Demi Durian Tangse, Aku Kembali!

in #travel7 years ago

IMG_20180209_164841.jpg

Akhir pekan kemarin saya datang kembali ke Tangse untuk yang kedua kalinya. Perjalanan hari itu terasa istimewa karena saya membawa misi besar: Menikmati sepuasnya durian Tangse.

Ya, sebab saat pergi ke Tangse untuk yang pertama kalinya, saya kecewa berat. Saya tak sempat menikmati legitnya durian Tangse. Pasalnya, hari itu hujan deras dan kami harus bergegas pulang. Sepanjang jalan pulang saya terus membesarkan hati.

Ke Tangse tanpa menikmati buah duriannya memang tak lengkap. Maka perjalanan ketika itu benar-benar terasa hampa. Oleh sebab itu, saya tak ingin kecewa untuk yang kedua kalinya.
IMG_20180209_162821.jpg

Sebenarnya tujuan perjalanan akhir pekan kemarin adalah menuju Geumpang. Jaraknya sekitar 37 KM melewati Tangse. Saya pergi bersama orang kantor dengan tujuan dinas. Tapi durian Tangse selalu membayangi pikiran saya.

Maka ketika mobil kami mulai menelusuri jalanan Tangse, saya berulang kali mengingatkan untuk tidak lupa berhenti sejenak sepulangnya nanti. Usulan saya tersebut ternyata mendapat sambutan serius dari penghuni mobil.

“Tenang, nanti kita cari yang mantap. Kita cari durian yang kuning,” ujar Pak Rahmat, pemimpin rombongan kami. Saya girang bukan main mendengarnya.

Sepanjang jalan tampak pondok-pondok kecil berdiri untuk menjajakan durian. Lagi-lagi saya harus bersabar melihat tumpukan durian tersebut. Setelah pekerjaan di Geumpang selesai. Mobil pun bergegas kembali ke Tangse.

IMG_20180209_163535.jpg

Pak Rahmat benar-benar menunaikan janjinya. Ia membawa kami ke penjual durian langgananya. Saya lupa nama lelaki itu, sebab pikiran saya langsung kacau saat pria bekulit gelap tersebut membuka durian dengan pisaunya.

Durian kecil itu dibukanya perlahan-lahan, lalu saat kami menarik kulitnya dari dua sisi. Terlihatkan tiga biji durian dengan balutan dagingnya yang kuning, sedang tertidur pulas.

Saya mencomot bagian paling menarik yaitu yang paling ujung. Saya menariknya perlahan hingga dagingnya lepas dari kulit durian. Saking legitnya, tak ada daging yang tersisa saat terlepas dari tampuk durian tersebut.

IMG_20180209_161119.jpg

Durian kuning ini terasa manis. Dagingnya tebal dan terasa begitu legit. Saya menikmatinya secara perlahan. Belum habis satu ruas durian tersebut, Pak Rahmat sudah membelah durian lainnya.

Kali ini, ia membelah durian yang durinya agak kasar. Sepintas durian tersebut sangat tidak menarik. Bentuknya tidak simeteris. Ketika dibelah dagingnya berwarna putih. Saya pun kurang bersemangat melihat tampilan buah yang satu ini.
Tapi semua anggapan tersebut sirna, saat saya menyentuh dagingnya. Lembut dan lumayan tebal. Untuk menjawab rasa penasaran itu, saya meninggalkan sejenak si kuning tadi, yang masih tersisa setengah buah lagi.

Saya coba untuk cicipi si putih tak menarik itu. Jleb! Ternyata rasanya lebih manis dari si kuning. Tekstur dagingnya pun lebih legit. Saking nikmatnya, saya sampai lupa dengan si kuning tadi. Ah, benar-benar surga dunia.

IMG_20180209_161449.jpg
Memang benar, tak boleh menilai durian hanya dari kulitnya saja, hehehe

Ada sekitar 8 buah durian yang kami belah hari itu. Dengan warna dan tekstur yang beragam. Untuk jumlah tersebut kami hanya perlu merogoh kocek Rp. 150 ribu. Harga yang pantas untuk kualitas durian Tangse yang super.

Akhirnya, perjalanan hari itu benar-benar menjadi penawar rasa kecewa saya. Sebab pada kunjung yang pertama saya pernah bertekad, demi durian Tangse, saya akan kembali!

Dan Tuhan, menjawab semuanya dengan manis. Semanis durian Tangse!

DQmSgv4gnZnRrWv5xJ5sYFM7UgWwt8bwcEF5xpTmorKs2zy_1680x8400.jpg

Sort:  

Oooman... Mangat that boh drien

haha leumak mabok bang :D

wah mantap demi durian tangse hahahaa

Mantap betul, sampai lupa pulang wkwk

mantap-mantap

Durian Tangse ada beberapa jenis, di tempat kami Pulo Mesjid Tangse ada dua jenis paling enak yaitu Seri-Mata Ie dan Seri-Jantong...
Mantap that reportasenya @abahharuna

Oman, itu harus buat postingan khusus bang.
Rupa-Rupa Durian Tangse :D

Kapan saya bisa makan durian dengan lahap hehehe

Makanlah saat abang sangat lapar
NB: Ibnu siap menemani :D