Kartini menikah, Akupun suatu saat nanti
Terjawab sudah keresahanku selama ini, aku fikir aku akan terus seegois ini, aku fikir aku akan sekeras dan sebatu ini, aku fikir aku akan seambisius dan menggebu-gebu seperti ini, juga ketakutan dan segala kekhawatiran yang selama ini kufikirakan dan kubayangkan terobati sudah dengan sebuah kenyataan bahwa: “KARTINI TERNYATA MENIKAH”.
Ya, aku mengkhawatirkan sesuatu selama ini. Selama hidupku didekati oleh laki laki tentu pernah beberapa kali aku rasa, mereka punya banyak sekali cara untuk membuat perempuan jatuh dalam genggamanya, seseorang diantara mereka pernah berkata padaku “kau tau? Aku tidak butuh wanita yang punya pemikiran dan intelektual tinggi seperti yang kamu impikan!” seseorang lagi berkata “kau keras kepala! Egois sekali, yang kamu fikirkan hanyalah tentang dirimu sendiri dan keingin tahuanmu yang tak membantu hidupmu sama sekali!” dan bahkan terkadang, ketika aku tengah berada dalam kelincahanku memutari pikiran dunia dalam sebuah bacaan, dia menyuruhku memilih, menemani disisinya (membuang buang waktu dengan menemaninya berduaan membiarkan nafsu datang mengelilingi ruanggan) atau ikut diskusi kemanusiaan dan mengorek ilmu pengetahuan dalam sebuah forum. Terkadang aku menertawakan dalam hati, huh laki-laki macam apa yang berfikir dangkal seperti ini, dia menyuruhku memilih sesuatu yang sama sekali bukan tandingan, siapa kau diantara buku-buku mulia yang ada di rak buku ku?.
Sebentar, aku tak sebodoh yang kalian fikirkan, sudah ku katakan mereka datang padaku dengan berbagai macam cara pendekatan, awalnya aku mengira mereka seorang seniman yang sangat mengerti arti dari sebuah kebebasan, ternyata sebagian dari mereka mengerti kebebasan hanya sekedar gaya hidup dan bukan soal pembebasan fikiran. Awalan yang lain lagi, beberapa dari mereka mengobral tentang sebuah kecintaan yang sangat menawan terhadap bacaan, memperlihatkan koleksi buku miliknya yang segudang, namun entah,! tiap kali bertukar fikiran tak ada satupun nama buku buku itu disebutkan, ohh mungkin buku itu hanya jadi sebuah hiasan, ketika mereka membuka obrolan diawal perkenalan salah satu dari mereka menceritakan angan-angan jika suatu saat nanti akan berkeliling perjalanan, menulis sajak, bahkan membaca dunia bersamaan, namun kau tau? Menemaniku keperpustakaan saja kepalanya digelengkan, tentu obrolan awal tadi hanya jadi sebuah angan-angan yang mungkin takan terealisasikan.
Ahh mereka tidak salah, hanya saja aku yang tertipu dan buru buru menyimpulkan, padahal belum tentu sesuai kenyataan. Setelah itu dua hari aku berdiam, dari beberapa orang yang aku temui itu dan kegagalan yang ku dapatkan setelah kesan-kesan pertama itu apakah mereka semua melakukan kesalahan berjamaah? Dengan hasil kegagalan yang sama. Atau kah aku yang benar benar batu dan tak memberi celah mereka untuk mengatur hidupku, lalu? Apakah aku tidak akan menikah dengan sikapku yang terus seperti ini? oh tuhan! Ahhh aku sempat ketakutan.
Aku benar memang wanita, dengan segala kelemahan dan keterbatasan, namun apakah salah jika keterbatasan itu aku sembunyikan? Selama yang kulakukan adalah sesusatu yang benar dan tidak menyakiti satu manusiapun dimuka bumi ini, aku tidak akan bisa dihentikan. Coba kau fikir? Apakah membaca buku dan mengikuti kelas kelas diskusi hingga malam adalah suatu kesalahan? Bahkan jikapun aku mati dalam perjalanan, aku sungguh lebih mulia dari pada mati dengan segelas aggur digenggaman, atau dalam perjalanan ke mall ber-Hedon ria bersama teman teman.
Kemudian aku menemukan sebuah jawaban, “KARTINI TERNYATA MENIKAH” ya! Bahkan kartini yang menentang segala adat turun temurun dengan keras kepala dan idealis yang dimilikinya pernah dikatakan “egois! Memikirkan diri sendiri!” namun diakhirnya ia menikah dengan seorang lelaki yang sepadan dan seperti yang dambakanya, bahkan mau menerima segala syarat dan keinginanya, juga mendukung apa yang dicita citakanya. Dan sejak saat itu aku tidak lagi khawatir tidak kebagian lelaki di mukabumi ini. Yakinlah Perempuan Baik-Baik hanya untuk lelaki yang baik, aku hanya perlu terus berbenah diri dan menjadi lebih baik dan jadi diri sendiri! Bukan topeng untuk orang lain.
“Sekali jiwa diserahkan, selamanya tak akan kita miliki kembali”
-KARTINI
nah perempuan, serahkan kepada orang yang tepat ya.
ini gambarnya lupa di upload mas