Meuramien
Subuh Minggu (14/1) itu, kami sudah harus bergegas pulang ke Sigli. Kepulangan kali ini agak tidak biasanya karena selain kepagian, perjalanan yang akan menempuh sekitar 112 kilometer dilakukan tanpa rencana matang.
"Pokoknya pulang, kita meuramien ke Tangse," pesan kakak sepupu, malam sebelumnya.
"Meuramien" adalah istilah dalam bahasa Aceh yang biasa digunakan untuk menyebut tamasya bersama yang disertai acara makan-makan. Kegiatan satu ini umumnya diinisiasi kaum perempuan karena "meuramien" tidak luput dari persiapan masak-memasak.
Adapun lokasi tujuan tamasya kami yakni Pante Krueng Lhoktapang, Tangse. Disebut Pante Krueng atau Pantai Sungai, karena lokasi itu memang terdapat aliran sungai dengan bebatuan kecil yang menghampar menyerupai pantai.
Setibanya di tempat itu, kami disambut udara sejuk sekitar ditambah pemandangan perbukitan menawan yang mengapit di dua sisi. Hal demikian semakin menambah nafsu untuk melahap bekal makanan yang kami bawa.
Lelah perjalanan yang kami tempuh seakan terbayar dengan apa yang tersuguhkan saat meuramien.