Pengemis Bercadar

in #writing6 years ago (edited)

nikab.jpg
FOTO: Ilustrasi

TERUS terang saya termasuk orang yang agak memilah dan memilih saat memberi sedekah kepada pengemis yang setiap hari mampir ke toko.

Meski beberapa teungku, ustadz, dan banyak guru spiritual saya menasihati agar memberi itu jangan pilih-pilih, berikan saja sedekah itu. Tetapi, tetap saja ada ganjalan di hati saat datang sang pengemis meminta sedekah.

Pernah suatu hari, sedikit rajin menghitung jumlah pengemis yang mampir, mulai pagi pukul 08.00 WIB hingga jelang dzuhur sudah ada lebih dari 15 pengemis datang. Macam ragam penampilan, mulai dari yang lumpuh, kumuh, hingga pura-pura lumpuh.

Ada yag datang dengan gagah, tanpa cacat, atau bahkan pernah hari itu ada pengemis cukup berpenampilan. Saya kira hendak membeli sesuatu, rupanya langsung menengadahkan datang, minta sedekah. Heran, tentu! sehat bugar bersih tetapi tangannya di bawah meminta belas kasihan.

Karena sudah semakin sering kedatangan pengemis, maklum setengah hari kehidupan saya berada di pasar,, saya iseng survei sederhana. Lebih tepat investigasi sederhana.

Pukul 07.00 WIB di kawasan Rukoh dengan pengamatan alakadarnya, saya dapati seorang tua sehat bugar yang saya kenali sebagai pengemis. Dihantar pakai sepeda motor, membuka pagi dengan segelas kopi dan nasi gurih. Ia begitu menikmatinya.

Sekitar 30 menit, lelaki tua itu membuka alas kain karung lalu meletakannya di tanah. Selesai ia membayar kopi dan sarapan pagi, ia duduk di sehelai tikar karung lalu jalan ngesot menuju pusat pasar. Masya Allah! begitulah ia menjalani hidup.

Sudah agak lama juga saya memperhatikan perilaku pengemis jalanan di Banda Aceh, belakangan di pasar ini sudah sangat banyak orang mencari derma. Satu toko bisa ditangain sampai sepuluh peminta derma dengan ragam cara. Sebagai pelengkap, kini sudah hadir grup dari daerah para peminta sedekah untuk pembangunan pesantren atau dayah.

Khusus tipe ini, saya juga harus selektif. Tidak semua atas nama pengumpul sedekah dari dayah dan pesantren itu jujur, ada juga yang menipu. Contoh kasus suda dilaporkan ke polisi beberapa waktu lalu dan viral di sosial media. Saat itu santri Dayah Mini Darussalam memergoki perempuan peminta sumbangan dari pesantren, ternyata gadungan.

Soal peminta-minta ini, memang agak mengkhawatirkan belakangan ini. Kita diuji keimanan dan keikhlasan. Antara memberi dan tidak, itu ujian berat. Celakanya, pagi hari saat dagangan kita beli terjual sempurna, seorang pengemis sudah bisa menukar uang recehan seribu sejumlah 300 ribu rupiah. Pagi itu!

Trend mengemis juga mulai beragam, suatu hari masih di bulan ini. Datang seorang perempuan bercadar, teryata juga menjalani misi sebagai peminta. Ya Allah!

Kasihan para jilbaber dan para muslimat bercadar lainnya. Saya pun yakin, si perempuan pengemis bercadar itu juga hanya akal-akalan saja agar tak terlihat wajahnya.

Terjawab keraguan ini, ternyata dia adalah pengemis yang ditangkap beberapa waktu lalu. Waw, hebat rupanya ia sudah lepas dan kembali ke jalanan. Melihat ini, teringat para tersangka koruptor yang ujug-ujug berjilbab atau bercadar ketika ditangap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sekedar catatan saja, tulisan ini tidak mengajak anda untuk tidak bersedekah dan membeda-bedakan saat memberi. Dengan rasa, saya yakin anda akan tahu dan paham sendiri kemana uang derma kita bisa disalurkan. Jangan sampai jatuh ke tangan penjahat manusia malas yang bergantung kepada kepolosan para dermawan ahli sedekah.

Anda bisa tidak setuju dengan alasan saya, berikanlah kepada haknya kelebihan harta itu.

Sort:  

Saya sependapat dengan bg @ariframdan 👍

Saya juga sepakat nih

Posted using Partiko Android

Ini artikel bagus.. resteem ke 7721 follower yaa.. ;-) Segera klaim airdrop kita dari Byteball!. (Sedikit kontribusi kami sebagai witness untuk komunitas Steemit bahasa Indonesia.)

Saya setuju dgn alasan anda. Seharusnya kalau bersedekah digalakkan tetapi mereka diluar sana salah anggap tentang sedekah. Mereka pikir mereka akan hidup senang jika mereka minta sedekah. Bagi saya,jika mereka yang menipu untuk jadi sakit sekali terus minta sedekah,itu urusan mereka sama Tuhan. Yang penting kita dapat pahala. Kita cuma berkongsi kesenangan kita bila kita diuji dengan kesenangan. Terima kasih di atas artikelnya.
Upvote.

Posted using Partiko iOS

Rombongan pengemis ini juga sering datang ke Takengon. Rombongan ini kemudian hilang begitu saja. Mungkin pin dah ke daerah lain. Mereka menginap di sebuah penginapan bersama. Lalu paginya beraksi lagi

Posted using Partiko Android

Bersedekahlah dengan ikhlas karena Allah menilai niat sedekah kita, bukan untuk siapa yang kita pilih untuk bersedekah.👍🙏

kadang bikin weuh hate, pas yang datang tu orang tuaaa kali, sedih hati rasanya. kasih, kayaknya salah tempat, gak kasih kok merasa berdosa.

Tapi. Saya mulai paham. Mana Yang asli mana Yang gadungan ... Tapi itulah takut juga Kalo Pas Yang datang malaikat menyamar