Theme and Title in Writing | Tema dan Judul Dalam Menulis | #AyoMenulis_14
By @ayijufridar
A sentence should not contain redundant words, a paragraph containing no redundant phrases, exactly an image that should not contain a redundant line, and the machine does not include unnecessary parts.
(William Strunk Jr. - writer)
One of the questions that often arise in the training of authorship is, from where a writing to start. The question then develops into, when should a writer start a post. Often also comes the question, write the title first or wait until the writing is finished.
If an article depends on an idea, it means that a writing will not be born without an idea. Can not we write without a title? What about the mood?
Ideas are ideas. When it comes, it is a momentary instantaneous tug that must be fastened by writing it. The process of coming ideas can not be explained, as Archimedes discovered the law of volume, eureka! The idea came quickly, sometimes running away faster.
The writer from Indonesia, Kurnia Effendi, binds the idea by writing the title. Behind an early title-say so because it might change when editing-a story is saved. Keff-Kurnia Effendi's familiar nickname-can remember the story just by writing the title only. That's the way it might fit or even be unsuitable for adoption. Each author has a different way.
We can still write even if the idea does not exist. How to? When the idea dries, I usually force the idea to come to write anything that looks, thinks, feels, or smells. One word that flashed or a visible object I poured directly into the sentence and then into a paragraph. Ideas usually come by themselves. Indeed, one or two stuck and the idea did not come. If it were so, I let the writing and someday be resumed.
However, it's just to write fiction. To write an opinion, can not be so. We must determine the theme of what should be written, what reference is needed, what theory supports, and what data is needed, and how the solution is. Every opinion needs a solution. Many opinions are rejected by the editor because it only explains the problem, thrusting the case, but not solutif.
In the fictional world, I tend to free myself to write with all the themes and genres. I used to focus on teenage stories, and now more diverse. However, for my opinion focus for literary and cultural writings, elections and democracy, economics and business, as well as journalism. The choice is in accordance with educational background and professional career. However, the choice is still very wide.
The formula is, choose a theme that we master and if we like because it will make writing work into fun activities, such as hobby distribution. No one is paid when distributing hobbies, usually paying.
Title or writing first?
There is no standard formula. If it is comfortable with the title first, yes, please. If making the title later also not a problem. Clearly, the title should reflect the content. Some assume by writing the title first curb creativity. But there is also a consider if not write the title then the writing is not focused.
A number of guides in writing titles:
For opinions, ideally 3-5 word titles. If it can be three words, it's better. Two words, originally in context, are also interesting.
Look for a poetic title as well as full of meaning.
Do not give priority to poetic but not connect with content.
Make a play on a famous classic quote, or a play of legendary literary works. For example, @teukukemalfasya once made the title of opinion "I Dissect Then I Am" which is a play on Aristotle's words, I think then I am (cogito, ergo sum). Others write creative opinion titles in Kompas (daily in Indonesia); "Waiting (Ang) Godot" for Anggodo's legal case when it disappeared. For those who like to read, must have heard the work of Nobel laureate Samuel Beckett, entitled "Waiting for Godot".
Avoid creating clichéthical or sloganistic titles such as "Bridge Failure to Success" or "Life is a Struggle" or such a title.
Do not have too many acronyms in the title. One common acronym, is enough. Acronyms that are too much just confuse the reader. Foreign readers who are studying Indonesian, often complain about the number of acronyms in language that are hard to find meaning in the dictionary. So, avoid as much as possible akronom.
That's Steemian's best friend. Hopefully this post is quite helpful in writing.
Creative Greetings:
@ayijufridar
Tema dan Judul Dalam Menulis #AyoMenulis_14
Oleh @ayijufridar
Sebuah kalimat mestinya tidak mengandung kata-kata mubazir, sebuah paragraf tidak mengandung kalimat mubazir, persis ebuah gambar yang mestinya tidak mengandung garis mubazir, dan mesin tidak menyertakan onderdil yang tak diperlukan.
(William Strunk Jr – penulis)
SALAH satu pertanyaan yang sering muncul dalam pelatihan kepenulisan adalah, dari mana sebuah tulisan itu lahir. Pertanyaan itu kemudian berkembang menjadi, kapan sebaiknya seorang penulis memulai sebuah tulisan. Sering juga meuncul pertanyaan, menulis judul dulu atau menunggu sampai tulisan selesai.
Kalau sebuah tulisan bergantung pada ide, berarti sebuah tulisan tidak akan lahir tanpa ide. Apakah kita tidak bisa menulis tanpa judul? Bagaimana dengan mood?
Ide adalah gagasan. Ketika datang, ia berupa letikan sesaat yang harus segera diikat dengan cara menulisnya. Proses datangnya ide tidak bisa dijelaskan, seperti Archimedes menemukan hukum volume, eureka! Ide itu datang dengan cepat, kadang langsung kabur dengan lebih cepat lagi.
Sastrawan Kurnia Effendi mengikat ide dengan menulis judul. Di balik sebuah judul awal—katakanlah demikian karena bisa saja berubah saat editing—tersimpan sebuah kisah. Keff—panggilan akrab Kurnia Effendi—bisa mengingat kisah itu hanya dengan menuliskan judul saja. Itu caranya yang bisa saja cocok atau malah tidak cocok untuk diadopsi. Setiap penulis memiliki cara berbeda.
Kita tetap bisa menulis meski ide itu tak ada. Bagaimana caranya? Ketika kering ide, saya biasanya memaksakan ide itu datang menulis apa saja yang terlihat, terpikirkan, terasa, ataupun terbaui. Satu kata yang terlintas atau satu benda yang terlihat langsung saya tuangkan dalam kalimat dan kemudian menjadi paragraf. Ide biasanya datang dengan sendirinya. Memang, satu atau dua kali mentok dan ide tak datang. Kalau sudah begitu, saya biarkan tulisan itu dan suatu saat nanti bisa dilanjutkan.
Namun, itu hanya untuk menulis fiksi. Untuk menulis opini, tidak bisa demikian. Kita harus menentukan tema tentang apa yang harus ditulis, referensi apa saja yang diperlukan, teori apa yang mendukung, dan data apa saja yang diperlukan, serta bagaimana solusinya. Setiap opini membutuhkan solusi. Banyak opini yang ditolak redaksi karena hanya memaparkan persoalan, menyodorkan kasus, tetapi tidak solutif.
Dalam dunia fiksi, saya cenderung membebaskan diri menulis dengan semua tema dan genre. Dulu saya fokus ke kisah remaja, dan kini lebih beragam. Namun, untuk opini saya fokus untuk tulisan sastra dan budaya, kepemiluan dan demokrasi, ekonomi dan bisnis, serta jurnalistik. Pilihan itu sesuai dengan latar pendidikan serta karier profesionalisme. Meski demikian, pilihan itu masih sangat luas.
Rumusnya adalah, pilihlah tema yang kita kuasai dan kalau bisa kita sukai sebab akan membuat pekerjaan menulis menjadi kegiatan yang menyenangkan, seperti penyaluran hobi. Tidak ada orang yang dibayar ketika menyalurkan hobi, biasanya malah membayar.
Judul dulu atau tulisan dulu?
Tidak ada rumusan baku. Kalau memang nyaman dengan judul dulu, ya, silakan. Kalau membuat judul belakangan juga tidak jadi masalah. Yang jelas, judul harus mencerminkan isi. Ada yang menganggap dengan menulis judul dulu mengekang kreativitas. Tapi ada juga yang menganggap jika tidak menulis judul maka tulisan tidak fokus.
Sejumlah panduan dalam menulis judul:
Untuk opini, idealnya judul 3-5 kata. Jika bisa tiga kata, itu lebih baik. Dua kata, asal sesuai konteks, juga menarik.
Carilah judul yang puitis sekaligus sarat makna.
Jangan mengutamakan puitis tetapi tidak nyambung dengan isi.
Membuat plesetan dari kutipan klasik yang sudah terkenal, atau plesetan karya sastra yang melegenda. Misalnya, @teukukemalfasya pernah membuat judul opini “Aku Menggusur Maka Aku Ada” yang merupakan plesetan dari ucapan Aristoteles, aku berpikir maka aku ada (cogito, ergo sum). Ada juga yang menulis judul opini dengan kreatif; “Menunggu (Ang)godot” untuk kasus hukum Anggodo yang ketika itu menghilang. Bagi yang suka membaca, pasti pernah mendengar karya penulis penerima Nobel, Samuel Beckett, yang berjudul “Waiting for Godot”.
Hindari membuat judul klise atau sloganistik seperti “Kegagalan Jembatan Menuju Keberhasilan” atau “Hidup adalah Perjuangan” atau judul semacam itu.
Jangan terlalu banyak akronim di judul. Satu akronim yang umum, sudah cukup. Akronim yang terlalu banyak justru membingungkan pembaca. Pembaca dari luar negeri yang sedang memelajari bahasa Indonesia, sering mengeluh banyaknya akronim dalam bahasa yang sulit ditemukan artinya dalam kamus. Jadi, sebisa mungkin hindari akronom.
Begitulah sahabat Steemian sekalian. Semoga postingan ini cukup membantu dalam menulis.
Salam Kreatif:
@ayijufridar
Terima kasih bang @ayijufridar atas postingan yang ada tulis ini
Dengan tulisan yang saya baca barusan, setidaknya ada 2 atau 3 ilmu yang bermanfaat
Semenjak saya bergabung di steemit saya menjadi suka untuk menulis walaupun saya masihlah hancur dalam menulis dengan baik dan benar
Bergabung di steemit merupakan suatu hal baik karena bisa melihat karya2 Mr @ayijufridar dan @teukukemalfasya
Thanks for your writing :)
Nice effort.
Thanks so much @mahbubalam...
Nice Post. I don't have a writing machine anymore. I follow you now.
If you like my Posts, just Follow me and Resteem and Upvote my Posts. @thunderland
Thanks a lot @thunderland. See you...
Postingan yang luar biasa. Postingan ini bisa menjadi ilmu bagi saya dalam dunia penulisan sehingga akan lebih mematangkan tulisan atau karya kecil yang sering saya coba-coba. Hehehe. Sukses terus ya bg @ayijufridar.
The Engkish writing skill of bang @ayijufridar got progress! Wow
@originalworks
Terima kasih @bahagia-arbi. Saleum takzim...
The @OriginalWorks bot has determined this post by @ayijufridar to be original material and upvoted it!
To call @OriginalWorks, simply reply to any post with @originalworks or !originalworks in your message!
To enter this post into the daily RESTEEM contest, upvote this comment! The user with the most upvotes on their @OriginalWorks comment will win!
For more information, Click Here!
Special thanks to @reggaemuffin for being a supporter! Vote him as a witness to help make Steemit a better place!
Kayaknya saya harus belajar nih sama abang soal satu ini, suka pusing milih judul! Kepanjangan jelek, kependekan nggak dapat rasanya... hedeh!
Sista @mariskalubis suka merendah neh, nanti jadi rendaaaah bangets jadi nggak cakep lagi. Judul-judul postingan @mariskalubis selama ini cukup menggoda sekaligus menjebak. Saya selalu hati-hati membaca judul agar tidak terpelesat pikiran. Kadang judulnya terkesan sensual, setelah dibaca malah isinya sangat positif. Itu kelebihan @mariskalubis, selalu kelebihan-kelebihan lainnya, kecuali kelebihan berat badan.
Aduh bang, jangan dong kelebihan berat badan... repot! Wkwkwk
Betul, semua orang mengagumi kelebihan Sista @mariskalubis, kecuali kelebihan berat bada, yaaa. Hehehehehehe....
Urusan yang satu ini selalu sensi buat perempuan! Hahaha...
Buat lelaki juga @mariskalubis. Saya pernah dimarahin seorang kawan di depan CS sebuah bank. Karena sudah lama tidak berjumpa, saya menyapanya dan mengatakan dia sudah lebih gemuka (faktanya emang gitu). Di luar dugaan, dia malah marah-marah, Mau dia gemuk atau kurus, itu bukan urusan saya, katanya. Tercengang diriku mendapat jawaban ketus seperti itu.
Huahahahaha... gak apa2 berarti masih ada keinginan kurus, daripada sekarang banyak yang berlebihan berat badan tapi acuh saja dan over pede. Bilangnya, tak apa yang penting sehat, padahal mana ada gendut sehat, ya?
Kecuali gendut kantongnya, baru itu sehat, yaaa....
Bg ayi. Kapan2 mau ya ajarin saya menulis yang bagus.
Bisa @abupasi.alachy. Kapan ke Lhokseumawe, kita ngobar sambil posting.
Oooh insyaAllah bg. Kalau bg ayi ada waktu.
Congratulations @ayijufridar! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Bereh that tulisan bg @ayijufridar
meutamah ileme ureung yang baca
Thanks so much @syifayulinnas. Alhamdulillah nyoe na manfaat. Saleum.