(Story) Wanita yang Tersenyum
Dia tersenyum.
' Apalagi yang bisa kulakukan selain tersenyum ?'
Dan dia mulai melangkah sambil terus menyunggingkan senyum terbaiknya. Sebenarnya aku yang melihat dia ingin menegurnya. aku ingin berkata kenapa kamu bersikeras untuk tersenyum. kamu bisa menangis, marah atau apapun yang sesuai dengan kondisi hatimu.
tapi aku tahu dia pasti akan tersenyum.
apalagi yang bisa aku lakukan? selalu itu yang dia katakan.
Aku sudah sering memperhatikan dia. bagaimana dia selalu menjadi Sansak hidup oleh yang namanya takdir. bagaimana dia selalu menerima semua tekanan yang bahkan mungkin tak terlihat oleh kasat mata.
Kau tahu? bahkan aku berani bertaruh melihat bagaimana bekas cekikan di lehernya yang mungil, tamparan disekujur tubuhnya, bahkan sayatan di. beberapa jalur nadinya. hanya aku yang bisa melihat. tentu saja hanya aku yang memperhatikannya, orang lain bahkan masa bodoh dengan dia. mereka terlalu sibuk dengan kehidupan mereka yang juga berat. aku tak menyalahkan orang lain. aku hanya melakukan tugasku untuk selalu memperhatikannya.
Terkadang aku ingin menuju dia dan memeluk dia. lalu berkata tolong sekali saja,menangislah padaku. Aku akan selalu bersamamu. Jangan munculkan Senyummu itu. Senyummu sangat manis, bahkan orang-orang mengakuinya kan? tapi aku ingin kamu berlaku sesuai apa yang kamu rasa, menangislah. Lalu aku tahu setelah menangis, Senyumanmu akan lebih indah. seperti halnya Pelangi yang muncul setelah Hujan.
Tapi aku tak bisa melakukannya. aku tak bisa keluar dari dunia ini. dimana jika kalian menyentuhku. kalian hanya akan merasakan sentuhan dingin dan bahkan aku tak bisa merasakan hangatnya tangan kamu yang menyentuh bayangan tanganmu lewat aku.
Lagi-lagi wanita itu tersenyum yang membuatku ikut tersenyum seperti dia. dengan pedih. masih dengan Matanya yang serupa aku.
Apa lagi yang bisa aku lakukan selain ini?