politics.
Tapi sering juga dijadikan sumber rujukan bagi para pendukung atau calon pendukung untuk mengetahui arah angi menuju pada calon mana yang bisa jadi rujukan pilihan para warga.
semoga selalu amanah dalam mengemban tugas nggih....
Mantap bang
Mantap kali ulasan senior..sehat sll bang
Harus menulis kejadian yang sebenarnya dan unik. Saleum, Kanda.
Saya sebenarnya bang.hehe..