Etnis Rohingya Terombang-Ambing di Lautan Lepas
Bukan untuk pertama kalinya warga Myanmar etnis Rohingya yang terusir dari tanah kelahirannya terombang-ambing di lautan lepas dan tidak tau hendak menuju kemana.
Tatkala beberapa negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura tidak mau menerima kehadiran mereka, disaat itulah mereka coba menuju ke pesisir Aceh.
Pada pekan lalu, tepatnya Jumat 20 April 2018, sebanyak 76 orang etnis Rohingya yang terdiri dari 25 perempuan dan selebihnya adalah lelaki, kembali terdampar ke pesisir Kuala Raja Kabupaten Bireuen Aceh dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Namun, setiba di sana, para imigran itu disambut baik oleh warga kampung Kuala Raja. Mereka pun diberi makanan, pakaian, obat-obatan dan tempat tinggal sementara.
Etnis Rohingya merupakan sebuah kelompok etnis Indo-Arya dari Rakhine (juga dikenal sebagai Arakan, atau Rohang dalam bahasa Rohingya) di Myanmar yang mayoritas dari entitas itu beragama Islam.
Namun sebaliknya, Myanmar adalah negara yang dikuasai oleh mayoritas kaum Budha. Sedangkan oleh pemerintah Myanmar, etnis minoritas Rohingya tidak diberikan hak dan kehidupan yang layak di negerinya sendiri, mereka dimarjinalkan dan di diskriminasi oleh pemerintah sendiri. Sehingga mereka pun harus pergi dari tanahnya sendiri.
Ethnic Rohingya Waved in the Oceans
It is not for the first time that the Rohingya ethnic Burmese exiles from their homeland are swayed in the open sea and do not know where they are going.
When some countries in Southeast Asia such as Malaysia, Thailand, and Singapore do not want to accept their presence, that's when they try to go to the coast of Aceh.
Last week, on Friday April 20, 2018, 76 Rohingyas consisting of 25 women and the rest were male, again stranded to the coast of Kuala Raja Regency of Bireuen Aceh in very poor condition.
However, upon arrival, the immigrants were welcomed by the Kuala Raja villagers. They were also given food, clothing, medicine and temporary shelter.
Ethnic Rohingya is an ethnic Indo-Aryan group of Rakhine (also known as Arakan, or Rohang in Rohingya) in Myanmar which is majority of the entity is Muslim.
On the contrary, Myanmar is a country dominated by the majority of Buddhists. While by the Myanmar government, ethnic Rohingya minorities are not granted the right and decent living in their own country, they are marginalized and discriminated by the government itself. So they must go from their own land.
Sangat menyedihkan. Semoga Allah membantu mereka