Zulfikar Pohan; Junior sekaligus Guru.
Zulfikar Riza Haris Pohan namanya. Junior yang mengambil kuliah di dua tempat sekaligus, yaitu Unsiyah dan UIN Ar-Raniry. Kuliahnya di Unsiyah selesai tahun lalu dan sekarang hendak menyelesaikan kuliah di UIN Ar-Raniry. Dia mengaku anak Kampung Cingkam, tapi tinggal di Handel. Dua-duanya terletak di kecamatan Gunung Meriah Aceh Singkel. Dari Zulfikar penulis mengenal kata "rondap,'" yaitu sebutan untuk racun rumput yang harus disiram di bawah pokok sawit, supaya rumput mati dan tidak mencuri nutrisi dari pupuk yang diperuntukan untuk pohon palem tersebut.
Penulis mengenal Zulfikar sekitar awal tahun 2017, yaitu ketika namanya banyak diceritakan oleh Muhajir Al-Fairusy, seorang Antropolog berdarah Aceh. Menurut Muhajir, Zulfikar Pohan memiliki ciri-ciri ketangguhan organik manusia Singkel. Ia sederhana, kuat bacaannya (Zulfikar pecinta sastra dan filsafat Barat), militan, kuat dalam mengorganisasi masa dan rela berkorban. Untuk perkara terakhir ini, dia tidak segan-segan membongkar isi lemari di rumah demi kesuksesan acara kebudayaan yang beberapa kali diselenggarakan bersama teman-temannya di SDM (Sanggar Daun Mekaum).
Penulis pernah diundang jadi moderator di sebuah acara kebudayaan yang digagas oleh organisasi SDM , tapi oleh Jul malah diberi sertifikat pemateri. Entah apa maksudnya, tapi yang jelas itu adalah satu-satunya sertifikat yang tergantung di rumah penulis. Selebihnya, semua sertifikat itu digudangkan. Bahkan beberapa sertifikat yang diberikan bersama bingkai foto, penulis lepas dan bingkainya kemudian diisi dengan gambar lain.
Dari Zulfikar Pohan, penulis belajar arti perlawanan, memperkenalkan nilai prespektif penyair Barat, Sufisme Nasiruddin Khoja, Zaraustra, Camus, Martin Suryajaya, Hiperrealitas Yasraf Amir Piliang, dan berbagai nama lainnya. Dari Zulfikar penulis juga terinspirasi untuk belajar main gitar. Aksi-aksinya di lapangan, dari mengorganisir massa, membuat acara, mengamen hingga melakukan kunjungan ke rumah sakit jiwa, benar-benar membuat penulis harus iri berlipat-lipat. Zulfikar Pohan bagi penulis adalah junior yang berkharisma. Ia sering membuat penulis kehilangan kata-kata.