KAPAN DONG?
Ditahan dengan cara apa pun, yang memang rejeki dan jodoh akan tetap milikmu. Dikejar dengan cara apa pun, jika bukan untukmu, takkan didapat. Begitupun maut. Jika sudah saatnya, kita semua dapat giliran tutup usia.
Nah, yang suka bertanya "kapan dong?" Apapun kalimat lanjutan dari "kapan dong?" tersebut, seperti misalnya "kapan dong kalian punya anak?" pada pasangan yang sudah lama menikah, baiknya ingat kembali paragraf pertama. Lalu jangan ditimpali dengan kalimat "ya jangan ditunda-tunda dong."
Halo... setiap orang punya target hidup dan pergulatannya sendiri. Mana tahu, pertanyaan tersebut --apalagi ditambah dengan desakan-- malah menyakiti perasaannya dan menambah beban pikiran. Doakan saja lebih baik, kan?
Atau misal "kapan dong status dan tulisannya membahas politik atau keprihatinan soal bencana?"
Ish! Tidak menuliskan, bukan berarti tak peduli. Anda tidak bisa menilai sikap seseorang secara keseluruhan hanya dari status-statusnya saja. Anda tidak tahu kan apa yang dilakukannya di belakang?
Sama juga seperti ini: dikekep sekeras apapun, kalau memang waktunya ke-gap ya ketahuan juga. Dihindari sekeras apapun, jika waktunya ketemu ya jumpa juga.