Cara Mati Ala Steemian
KEMATIAN itu pasti, ianya akan menghampiri setiap yang bernyawa di muka bumi ini. Kita manusia, akan menghadapai kematian itu kapan pun dan dalam keadaan seperti apapun.
Mati adalah pintu menuju kehidupan abadi, kematian bukan beristirahat sebagaimana kita acap memahaminya. Kita sering menyebut, kembali ke peristirahatan terakhir manakala ada sanak saudara, teman yang meninggal dunia.
Mati sering menjadi permasalah manakala ditulis tidak dalam rasa kemanusiaan. Judul-judul berita medi dalam memuat peristiwa kematian sering memuat kata “tewas” pun akan bermasalah di selera pembaca.
“Laka Lantas Dua Tewas”, “Bayi Tewas Tertimpa Pohoh”, “Lelaki Tua Tewas Digorok Penjahat”, adalah judul-judul kematian yang sering tak enak dibaca.
Pernah saya mendapat protes, jikalau menulis kata Tewas dalam judul berita kematian. Saat ditawarkan bahasa Al Quran dengan kata Mati, pun ditolak karena tidak enak di selera pembaca.
Padahal, kata Mati dari bahasa Arab dan bahasa Al Quran menyebut demikian. “Dua Orang Mati Tertabrak Mobil.” Judul itu juga tidak enak dibaca. Enaknya meninggal, mengembuskan nafas terakhir.
Mati ditakuti orang yang tidak siap menghadapinya, kematian itu juga agak ditakuti para penggila dunia. Untuk tidak mati, beragam cara dilakukan, aturan keselematan berkendara dan segala aturan di dunia pekerjaan, rata-rata menghindari kematian terjadi sia-sia.
Soal kematian itu soal kebiasaan hidup, orang berjudi biasanya menemui ajal di arena perjudian. Orang mabuk sering kita jumpai mati dalam keadaaan mabuk minuman keras.
Pernah kan? membaca berita kematian anak muda saat pesta narkoba. Pernah juga kita baca berita ada yang mati saat berselfie ria di tempat wisata. Tidak sedikit kita membaca berita pejabat mati di kamar hotel bersama selingkuhannya.
Ijrail datang ketika orang sedang shalat, banyak berita seperti ini kita baca dan sangat mengharukan. Ada orang mati dalam sujud, ada orang mati ketika membaca Alquran.
[source: tribunnews]
Ragam cara kematian itu terjadi menghampiri manusia. Tentu kita ingin mati dalam keadaan baik.
Ibnu Katsir berkata, “Barang siapa yang terbiasa mengerjakan sesuatu, maka akan ditutup ajalnya dengan kebiasaan tersebut.”
Terbiasa, ini kata kuncinya. Terbiasa menebar kebaikan, ia akan mati dalam kebaikan. Terbiasa menulis kebaikan di jagat Steemit dia akan mati dalam keadaan demikian.
Terbiasa menulis lucah atau porno di jagat maya, ia akan meninggalkan jejak kelucahannya itu sebelum kematian tiba.
Kita memilih yang mana? Bisa jadi kita sedang meratapi melemahnya SDB lalu Sang Pencabut Nyawa datang. Atau sedang bersyukur atas setiap keadaan dalam setiap tulisannya, atau juga sedang menyiapka satu tulisan terbaik agar jagat maya tercerahkan dari beragam sisi.
Steemian yang baik, tentu kita ingin segalanya indah, kita menutup semua dengan keindahan dan kebaikan, Sebagaimana kata Ibnu Katsir:
“Barang siapa yang terbiasa mengerjakan sesuatu, maka akan ditutup ajalnya degan kebiasaan tersebut.”
Kematian adalah Pintu, semua orang akan masuk ke pintu itu. Pintu menuju keabadian hidup yang sebenar.