Nay (Love is Emptiness) #part 1

in #story7 years ago (edited)

AirBrush_20180207091850.jpg

Nay masih ingat,waktu itu ia berumur sepuluh tahun ketika Layya memasukkan barang miliknya ke dalam koper. Peristiwa itu terjadi beberapa minggu setelah nenek meninggal. Sebelum meninggal nenek berpesan agar nantinya Nay diasuh oleh Layya, awalnya Layya menolak tetapi kata nenek hanya itu permintaan terakhirnya karena biarbagaimanapun Layya adalah ibu kandungnya. Sepeninggal nenek untuk pertama kalinya Nay merasa kehilangan.

Kenyataannya Nay tidak pernah tau bahwa Layya menyimpan kemarahan besar dalam diamnya yang kaku, Kemarahan yang dipicu oleh penyesalan masa lalu sehingga tidak menginginkan dirinya sebagai akibat yang harus ditanggung seumur hidup, bahwa Layya pernah terjebak masa- masa sulit saat mengetahui perutnya mulai membuncit, namun yang selanjutnya terjadi adalah, dia harus menanggung sendiri beban malu, tidak ada pertanggung jawaban, laki- laki yang diharapkannya pergi tanpa jejak, karena penolakan dan sakit hati maka jalan pintas satu-satunya adalah menggugurkan janinnya itu.

Namun, Kenekatannya mendapat pertentangan, dan neneklah yang paling gentar menentang aborsi dengan alasan apapun. Menurut beliau hanya menumpuk dosa di atas dosa, hingga bayi perempuan itu lahir neneklah yang mengambil alih merawatnya. Layya sekali pun tak sudi menyentuhnya, bahkan ia memutuskan pergi dan tinggal terpisah dengan mereka.

Selama sepuluh tahun itu Nay tidak pernah berani menatap Layya, masih terbayang oleh Nay dulu, saat nenek menyuruhnya mengantar sarapan ke kamar Layya yang sedang tergolek sakit, melihat yang datang adalah dirinya layya spontan berbalik arah membelakangi, Nay tidak akan lupa bagaimana waktu itu ia berlari keluar dengan hati terluka dan menangis di belakang rumah tanpa sepengetahuan sang nenek, dalam hati ia tidak bias meyakini wanita sedingin itu ibunya. Bagi Nay, layya adalah orang asing. Neneklah segala- galanya.


Tahun- tahun pertama tinggal bersama Layya, Nay kecele. Wajah masam serta tatapan tajam kerap diperlihatkan Layya. Awalnya Nay tidak menyadari apa-apa, meskipun ia tau raut wajah itu jelas menunjukkan bahwa Layya tidak bahagia setiap kali melihat dirinya.

Setiap sedih, setiap kali itu pula Nay mengingat wejangan sang nenek yang menasehatinya agar selalu menghormati ibunya, Nay pun meralat pikiran buruknya untuk memusuhi Layya. Di lain waktu Nay belajar dengan rajin, menyapu rumah, mengepel lantai, membersihkan kaca jendela, dan menyiapkan air hangat untuk Layya mandi sepulang bekerja, walaupun air itu akan dingin kembali tanpa disentuh, Nay tetap melakukan hal yang sama keesokan harinya. Ia berusaha keras menarik simpati dan berharap Layya bersikap sedikit lebih baik kepadanya, atau setidaknya mengajaknya berbicara.

Bersambung...

Sort:  

Apa yang terjadi dengan Nay dan Layya selanjutnya?
saya menanti the next of story kak @tyamutia😊

Hehe, terimakasih apresiasinya kak @ettydiallova jadi bersemangat nih

Kembali kasih Kak @tyamutia.
Semamgat berkarya ya Kak!
😉

Jadi baper baca cerber ini. Penasaran dengan kelanjutannya, Nay gimana kondisimu kelak. Semoga bahagia dan tercapai cita-citamu ya. Amin .... Good short stories @tyamutia

Hehe, terima kasih kunjungan dan apreasinya untuk cerita ini abah @adrienoor
Semoga Nay kuat, kalau pun tidak,paling enggak dia udah bertahan. Keep inspiring today.

Layya.... What happen with u??

Jawabannya di next of story :)

upvote back dan follow back rakan