SUARA RAKYAT UNTUK DEWAN “Akhir Cerita 2014, Kembali Terbit 2019”
Pagi itu akhir januari 2014 seperti biasa setiap minggu pagi aku menuju kewarung untuk meneguk segelas kopi, pagi yang cerah dengan tiupan angin menghembus pelan, contoh semalam hujan tapi dengan sinaran matahari pagi yang menyentuh kulit buat semangat itu bangkit, sesampai diwarung itu ku pesan segelas kopi luwak saset "kak mala, bouh kupi luwak saboh" kak mala, kopi luwak satu, suruhku kepada pemilik warung tepat dipersimpangan monmata itu, didepan tempat dudukku terlihat pria yang berbadan kurus berkulit agak gelap, pakai kemeja kotak-kotak duduk sendiri sambil mengotakatik ponsel warna hitam itu, dia ingat seseorang, akupun mendekatinya, sambil duduk disampingnya, "kiban bang gam?" yang paleng penteng nyeu tepileh enteuk bektuwo peu makmu gampong, dan buka lapangan pekerjaan keu masyarakat” katanya sambil tersenyum, memakurkan gampong dan membuka lapangan pekerjaan adalah harapan yang disandarkan oleh segenap masyarakat pada dewan kedepan “ bek sampee watee teu pileh enteuk kaca moto hana peutren lee, karna sesibuk apapun keu masyarakat bektuwoe, awak nyan dipileh lee masyarakat ken di ek keudroe” tambahnya dengan nada yang lembut. Menurutnya, amanah dari rakyat itu yang harus bener-bener dijaga, karena rakyatlah yang memilih mereka jangan sampai setelah menjadi anggota dewan rakyatpun tidak dikenal lagi.Pertayaan yang sama juga ku tanyakan kepada muhammad amin yang duduk di sebelah meja kami, dia merupakan salah seorang bilal menasah dikampung itu, harpannya bahwa caleg yang terpilih nantinya harus benar- benar memperhatikan nasib rakyat dari berbagai sector seperti pendidikan, keagamaan, kesehatan, lapangan kerja itu akan mampu merubah nasib rakyat kearah yang lebih baik “ yang penteng begeuperhatikan nasib rakyat lagee bagian agama, pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja nyan penteng that” katanya sambil senyumMonmata adalah salah satu kampung yang tidak jauh dari kota kabupaten aceh jaya yaitu calang dengan kecamatanya krueng sabee, penduduk yang umumnya adalah petani, nelayan dan juga penambang emas, namun setelah penghasilan emas digunong ujeen menurun, banyak dari penduduk monmata penganguran dan sangat membutuhkan pekerjaan, oleh sebab itu harapan mereka sangat besar terhadap dewan yang akan terpilih nantinya.Berbeda dengan abdul hamid seorang pemilik warung di lhok rigah“ bagi lon dum soe jet yang tepileh, tapi bek sampe neu piret rakyat” ujarnya sambil tertawa, hamid yang memakai kemeja berwarna kecoklatan berpendapat siapapun yang duduk dikursi rakyat boleh saja tapi jangan sampai menjepit rakyat, penilaianya, bahwa setiap calon legeslatif itu sama saja, tidak ada yang beda siapapun yang duduk disana. “soe manteng yang duk inan kamoe ken menoe cit hana berubah” ujarnya sambil membelah sebuah kelapa muda untuk pelanggannya.Faisal seorang pelatih paskib juga berpendapat sama, dikursi parlemen boleh duduk siapa saja, asalkan perhatiannya terhadap masyarakat itu ada, terutama terhadap kampung sendiri, serta peningkatan diberbagai sektor, berbicara masalah janji kampanye faisal juga mengungkapkan bahwa “masyarakat sebetoi jih kaget troe ngen janji dewan” katanya, sebenarnya masyarakat itu sudah sangat kenyang dengan setiap janji dewan itu jadi jangan Cuma mengumbar janji saja akan tetapi buktikan tanpa berjaji itu sudah cukup ungkap faisal sambil duduk dengan sebatang rokok dijarinya.Pemuda yang memakai kaus putih itu mengharapkan bahwa untuk pemilu 9 april kedepan agar surat suara itu juga ada gambar para caleg tidak hanya ada nama dan gambar partai saja, “adak jeut bak surat suara nyan beuna gambar caleg bek Cuma nan manteng dan lambang partai” faisal berpendapat bahwa tidak semua kalangan masyarakat dapat membaca, ini dapat mebuat masyarakat sangat kesulitan pada saat pemilihan nantinya.Hamnan salah seorang pegawai mengharapkan untuk wakil rakyat kedepan jangan sampai berkelompok-kelompok dalam membangun daerah, harus ada pemerataan dari segala berbagai sektorn “kami mengharapkan kedepan dewan jangan sampai berkelompok-kelompok, harus adil dalam bersikap, dan satu hal lagi jangan sering keluar negeri atau keluar daerah kalau hanya tujuan untuk sudy banding saja” ujarnya.Hamnan menilai banyak dari kalangan dewan menghabiskan dana untuk keluar negeri padahal hanya batas studi banding saja “ kalau memang mau studi banding melihat Negara orang bagai mana kan bisa melihat diinternet saja” katanya.Menyikapi masalah surat suara yang tidak ada gambarnya menurut hamnan tidak efektif karena tidak semua kalangan kita itu mampu melihat dengan jelas dan tidak semua kalangan masyarakat mampu tulis baca “tidak semua masyarakat itu mampu tulis baca, dan ada juga dari kalangan masyarakat sudah tak bisa melihat dengan jelas mungkin dia hanya bisa melihat gambar saja menurut saya tidak efektif tampa gambar” tuturnya.Sepintas Suara Rakyat 2014 lalu, Apa yang akan terjadi 2019….??? Tunggu Tanggal Mainnya…………….!!!
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://penatahati88.wordpress.com/