Lancok Suffering │ Bilingual

in #travel7 years ago

Aku dipuja-puja tapi sebenarnya aku menderita, jeritanku tak terdengar, tangisanku tak terdengar, setiap hari tubuhku dilumuri sampah,... mereka melihat tapi seakan buta dan mereka tertawa di atas deritaku.... namaku Lancok

I am adored but actually I'm suffering, my scream was inaudible, my weeping as if inaudible, every day my body is smeared with garbage, ... they see it but as if blind and they laugh in my pain .... my name is Lancok
....

IMG_20180128_093640(1).jpg

Pantai Lancok is one of the tourism destinations mentioned in the official website of North Aceh government. Various media also often preach the charm and various comforts offered this beach. several years ago, in an interactive dialogue on RRI I have ever guided, officials in the local tourism office also said the lancok beach as one of the potential tourist destinations to be developed.

Lancok Beach was popular before the conflict hit Aceh, after Memorandum of Understanding (MoU) was temporarily closed because euphoria of the application of Islamic Shari'a, which is misunderstood. tourist attractions are considered a source of violation of the Shari'a. And since the last three years back crowded to be mentioned by beach lovers and not infrequently in publications by various mass media.

IMG_20180128_093600(1).jpg

Last week, with my family visited this beach. The location is not far from the main road of Medan - Banda Aceh, from Lhokseumawe Direction right in front of the office of Head of Syamtalira Bayu turn left, there is road beside soccer field, about 30 minutes we arrive at the beach. If the road not bad we only take five minutes to arrive there only because the condition is broken and holes take a little time.

About 50 meters at the beginning of the journey from the soccer field, left right of the road squeezed rice fields, steemians, can imagine how beautiful scenery here when rice is yellowing.

At the end of the rice field will be directly connected with a vast expanse of ponds covering tens of hectares, farmers pond conducting shrimp, milkfish and crabs in this area. in addition to the opportunity to develop culinary tourism seafood base materials, for the townspeople pond land activities can also entertain the eye.

IMG_20180128_093152(1).jpg

I was reminded when visiting Semarang Central Java some time ago, there are pond of the milkfish (Bandeng) to be a tourist location for local residents as well as outside the area, especially for fishing mania and families who vacation on weekends but it seems in the Lancok region there has been no thought in that direction.

For drivers, must be careful driving in this area do not enjoy the view on the right or left, it takes full concentration because of the potential to muddy the road holes considering the approaching shore road passing the worse and rocky, actually this road has been built before as I remember his age has not reached two years but somehow it can be damaged this badly.

lancok salt.jpg

At the end of the pond area there are three intersections, turn left will pass to Blang Mangat Subdistrict Lhokseumawe City, turn right we will cross the salt pond area, a region famous for the traditional salt production center in North Aceh which some time ago had a scene because it was considered unclean.

Kitchen salt is made soup by not heeding the value of aesthetics, so unable to seize the attention of tourists except for the need to buy salt for kitchen needs.

Entrance to one of the main tourist areas, do not look like the doorstop as a professional-managed sights, a citizen has stood alongside the road and thrusts a ticket stamped youth in the form of parking fees Rp. 5,000, -,

IMG_20180128_101610.jpg
The road to the beach is made of semen (semi-finished concrete rebates), probably made from village funds on a limited budget. At the end of a broken concrete rebate, .. began to hear the roar of the waves, I began to imagine the atmosphere in Kuta Bali, rolling in the sand, sitting relaxed with clean beaches, cafes or cottages that are comfortable for families, ...

the pounding of the waves as if calling us immediately to the beach, a touch of cool sea water will certainly remove the fatigue after a week tired in a routine activity, ..

Entering this area, we are greeted by a pine tree that still looks natural, no parking attendants, motorcycles and parked cars scattered, we are free to choose places anywhere arbitrary.

IMG_20180128_094219.jpg

The local people took the initiative to build small huts at the edge of the beach, we are one of them, .. there is a shop where we order food and drinks, the main menu is instant noodles and coffee, coconut or juice which in though like a warung in the outskirts . The shadow of Kuta Bali suddenly vanished, the desire to joke with the sand beach Lancok suddenly disappeared by a sprinkling of garbage scattered.

IMG_20180128_093516(1).jpg

We like to hear the cries of the coast of Lancok Beach which became one of the pride of the people of North Aceh.

IMG_20180128_093353(1).jpg

Ironically, the tourist destinations that are included in the list of local government promotions have not yet gained an adequate managerial touch of tourism, ..

Tourists in Lancok Beach are trying to improvise autodidactically to attract travelers.

I began to wish,
If there were any government-led tourism awareness groups,
If there was managerial and marketing training for local businessmen in this location ...
If there were special attention to the local government's Lancok Coast, the training of excellent service concepts and so on, maybe the Lancok Coast would be one of the beaches that would be missed by domestic and foreign tourists.

Hopefully....
Regards Indonesian Steemit
@zulsyarif


Derita Pantai Lancok

Aku dipuja-puja tapi sebenarnya aku menderita, jeritanku tak terdengar, tangisanku tak terdengar, setiap hari tubuhku dilumuri sampah,... mereka melihat tapi seakan buta dan mereka tertawa di atas deritaku.... namaku Lancok

Pantai Lancok salah satu destinasi wisata yang disebut dalam website resmi pemerintah Aceh Utara. Berbagai media juga sering memberitakan pesona dan berbagai kenyamanan yang ditawarkan pantai ini. beberapa tahun lalu, dalam dialog interaktif di RRI yang pernah saya pandu, pejabat di dinas pariwisata setempat juga mengatakan pantai lancok sebagai salah satu destinasi wisata yang potensial untuk dikembangkan.

IMG_20180128_093338(1).jpg

Pantai Lancok memang sempat populer sebelum konflik melanda Aceh, usai perdamaian sempat ditutup sementara karena eforia penerapan syariat Islam yang salah dimaknai sehingga lokasi wisata di anggap sebagai sumber maksiat dan sejak tiga tahun terakhir kembali ramai disebut-sebut oleh penikmat wisata pantai dan tak jarang di publikasi oleh berbagai media massa.

IMG_20180128_093616(1).jpg

Minggu lalu, Bersama keluarga saya mengunjungi pantai ini. Lokasinya tak jauh dari jalan Utama Medan- Banda Aceh, dari Arah Lhokseumawe tepat di depan kantor Camat Syamtalira Bayu belok ke kiri, ada jalan di samping lapangan Bola ikuti jalan tersebut sekitar 30 menit kita tiba di pantai. Jika jalannya mulus kita hanya butuh waktu 5 menit untuk tiba disana namun karena kondisi jalan rusak dan berlubang waktu yang dibutuhkan sedikit lebih lama.

Sekitar 50 meter di awal perjalanan dari lapangan bola, kiri kanan jalan dihimpit persawahan, sahabat steemit bisa bayangkan bagaimana indahnya pemandangan disini saat padi menguning.

IMG_20180128_093157(1).jpg

Di ujung persawahan akan langsung tersambung dengan hamparan tambak yang luasnya puluhan hektar, para petani tambak melakukan budidaya udang, bandeng dan kepiting dikawasan ini. selain berpeluang untuk mengembangkan wisata kuliner bahan dasar seafood, untuk warga kota aktivitas lahan tambak juga bisa juga bisa menghibur mata.

lomba10.jpg
Foto : Ilustrasi

Saya teringat ketika berkunjung ke Semarang Jawa Tengah beberapa waktu lalu, disana tambak ikan bandeng menjadi lokasi wisata bagi warga setempat maupun luar daerah khususnya bagi para mancing mania dan keluarga yang berlibur di akhir pekan tapi tampaknya di kawasan Lancok belum ada pemikiran ke arah sana.

Bagi driver, hati-hati berkendaraan di kawasan ini jangan nikmati pemandangan dikiri kanan, diperlukan konsentrasi penuh karena berpotensi terperosok kelubang jalan mengingat semakin mendekati pantai jalan yang dilalui semakin buruk dan berbatu, sebenarnya jalan ini sudah dibangun sebelumnya seingat saya usianya belum mencapai dua tahun tapi entah kenapa bisa rusak separah ini.

Di ujung lahan tambak ada simpang tiga, belok ke kiri akan tembus ke Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, belok ke kanan kita akan melintasi lahan tambak garam, sebuah kawasan yang terkenal dengan pusat produksi garam tradisional di Aceh Utara yang beberapa waktu lalu sempat heboh karena dianggap bernajis.
Dapur garam ini dibuat seadanya dengan tidak mengindahkan nilai estetika, sehingga tak mampu menyita perhatian wisatawan kecuali karena keperluan membeli garam untuk kebutuhan dapur.

Masuk ke salah satu kawasan wisata utama, tidak terlihat palang pintu selayaknya tempat wisata yang dikelola secara professional, seorang warga sudah berdiri dipinggir jalan dan menyodorkan karcis berstempel pemuda berupa retribusi parkir Rp. 5.000,-,

IMG_20180128_094912(1).jpg

Jalan menuju pantai ini terbuat dari semen (rabat beton) baru setengah jadi, mungkin dibuat dari dana desa dengan anggaran terbatas. Di ujung rabat beton yang terputus,.. mulai terdengar deru ombak, saya mulai membayangkan suasana di Kuta Bali, berguling di pasir, duduk santai dengan pantai yang bersih, kafe atau pondok yang nyaman untuk keluarga,…

Deburan ombak seakan memanggil-manggil, agar kami segera merapat ke pantai, sentuhan air laut yg sejuk tentu akan menghapus penat setelah seminggu lelah dalam aktivitas rutin,..

Memasuki areal ini kami disambut pohon Cemara yg masih tampak alami, tidak ada tukang parkir, sepeda motor dan mobil terparkir berserak, kita bebas memilih tempat dimana saja secara sembarang.
Masyarakat setempat berinisiatif membangun pondok-pondok kecil seadanya di pinggir pantai, kami salah satu di antaranya,.. ada warung tempat kita memesan makanan dan minuman, menu utamanya mie instan dan kopi, kelapa muda atau juice yg di olah seperti layaknya warung di kawasan pinggiran.

Bayangan Kuta Bali tiba-tiba sirna, hasrat bercanda dengan pasir pantai Lancok tiba-tiba lenyap oleh taburan sampah yang berserakan.

IMG_20180128_093457(1).jpg

IMG_20180128_092026(1).jpg

Kami seperti mendengar tangisan pantai Lancok yg menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Aceh Utara.
Ironis, destinasi wisata yang masuk dalam daftar promosi pemerintah setempat ternyata belum mendapatkan sentuhan manajerial pariwisata yang memadai,..

Para pelaku bisnis wisata di Pantai Lancok mencoba berimprovisasi secara otodidak untuk menarik perhatian pelancong.

IMG_20180128_093952(1).jpg

Saya mulai berandai-andai,
Andai ada kelompok-kelompok sadar wisata yang dibina pemerintah,
Andai ada pelatihan khusus manajerial dan marketing bagi pelaku bisnis lokal di lokasi ini...
Andai ada perhatian khusus untuk Pantai Lancok dari pemerintah setempat, pelatihan konsep-konsep pelayanan prima dan sebagainya, mungkin Pantai Lancok akan menjadi salah satu pantai yang akan dirindukan oleh para wisatawan domestik maupun manca negara.

Semoga....
Salam steemit Indonesia
@zulsyarif

Sort:  

mari kita jaga bersama kelestarian alam kita untuk kita dan untuk anak cucu kita yang akan datang.kalau bukan kita siapa lagi yang dapat kita harapkan.

Kebersihan pantai sangat perlu dijaga

It's so beautigul beach @zulsyarif