Generasi Aceh yang Hilang - Lost Aceh Generation
Nenek moyang orang Aceh pernah menjadi generasi yang memiliki daya saing tinggi, tak heran jika negeri ini pernah di segani dan menjadi salah satu dari lima kerajaan Islam terbesar di dunia, selain Agra di India, Maroko, Baghdad, dan Turki Utsmaniyah.
Kini, di Era Modern, generasi Aceh menjadi generasi yang lemah dan tertinggal di segala bidang.
Kejayaan dan kebesarannya telah dikubur zaman bahkan hingga tak terlihat sisa puingnya.
Aceh yang dulu di segani karena peradaban Islam yang tinggi kini lebih masyhur sebagai pemasok Narkoba terbesar d Indonesia.
Generasi Aceh kini menjadi budak narkoba, mereka terancam kehilangan masa depan, datanglah ke negeri ini, jangan heran jika kamu melihat banyak orang tertawa atau bicara sendiri dijalan karena mengalami gangguan jiwa. Data Dinas Kesehatan Aceh yang di rilis Serambi Indonesia menyebutkan penderita gangguan jiwa tahun 2017 sebanyak 22.033 orang, rata-rata mereka berusia produktif. Narkoba adalah penyebab utama gangguan jiwa di Aceh disusul tsunami dan konflik.
Generasi muda Aceh kini kehilangan jati diri dan tidak memahami karakter ke-Acehannya lagi, lebih menyedihkan mereka juga buta sejarah.
Dalam pertemuan dengan Siswa SMA Paya Bakong Aceh Utara, mereka hanya bengong dan bingung saat saya menyebut Nama Teuku Markam pengusaha Aceh yang menyumbang emas di puncak Monas, Habib Bugak yang memberikan waqaf Baitul 'Asyi di Mekkah, atau bagaimana saudagar Aceh tempo Doeloe yang patungan membeli tanah FOBA (Fund Oentoek Bantuan Atjeh) di Jakarta, saat saya menceritakan bagaimana rakyat Aceh menyumbang hartanya membeli pesawat untuk kepentingan diplomasi Indonesia di zaman kemerdekaan, mereka hanya manggut-manggut, takjub dengan keperkasaan pendahulunya. Namun sejauh ini belum ada upaya kolektif untuk mengikuti jejak indatunya, kemampuannya baru sebatas Selfi atau jago game online.
Tapi tak bijak juga rasanya kalau hanya generasi zaman Now ini yang kita hakimi karena para petinggi di negeri ini kalangan eksekutif maupun legislatif pantas juga disalahkan karena merekalah yang merebut mandat rakyat untuk memegang kendali kuasa atas Tanah Serambi Mekkah, konon lagi para penguasa politik saat ini mantan pejuang yang selalu menyuarakan pembebasan dan kemakmuran untuk rakyat Aceh atas dasar penegakan syariat Islam.
Pemuda Aceh seharusnya disiapkan sebagai generasi pejuang bermental baja yang siap mencapai gemilang kemajuan bangsa dengan menguasai tekhnologi, akrab dengan ilmu pengetahuan dan tetap berakhlak mulia.
Namun serangan narkoba dari berbagai penjuru membuat kita pesimis, apalagi tingkat kepedulian masyarakat Aceh untuk melawan narkoba masih jauh di bawah harapan bahkan terkesan apatis.
Usai magrib sudah jarang terdengar lantunan ayat suci Al Qur'an dari lidah anak-anak dan remaja kita, mereka lebih khusyuk di depan TV menikmati sinetron yang menebar racun hedonisme. Mereka di ajarkan indahnya materialistik, nikmatnya kehidupan dunia, harta kemewahan, fashion, individualistik, kehidupan malam, seakan itulah sukses kehidupan dan racun itu perlahan mulai menyatu dalam darah Generasi muda Aceh.
Aceh Stemians, saya hanya mengingatkan ! Generasi Aceh sedang disiapkan menjadi mayat hidup yang mengikuti perintah remote control endingnya mereka terbunuh perlahan oleh bangsanya sendiri.
Pilih diam ! maka kepunahan generasi Aceh akan segera tiba.
Save Generasi Aceh !!!
Terimakasih untuk FIMA (Forum Interaksi Mahasiswa) Paya Bakong yang telah memberikan kesempatan untuk berbagi dengan Adik-adik Siswa SMA 1 Paya Bakong, semoga bermanfaat...
Salam Steemit Indonesia
@zulsyarif
Sumber :
https://www.google.co.id/amp/aceh.tribunnews.com/amp/2017/03/27/22033-warga-aceh-terganggu-jiwa
Lost Aceh Generation
The ancestors of Acehnese have been a generation of high competitiveness, it is no wonder that the country ever respected and became one of the five largest Islamic kingdoms in the world, in addition to Agra in India, Morocco, Baghdad and Ottoman Turks.
Now, in the modern era, Acehnese generations become weak and left behind in every field.
The glory and greatness of them were buried the times even until to the invisible remains of debris.
Aceh which was in the past due to the high Islamic civilization is now more famous as the biggest drug supplier in Indonesia.
Aceh generations now become slaves of drugs, they are in danger of losing the future, come to this country, do not be surprised if you see many people laugh or talk themselves on the street because of mental disorders. Aceh Health Office data released by Serambi Indonesia in 2017 has written, people with mental disorders as many as 22,033 people, on average they are productive. Drugs are the main cause of mental illness in Aceh the second cause by tsunami and conflict.
The Acehnese younger generation is now losing its identity and not understanding Acehnese character anymore, it is more sad they are also blind to their history.
In a meeting with the Students of Senior High School of Paya Bakong North Aceh, they just stunned and confused when I mention the name of Teuku Markam Acehnese entrepreneur who donated gold at the top of Monas, Habib Bugak who gave waqaf Baitul 'Asyi in Mecca, or how the merchants of Aceh businessman of old bought the land for Achenese in Jakarta who are familiar call it with FOBA (Fund Oentoek Bantuan Atjeh) , when I told how the people of Aceh contributed their wealth to buy aircraft for the sake of Indonesian diplomacy in the age of independence, they just nodded, amazed by the might of his predecessor. But so far there has been no collective effort to follow the trail of ancestors, they are only ability is limited to Selfi or smart list online game.
But it is not wise also if only the generation of this era that we judge because the officials in this country executive and legislative also deserve to be blamed for they who seize the mandate of the people to take control of the Land of "Serambi Mekkah" supposedly again the former political rulers of the former a warrior who always voiced liberation and prosperity for the acehnese people on the basis of enforcement of Islamic Shari'a.
Youth Achenese should be prepared as a generation of steel-minded warriors who are ready to achieve the glorious progress of the nation by mastering the technology, familiar with science and remain be noble.
But the massive drug attacks from various direction make us pessimistic, let alone the level of concern for Achenese to fight drugs is still far below expectations even impressed apathetic.
After sunset is rarely heard chanting the holy verses of the Qur'an from the tongue of our children and teens, they are more solemn in front of the TV enjoying soap operas that spread poison hedonism. They are taught the beauty of materialistic, the joy of life of the world, the treasures of luxury, fashion, individualistic, nightlife, as if that's the success of life and the poison slowly began to unite in the blood of the young Achenese generation.
Aceh Stemians, I just reminded! Achenese Generation are being prepared into the undead following the remote control command finnaly they are killed slowly by their own people... they kill by Drugs
Choose silence!
then the extinction of Aceh generation will soon arrive.
Save the youth Achenese Generation.. !!!
Thank you for FIMA (Student Interaction Forum) of Paya Bakong who has given opportunity to share with High School Students of Paya Bakong, hopefully useful ...
Regards
@zulsyarif
semua akibat pengaruh budaya luar
follow dan vote back ya kak! @channa
Saya rasa penduduk negeri ini sudah dikutuk akibat dosa yang diperbuat secara terus menerus dan berkelanjutan.
Berarti harus ada tobat masal
mantap bg....mnyoe na acara lage nyan bg neu pakat lon2 sigoe bg...
hehehehehe
Bereh mul... x ukeu mul ta kontak...
Saya rasa hal ini terjadi bukan karena mereka sendiri, kurangnya pantauan org tua sehingga mereka salah dalam bergaul. Dan juga kurang nya pertahanan negeri kita sekarang sehingga sangat mudah bagi mereka para bos2 narkoba masuk ke wilayah kita.
Soal sejarah, ini lah akibat sudah tidak ada lagi pendidikan sejarah di sekolah. Mungkin generasi 90-an kami dulu ada pelajaran sejarah di sekolah, sehingga sampai sekarang masih mencari tau tentang sejarah Aceh.
Sepakat pon, tapi menurut saya kepedulian lingkungan jauh lebih penting karena saat pemerintah lengah Masyarakat menjadi benteng terakhir untuk saling menjaga, saya setuju pelajaran sekolah menjadi salah satu pelajaran yang wajib di ajarkan di sekolah khususnya sejarah lokal
Seperti hal yg terjadi di tempat sya tinggal bang, tahun lalu sudah di tangkap tapi sekarang tumbuh bibit baru yg mungkin lebih parah dari sebelumnya.
Sungguh bermanfaat dan termotivasi untuk generasi bangsa kitaa.
pengaruh budaya luar sehingga generasi pemuda sekarang sudah mengikuti perkembangan zaman, ini kembali lagi pemantauan orang tua yang selalu mengawal,
sekarang ini Generasi Aceh sedang disiapkan menjadi mayat hidup yang mengikuti perintah remote control endingnya mereka terbunuh perlahan oleh bangsanya sendiri.
ini perlu perhahatian dari para penguasa² untuk mengayaumi generasi supaya tinggal pergunaan narkoba tidak meningkat.
#sejarah sangat perlu untuk terus di pelajari oleh generasi bangsa, jika kita mengenal sejarah maka kita akan mengenal jati diri kita.
May be we should prepare something bigger than our dream sir.. Insya Allah we can do it if we can work together between all generations, right ?
this is my new account sir. The old one was not active because i lost my password :D
Congratulations @zulsyarif! You received a personal award!
Click here to view your Board
Congratulations @zulsyarif! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard: