dua sahabat lama

Di sebuah desa yang dikelilingi oleh sawah hijau dan udara yang sejuk, dua petani duduk di depan sebuah gubuk bambu sederhana. Mereka baru saja menyelesaikan pekerjaan di ladang dan kini menikmati istirahat sejenak di bawah sinar matahari sore. Dengan topi anyaman khas petani di kepala mereka, keduanya tertawa lepas, menikmati obrolan ringan yang penuh canda.

Pak Budi, yang mengenakan kemeja kotak-kotak, tertawa sambil menyandarkan lengannya pada lutut. Di sampingnya, Pak Darma, yang mengenakan baju lengan panjang dan sepatu bot karet, ikut tertawa sambil menunjuk ke arah ladang, mungkin mengingat kejadian lucu yang baru saja mereka alami. Keduanya sudah berteman sejak kecil, tumbuh bersama di desa ini, dan kini menghabiskan hari-hari mereka bercocok tanam, berbagi cerita, serta menikmati kebersamaan yang sederhana namun berharga.

Di sekitar mereka, alat-alat pertanian bersandar di dinding bambu, siap digunakan kembali keesokan harinya. Raut wajah mereka yang penuh kebahagiaan menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari kemewahan, tetapi dari persahabatan, kerja keras, dan rasa syukur atas kehidupan yang mereka jalani. Bagi mereka, desa ini bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga rumah yang penuh dengan kenangan dan kehangatan persaudaraan.