Hafizh dan Puisi-Puisinya | Hafizh and Poems
SIAPA yang tak kenal Hafizh dalam kesastraan Persia. Selain seorang sufi, ia juga penyair paling terkenal dan dicintai penikmat syair/puisi di Persia (Iran). Hafizh bernama asli Syamsuddin Muhammad Hafizh (kira-kira 1320-1389 M). Bagi orang Persia, puisi-puisinya bukanlah "sastra klasik" dari sebuah masa silam yang jauh, melainkan kearifan yang dihargai dari seorang sahabat intim yang terkasih.
Lirik puisi Hafizh mengalir dengan penghargaan yang luarbiasa tentang keindahan, kekayaan hidup, dan hubungan dengan Tuhannya yang sangat dekat. Sebagaimana para sufi lainnya, Hafizh menjadikan Tuhan sebagai Kekasih. Ia rela menerima apa saja dari Tuhannya dengan lapang dada. Ia telah memasrahkan jiwa, raga, dan segala yang dimiliki di dunia ini sebagai milik Kekasihnya. Dan ia tak punya apa-apa selain penghambat yang murni kepada Allah, sebagai kekasihnya itu.
Puisinya menggarisbawahi tahap-tahap "Jalan Cinta" kaum sufi. Sebuah petualangan dari penyingkapan batiniah di mana cinta memendarkan batasan-batasan dan belenggu-belenggu pribadi untuk bergabung dengan proses pertumbuhan dan transformasi yang lebih besar. Melalui proses cinta ini, cinta manusia menjadi cinta ilahiah puncaknya sang pecinta bersatu dengan sang sumber dan tujuan segala cinta, yang disebut Hafizh sebagai Kekasih Ilahi.
Berikut ini, penulis menyajikan dua puisi Hafizh:
SELEMBAR UNDANGAN ILAHI
Engkau telah diundang untuk menemui Sang Sahabat.
Tak seorang pun mampu menolak Undangan Ilahi.
Hanya dua pilihan tersisa untuk kita sekarang:
Kita penuhi undangan Tuhan
bergegas menari,
Atau
Dibawa di atas usungan
menuju Bangsal-Nya.
KITA MESTI BICARA TENTANG MASALAH INI
Sesosok Makhluk Cantik
hidup dalam liang yang engkau gali.
Ketika malam menjelang
kusebar buah dan benih
dan kupasang bejana-bejana kecil anggur dan susu
di samping gundukan tanahmu yang lembut.
Dan aku sering berkidung.
Tetapi masih saja, duhai sayangku,
Engkau tidak menampakkan diri.
Aku telah jatuh cinta pada Seseorang
yang tersembunyi di relung dirimu.
Kita mesti bicara masalah ini -
kalau tidak, Takkan kutinggalkan engkau sendiri.
HAFIZH menggunakan beberapa alat sastra Persia yang mungkin saja membingungkan pembaca pada awalnya. Dalam beberapa puisi, Hafizh seperti seorang penulis naskah yang memerankan seluruh karakter: sang pecinta, sang murid, sang Guru dan Pembimbing, suara Tuhan, bahkan kadang-kadang pembaca. Seringkali Aku, Engkau, dia [laki-laki], atau dia [perempuan], dan Hafizh, mengacu pada satu orang yang sama.[]
Tanah Luas, 2018
ENGLISH
WHO does not know Hafizh in Persian literature. Besides being a Sufi, he was also the most famous poet and loved by poets / poets in Persia (Iran). Hafizh was real name Syamsuddin Muhammad Hafizh (about 1320-1389 AD). For the Persians, his poems are not "classical literature" from a distant past, but are valued wisdom from a beloved intimate friend.
The lyrics of the poem Hafizh flow with extraordinary appreciation of beauty, wealth of life, and the relationship with his God who is very close. Like other Sufis, Hafizh made God a lover. He was willing to accept anything from his Lord gracefully. He has given away his soul, body, and everything that is owned in this world as the property of his Beloved. And he had nothing but a pure obstacle to God, as his lover.
His poem underlines the Sufi's "Path of Love" stages. An adventure of inner disclosure where love exposes personal boundaries and fetters to join the process of greater growth and transformation. Through this process of love, human love becomes the ultimate divine love the lover unites with the source and purpose of all love, which is called Hafizh as a Divine Beloved.
Following this, the author presents two Hafizh poems:
A DIVINE INVITATION
You have been invited to meet the Friend.
No one is able to reject the Divine Invitation.
Only two choices remain for us now:
We fulfill God's invitation
hurry up to dance,
Or
Taken on a stretcher
towards His Ward.
WE MUST TALK ABOUT THIS PROBLEM
Beautiful creatures
live in a hole that you dig.
When night approaches
I spread fruit and seeds
and I put small vessels of wine and milk
next to your soft earth mound.
And I often hold a seat.
But still, duhai my darling,
You do not appear.
I have fallen in love with someone
hidden in your niche.
We have to talk about this problem -
otherwise, I will not leave you alone.
HAFIZH uses several Persian literary tools that might confuse the reader at first. In some poems, Hafizh is like a scriptwriter who plays all the characters: the lover, the student, the teacher and mentor, God's voice, sometimes even the reader. Often I, You, he [male], or he [female], and Hafizh, refer to the same person. []
Congratulations @mahdi-idris! You received a personal award!
Click here to view your Board
Congratulations @mahdi-idris! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!