Kapan Kata “Saya” Dipakai Dalam Menulis Feature?
Ibarat lukisan, news itu sketsanya, feature kemudian memberi warna hingga enak dibaca.
Pada tulisan saya sebelumnya, Jurnalisme Sastrawi Bukan Perkawinan Jurnalistik dan Sastra [https://steemit.com/jurnalismesastrawi/@isnorman/jurnalisme-sastrawi-bukan-perkawinan-jurnalistik-dan-sastra ] telah membahas tentang penulis sebagai “tokoh” dalam tulisan. Seperti dilakukan Tom Wolfe penggagas new journalism dalam laporannya tentang perang Vietnam.
Sekarang mari kita bahas tentang kapan penulis sebagai “tokoh” bisa menggunakan kata “saya” atau “aku” dalam tulisannya. Namun sebelumnya perlu diingat dulu bahwa dalam seuah feature penulis harus mampu menghadirkan “mesin” untuk memikat agar pembaca mau membaca secara keseluruhan. Harus ada delayed-delayed lead di dalamnya. Tentang ini akan dibahas dalam tulisan lain nantinya.
Mengisi pelatihan jurnalistik bersama @acehpungo Taufik Almubarak
Kembali ke kata “aku” atau “saya” dalam feature. Ada beberapa tempat dan situasi yang bisa menggunakan kata “saya” atau “aku” dalam penulisan feature, misalnya, ketika penulis ikut menjadi pelaku atau saksi mata dari suatu peristiwa.
Seperti Tom Wolfe yang menceritakan dengan detil kesaksiaannya terhadap peristiwa perang di Vietnam. Ia mampu menggugah pembaca, sehingga muncul simpati dunia untuk korban perang. Begitu juga dalam feature tentang efek bom Hiroshima dan Nagasaki yang ditulis John Hersey yang menjadi karya jurnalisme terbaik abad ke-20.
Kemudian kata “saya” atau “aku” juga bisa digunakan ketika tak ada orang lain dalam babak tertentu sebuah tulisan yang menguatkan pernyataan nara sumber tunggal. Pada kondisi seperti ini, penulis bisa memasukkan perannya sebagai “tokoh” untuk penggambaran suasana.
Selain itu kata “saya” atau “aku” juga bisa digunakan dalam mengambarkan laporan perjalanan, “saya” atau “aku” hadir dalam tulisan sebagai pengganti pembaca. Kata “saya” atau “aku” bisa juga digunakan untuk menerangkan prosedur. Misalnya, “Saya mendapat data ini……”, “Saya menanyainya [nara sumber], “Katanya kepada saya…” dan lain sebagainya.
Tapi perlu diingat, saat menulis tidak perlu bertele-tele dengan kata, tapi memberikan gambaran yang detil. Kemudian jangan pula beropini, tapi ceritakan dengan baik. Manjakan pembaca dengan kalimat-kalimat pendek, jangan buat pembaca bingung. Gunakan plot untuk membawa pembaca menuju klimak sebuah feature.
Lebih penting dari itu semua adalah, segera menulis. Karena sebanyak apa pun teori kalau tidak dipraktekkan, tak akan bermakna apa-apa. Jangan tunda menulis hanya karena takut salah. Tapi salahlah dalam menulis agar tahu memperbaikinya. Jangan terjebak pada ungkapan “susah memulai, susah mengakhiri,” tapi segera dan segeralah menulisnya.
Wah saya sudah lama ingin bisa menulis feature. Terima kasih infonya. Bagsimana jika memakai cantelan berita sebagai pembukanya?
Boleh, asal singkat, padat, jelas, dan memikat pembaca untuk melanjutkan membaca ke paragraf selanjutnya. Tapi usahakan ada "jembatan" penghubung antar paragraf sehingga tulisannya mengalir tidak patah-patah.
gudang pustaka sudah hadir memberi inpirasi tentang bagaimana menulis yang baik
Makasih sudah membaca, senang kalau bisa menginspirasi.
Terima kadih infonya. Teori sudah banyak dilahap. Pas tulis madih meucawoe aja. Saya tunggu bahasan tentan delay-delayed belum ngerti.
Kalau sudah ada teori langsung dan langsung saja menuliskannya. tentang delayed lead akan kita bahas di tulisan lain nantinya.
Duet maut Iskandar Norman dengan Taufik Almubarak.
Sukses selalu.
Sukses juga buat Safri.
Terima kasih sekali ilmunya bang, saya sedang belajar menulis dan ilmu yang abang sampaikan sangat bermanfaat bagi saya pribadi, kalimat diatas menjadi motivasi baru bagi saya, salam kenal dan sukses terus ya bang @isnorman :)
terimakasih sudah mebacanya, teruslah menulis hingga kita tidak tahu lagi apa yang harus kita tulis.
Ha ha ha ha.. Setuju bang..
harus setuju, yang penting tulis dan tulis, soal vote dan reward itu hanya bonusnya.
Makasih ilmunya bang. Bermanfaat banget!
Sama-sama, semoga bisa terus berbagi pengetahuan