Bags have Broken for the Internet in Five Stars: Hotel Review | Kantong Jebol untuk Internet di Bintang Lima |
For a countryman like me, a five-star hotel is a five-star problem born out of small problems like a toilet business. About the luxury, there is no longer any need to be debated. However, toilet paper with tissue remains a serious problem that disturbs comfort. For holy things, still, have to use water instead of tissue.
Toilet wipes must often be a problem for people who used to wash with water. Ideally, in addition to tissues, water is also available for clean-up after dealing with toilets. Already many other five-star hotels, especially those built in recent years, provide water for guests to wash in the toilets. It seems trivial, but it's a big problem for certain visitors, including me.
Internet paid
Toilets are not the only one that scratched the comfort when staying at JW Marriott Surabaya, Jln. Embong Malang Number 85-89, Kedungdoro, Tegalsari, Surabaya, East Java. As usual, hotel room for me is not just a place to rest, but also to work. So, comfort in the room is also measured by how comfortable the chamber that we can use to work.
This second experience after at Hotel Sulthan, Jakarta (formerly named Hilton). Guests have to pay a much more expensive amount compared to internet cafes to get online. For me to optimize the time after the main job as a member of the Independent Election Commission / North Aceh Regency Election Commission to be active in Steemit, work should be anywhere and anytime. I don't know, 'cause of the dollar or other reasons, paying up to hundreds of thousands of dollars to subscribe to the internet for one hour is not rational. In Aceh, free wi-fi service is available in Public WC. Sitting in a coffee shop with a capital of Rp 10,000 (less than 1 USD), we can get one cup of coffee and a few pieces of cake plus can get free wi-fi all day.
But it can not compare the coffee shop with a five-star hotel. Finally, I cannot be active in my room and use my own network, albeit with limited capacity. When you want to go online longer, have to find another cafe. References from friends are crucial. However, working in a room in a tired body is actually the most appropriate choice because it can instantly lay down the body when tired can no longer be overcome. It is impossible to sleep in the cafe after tired of posting.
View is interesting
From the 20th floor (we occupy room 2010), the scenery that lay beneath it is quite beautiful. Can see the building and bustle on Jalan Embong Malang, or see the swimming pool of aquatic blue with palm trees around it. At night, the location around the pool is often held dinner and live music.
The music that runs, the food and drinks flow uninterrupted, as well as the moonlight and the star illuminating is the perfect combination to pass the night.
Once tired of staring at the laptop screen, throwing a glance out to see the scenery outside is a drug that pampers the eyes. The beautiful view is one of the important considerations in choosing a hotel room.
Rendezvous of Breakfast
Before going to Surabaya, an old friend, Raihana Diani, had been in contact to make an appointment. He never told me he had moved to Surabaya with his husband and son. Do not tell me also if during their stay at JW Marriott while waiting is a rental house. The next surprise, Raihan, and his family were staying next to our room.
I have not seen Raihana for a long time. We last met when I was a guest speaker on the anniversary of the Commission for Missing and Victims of Violence (Kontras) in Banda Aceh, around 2010 if not mistaken. Be JW Marriott as a rendezvous place for us.
At breakfast, I also met with Steemians @intanmameh who was also on the show there. The breakfast reunion took place in a warm conversation, as warm as the sunshine today.[]
Kantong Jebol untuk Internet di Bintang Lima: Hotel Review
Bagi orang udik seperti saya, hotel bintang lima terkadang adalah masalah bintang lima yang lahir dari persoalan kecil semisal urusan di toilet. Soal kemewahan, memang tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan. Namun, urusan toilet dengan tisu tetap menjadi masalah serius yang mengganggu kenyamanan. Untuk urusan bersuci, tetap harus menggunakan air, bukan tisu.
Toilet tisu pasti sering menjadi persoalan bagi orang yang biasa bersuci dengan air. Idealnya, selain tisu, juga tersedia air untuk urusan bersih-bersih setelah berurusan dengan toilet. Sudah banyak hotel bintang lima lainnya, terutama yang dibangun pada tahun-tahun terakhir, menyediakan air bagi tamu bersuci di toilet. Kelihatannya sepele, tetapi jadi masalah besar bagi pengunjung tertentu, termasuk saya.
Salah satu sudut hotel yang menjadi tempat favorit berfoto para tamu.
Internet berbayar
Toilet bukan satu-satunya yang menggores kenyamanan ketika menginap di JW Marriott Surabaya, Jln. Embong Malang Nomor 85-89, Kedungdoro, Tegalsari, Surabaya, Jawa Timur. Seperti biasa, kamar hotel bagi saya bukan semata tempat untuk beristirahat, melainkan juga untuk bekerja. Jadi, kenyamanan di kamar juga diukur dari seberapa nyaman bilik itu bisa kita gunakan untuk bekerja.
Ini pengalaman kedua setelah di Hotel Sulthan, Jakarta (dulunya bernama Hilton). Tamu harus membayar dengan jumlah yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan warung internet untuk bisa online. Bagi saya yang harus mengoptimalkan waktu setelah pekerjaan utama sebagai anggota Komisi Independen Pemilihan/Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Aceh Utara untuk aktif di Steemit, bekerja harus bisa di mana saja dan kapan saja.
Entah karena berstandar dollar atau ada sebab lain, membayar sampai ratusan ribu rupiah untuk berlangganan internet selama satu jam sungguh tidak rasional. Di Aceh, layanan wi-fi gratis sudah ada sampai di WC Umum. Duduk di warung kopi dengan modal Rp10.000 (kurang dari 1 USD), kita bisa mendapatkan satu cangkir kopi dan beberapa potong kue plus bisa mendapatkan wi-fi gratis seharian.
Tapi memang tidak bisa membandingkan warung kopi dengan hotel bintang lima. Akhirnya, saya tidak bisa aktif di kamar dan menggunakan jaringan sendiri, meski dengan kapasitas terbatas. Ketika ingin online lebih lama, harus mencari kafe lain. Referensi dari kawan sangat menentukan. Namun, bekerja di kamar dalam kondisi tubuh lelah sesungguhnya adalah pilihan paling tepat karena bisa langsung merebahkan tubuh ketika penat tak bisa lagi diatasi. Tidak mungkin langsung tidur di kafe setelah lelah membuat postingan.
View menarik
Dari lantai 20 (kami menempati kamar 2010), pemandangan yang terhampar di bawah sana cukup indah. Bisa melihat gedung dan kesibukan di Jalan Embong Malang, atau melihat kolam renang yang berair biru dengan pohon palm di sekitarnya. Pada malam hari, lokasi di sekitar kolam renang sering digelar dinner dan live musik. Musik yang mengalun, makanan dan minuman yang mengalir tak putus, serta cahaya bulan dan bintang menerangi adalah kombinasi yang sempurna untuk melewati malam.
Setelah lelah menatap layar laptop, melempar pandangan ke luar melihat pemandangan di luar adalah obat yang memanjakan mata. View yang indah merupakan salah satu pertimbangan penting dalam memilih kamar hotel.
Rendezvous of Breakfast
Sebelum berkunjung ke Surabaya, seorang kawan lama, Raihana Diani, sudah kontak membuat janji pertemuan. Dia tidak pernah bercerita sudah pindah ke Surabaya bersama suami dan anaknya. Tidak bercerita juga kalau selama ini mereka menginap di JW Marriott sambil menunggu adalah rumah sewa. Kejutan berikutnya, Raihan dan keluarganya menginap di sebelah kamar kami.
Saya sudah lama tidak bertemu Raihana. Terakhir kami bertemu ketika saya menjadi narasumber dalam acara ulang tahun Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) di Banda Aceh, sekitar tahun 2010 kalau tidak salah. Jadilah JW Marriott itu sebagai tempat rendezvous bagi kami.
Saat sarapan, saya juga bertemu dengan Steemians @intanmameh yang juga sedang mengikuti acara di sana. Reuni saat sarapan berlangsung dalam pembincangan yang hangat, sehangat sinar mentari yang bersinar hari itu.[]
Bertemu dengan Steemians @intanmameh ketika mengingap di JW Marriott Surabaya, Indonesia. Menikmati sarapan bersama dengan teman-teman yang lain.
Photo.yang sangat bagus adun (kanda).
Semoga saya mendapat koreksi dari abang dalam hal photo. Jika abang punya waktu saya menunggu saran dan kritik dari abang , @jubagarang
Ha ha ha ha.. Aceh keren ya bang, fasilitas wifi sampai ada di WC umum.. Semoga ketika bintang lima sudah memakai standar steem bisa dapat fasilitas wifi lebih mudah ya bang.. :D
Dan semoga bintang lima bisa bayar dengan SBD @dilimunanzar. Saleum.
Walaikumussalam bang.. Sampai ketemu lagi di Acara Gathering KSI chapter Bireuen :)
Vote and follow @zulfahri220893
Like back bos
Benar sekali itu pak.. minum secangkir black coffee sudah bisa internetan sepuasnya..itulah Aceh.. Harga jadi perbandingan..Salem pak KPU ☺️
That is 1 hell of a review .
Please🙏 upvote and share
https://steemit.com/art/@stefidence/bad-camera-challenge
Hey! I'm B² and you have been chosen by my automated assistant (B²Bot) to receive my announcement about a new challenge I'm hosting!
I just introduced "FIVE WORD STORIES" challenge in my Introduction post. You can read about the challenge HERE and participate by submitting your story in the comments section of the challenge entries which you can find HERE. You will have the chance to win SBD in this challenge.
I'd be happy to see you around my friend!
Happy Steeming!
Han ek tapike, Bang .... suah jeut keu milyader steemit dile.
sir, this baihaqi kip lswe.
his writings are extraordinary. very informative. good luck for you.
wahh, dikelilingi bidadari syurga yang cantik2 bingit ni...
Foto tempat yang sangat indah