Rutinitas Baru Yang Jemu

Hari ini tepat 12 hari saya bekerja di Universitas Ubudiyah Indonesia sebagai bagian tim dari UB On TV. Namun ada kegelisahan yang melanda dalam diri. Selain faktor gaji yang pas pasan juga iklim kerja yang sangat struktural.

Dua belas hari ini saya lalui rutinitas yang menurutku cukup membosankan, diawali dengan masuk kerja tepat jam 8.00 WIB dan pulang jam 17.00. hal ini berarti setiap hari aku harus bekerja 9 jam Full.

Sepagi mungkin aku sudah terbiasa bangun untuk gegas menuju kantorku yang lumayan jauh dari lokasi kos kosanku yang berada di Ulee Kareng Banda Aceh. Sedang Kantor berada di Alue Naga Syiah Kuala. Membutuhkan waktu 15 menit dengan kendaraan bermotor.

Aku terbiasa berangkat sebelum jam 8 dan sesampainya di kantor langsung menuju ke ruang lobi Utama Universitas Ubudiyah Indonesia untuk melakukan finger Print sebagai absensi kehadiran.

Usai absensi langsung menuju ruangan kerjaku di Studio UB on TV. Hari hariku saat ini di hiasi dengan tugas Desain Grafis yang selalu di kirim via grup WhatsApp oleh rektor untuk keperluan beragam bisnisnya tak hanya untuk yayasan ini.

Meskipun ruang kerja yang adem dilengkapi full AC. Tak membuatku betah rasanya bekerja disini. Dengan usia yang sekarang rasanya tak pantas lagi bekerja dengan durasi sembilan jam, fasilitas lengkap namun secara finansial cukup pas pasan. Karena dengan gaji 1.8 juta hidup di Banda Aceh benar-benar setengah sekarat. Artinya hanya cukup untuk menyambung hidup dan transportasi harian. Tak bisa berleha-leha sesekali untuk weekend atau hanya sekedar beli fashion murahan dipasaran.

Pun demikian, iklim kerja seperti ini memang tak cocok untukku yang suka akan kebebasan. Disni tak bisa mengeksplorasi banyak hal.kita dibatasi dengan ruang kerja dan rutinitas yang membosankan.

Aku tak tahu apakah kedepannya akan bertahan atau malah out dari pekerjaan ini. Semoga saja ada jalan. Aminn.

Rabu, 30 Maret 2022