Mereka Yang Sering Terlupakan
Filosofi Cangkang Telur? Tidak terlalu keren ya. Kurang menarik dibandingkan Filosofi Kopi, atau Filosofi Ombak. Tapi tanpa kira sadari, sikap dasar yang membentuk kehidupan sosial ala aktivis ataupun berorganisasi, bahkan pencapaian dalam kehidupan, adalah sikap yang dilandasi filosofi itu.
Di balik pencapaian-pencapaian melangit, selalu ada pengorbanan, kesetiaan, dukungan, dan kerelaan. Tanpa riuh rendah, dalam bayangan, tidak terkena sorot cahaya yang menerangi panggung penghargaan.
Orang-orang dengan kerendahan hati yang memilih menjadi bumi di bawah panggung, penopang yang tak terlihat dunia, lantai panggung, bangku tempat bersandar, bahu tempat menangis, telinga yang siap mendengar tanpa menyela tempat segala curhat mengalir lepas dan mengurangi beban. Lisan yang memberi semangat walau bukan kata motivasi nan indah, hanya sebatas kalimat singkat.
Ayo kamu bisa. Semangat ya. Kita coba lagi, yuk. Insyaallah, yang terbaik akan datang selepas usaha.
Orang-orang yang sering terlupakan saat yang lain berada di langit keberhasilan, tapi selalu jadi pelabuhan saat badai datang. Tak jarang bahkan pelabuhan yang mendatangi kapal. Yang dengan senyum datang menyapa ketika kita jatuh. Menguatkan dengan tanpa menyebutkan bagaimana kita lupa mereka ada. Tak jarang, mereka kembali terlupakan saat keberhasilan kembali diraih.
Para pemenang yang sebenarnya, inspirator yang sesungguhnya, motivator kelas dunia dan akhirat. Yang tujuan hidupnya adalah berusaha melakukan hal baik, bukan minta diperlakukan baik.
Sikap yang layak kita namai Filosofi Cangkang Telur. Melindungi, menjadikan diri sebagai buaian pelindung, melindungi kita dengan diri mereka sebagai perisai. Hingga kita siap, cukup kuat. Lalu meninggalkan mereka untuk menjelajahi semesta. Menapaki dunia. Tak mengeluh bahkan walau mereka harus remuk. Merelakan rasa sakit dan kepedihan demi kebaikan dan keberhasilan kita.
Siapa mereka? Saya tidak ingin menyebut satu namapun. Biarlah setiap hati kita menjawab dengan jujur. Karena jawaban kita bisa saja sama, tapi sangat mungkin juga berbeda.
Lalu, bagaimana cara berterima kasih pada mereka? Pujian, penghargaan? Mereka besar kemungkinan akan tersenyum lembut menolaknya.
Meneruskan sikap itu, menurut saya adalah penghargaan terbaik. Menjadi anyaman selanjutnya dalam untaian tali kebaikan.
#indonesiabisalebihbaik
#TakeActionRebuildTheNation
Image source:
PresleyMpofu
Pexels
Teduh hatiku membaca rangkaian kata bentuk kalimat di dalam paragraf demi paragraf yang teruntai. Ah, indah dan bermakna.
Tiada yang ingin kusangkal, karena seluruhnya benar adanya.
Thanks untuk tulisan sekaligus soft reminder ini. Honestly, I really wanna be like this! Menerapkan filosofi cangkang telur. Berat memang, tapi mencoba dan berusaha, tentu jadi langkah terbaik, ya!
Thanks,Bang. Bismillah, yuk!
Yuk kak. Tapi kakak meneduh hatinya, saya malah deg-degan. Gimana rasanya gitu, dipuji sama senior.