Makam Sultan Iskandar Muda
Jika kalian berkunjung ke Banda Aceh, harusnya tempat pertama yang masuk ke dalam daftar kunjungan pertama adalah komplek pemakaman Sultan Iskandar Muda. Kenapa begitu? Karena di sini lah cikal bakal terkenalnya Aceh sebagai bangsa yang besar, dan disegani di dunia. Sekaligus mengenal sosok sultan kami, yaitu sultan Iskandar Muda.
Seorang pemimpin yang tegas dan disegani, serta membawa Aceh ke masa kejayaan selama 29 tahun beliau memimpin dan memerintah (1607-1636 M), dengan daerah kekuasaannya yang semakin besar dan reputasi internasional sebagai pusat dari perdagangan dan pembelajaran tentang Islam. Ini juga mungkin, yang menjadi cikal bakal penerapan kembali hukum syariah di Aceh.
Nama besarnya pun diabadikan pada nama Bandara Internasional, yaitu Bandara Sultan Iskandar Muda. Berbagai macam keputusan politik yang diambilnya, menempatkan Aceh makin Berjaya, hingga ke negeri seberang. Yaitu ketika Sultan memutuskan untuk menikahi seorang puteri Pahang, yang kemudian beliau di kenal dengan nama Putroe Phang (Klik untuk mengetahui lebih dalam tentang beliau).
Kebijakan yang tegas dan kontroversi, memang membawa Aceh maju, namun juga memicu konflik dan pemberontakan setelah beliau mangkat. Aceh adalah negeri yang sangat kaya pada masa itu, bahkan wilayah kekuasaan sultan meliputi area hingga minang kabau hingga Perak, Malaysia.
Pada abad ke 16, hubungan Aceh dengan Kerajaan Inggris sangat baik, Ratu Elizabeth menyebut sultan sebagai saudaranya, begitu pula Sang Sultan, sehingga mengijinkan pasukan inggris berlabuh dan berdagang di negeri Aceh. Hubungan baik itu terekam jelas pada secarik kertas, surat yang dikirimkan sultan ke Inggris, dan masih tersimpan di negeri tersebut, dengan bunyi:
“I am the mighty ruler of the Regions below the wind, who holds sway over the land of Aceh and over the land of Sumatra and over all the lands tributary to Aceh, which stretch from the sunrise to the sunset.
(Hambalah sang penguasa perkasa Negeri-negeri di bawah angin, yang terhimpun di atas tanah Aceh dan atas tanah Sumatra dan atas seluruh wilayah wilayah yang tunduk kepada Aceh, yang terbentang dari ufuk matahari terbit hingga matahari terbenam).
Bahkan, hubungan baik ini masih berlanjut hingga masa kerajaan Raja James I, saat itu, raja James mengirimkan hadiah berupa sebuah meriam untuk sultan, dan hingga sekarang meriam itu masih ada dengan nama, Meriam Raja James.
Namun hubungan baik ini tak berlangsung lama, terjadi pengkhianatan dari mereka, yang berujung pada perebutan beberapa daerah kekuasaan sultan. Hingga terjadinya perang lanjutan antara Inggris/Belanda VS Aceh.
Congratulations @kotabandaaceh! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
You published your First Post
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP