Ratapan Anak Pinggir Sungai || Episode X
CUACA pagi itu sangat cerah, secerah harapan warga Gampong Cet Tambi untuk berjuang dari predator itu. Meunasah sebagai tempat titik kumpul utama telah dipadati ratusan warga. Spanduk dan kertas bertuliskan perlawanan, yang telah dipersiapkan semalam sudah mulai dibagikan satu per satu. "Hari ini tidak ada lagi proses negosiasi dengan pemerintahan. Semua proses negosiasi telah dibatalkan. Kita akan melakukan perjuangan dalam bentuk gerakan aksi lapangan". Anwar membakar semangat masa yang telah berkumpul di depan meunasah.
Warga yang telah terbakar amarahnya menyahuti orasi Anwar dengan penuh semangat. Seakan-akan, hari itu merupakan "hari perjuangan" bagi warga untuk mempertahankan kedaulatan bangsa ini dari tangan penjajah.Semangatnya yang telah membara tidak bisa lagi dibendung, mereka sudah siap untuk menerobos sekalipun tembok menjadi penghalangnya. Anwar masih menyampaikan orasinya dengan kepalan tangan kiri ke atas. "Katanya, kepalan tangan kiri ke atas mengartikan sebuah perlawanan" entah ia itu pun.
Aku bersama Lia memantau kondisi perusahaan. Dari kejauhan terlihat ratusan polisi sudah siap-siaga di lapangan. Dua pintu perusahaan; pintu masuk dan pintu keluar telah disiap-siagakan dengan mobil barracuda. Pengamanan telah dipersiapkan sedemikan rupa untuk mengantisipasi kemungkinan kericuhan yang akan terjadi.
Pasukan pengamanan juga telah mempersiapkan barisan yang melintasi halaman perusahaan, untuk menghadang masa bila ada yang memaksa untuk menerobos masuk ke dalam perusahaan. Dari kejauhan terlihat mereka menggunakan baju seragam dan lengkap dengan rompi anti peluru di badannya. Kendaraan kiri-kanan telah disiagakan sebagai persiapan untuk menghalau gerakan masa bila memang sudah tidak terkendalikan. Kami memang sengaja mengawasinya dari jarak jauh, untuk menghindari tatapan mata secara langsung dengan pasukan pengamanan.
Dalam kondisi seperti ini, aku hanya mengamati dua hal. Pertama seberapa banyak pasukan pengamanan yang telah di turunkan. Ini penting untuk aku ketahui, agar aku bisa mempersiapkan strategi yang matang untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang bakal terjadi. Kedua alat pengamanan yang diturunkan, seperti mobil barracuda, senjata, termasuk rompi anti peluru. Informasi ini aku butuhkan untuk memprediksi seberapa siap pasukan pengamanan untuk mengamankan masa bila nanti terjadi kerusuhan di lapangan.
"Aksi ini kita namakan aksi tiarap. Artinya, disaat nanti kita berada di depan perusahaan, tidak ada satupun diantara kita yang boleh berdiri. Semua kita harus duduk. Ini untuk memastikan agar tidak ada diantara kita yang terprovokasi untuk membuat kericuhan. Kecuali beberapa orang yang telah ditugaskan untuk memantau kondisi lapangan”. aku berusaha untuk menjelaskan mekanisme aksi yang telah direncanakan.
"Tuntutan kita hanya tiga; pertama perusahaan harus bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Kedua perusahaan harus membuat fasilitas yang dapat menjamin ketersediaan air bagi persawahan warga disaat musim kemarau tiba. Dan Ketiga perusahaan harus bersedia untuk mengalokasikan dana CSR untuk pengembangan pemuda dan pemudi yang ada di Gampong Cet Tambi. Kalau tuntutan ini tidak diindahkan, maka kita akan mendesak pihak penentu kebijakan untuk menutup perusahaan tersebut" ajakan ku itu disambut dengan teriakan warga.
Tepat pukul 10 pagi masa sudah bergerak menuju lokasi perusahaan. Mobil pick up yang memandu gerakan masa menuju ke perusahaan telah dilengkapi dengan alat pengeras suara. Aku, Anwar dan Lia bergantian melakukan orasi di atas mobil pick up yang telah dijadikan sebagai mobil komando untuk mengarahkan masa ke perusahaan.
Begitu sampai di depan pintu gerbang perusahaan, aku dan Lia langsung bernegosiasi dengan komandan pasukan pengamanan. Sedangkan Anwar mengambil alih untuk menenangkan masa yang sudah dirasuki semangat perlawanan. Terjadi diskusi yang sangat serius antara aku, Lia dan komandan pasukan pengamanan.
"Aku hanya butuh kepastian dan jaminan dari kalian, kalau masa aku izinkan masuk ke dalam tidak akan terjadi kerusuhan. Kalau sempat terjadi kerusuhan, kalian sebagai jaminan" ungkap komandan pasukan pengaman dengan nada yang menegangkan.
“Kalau nanti sempat terjadi kerusuhan, kami sudah ada strategi yang cukup matang untuk mengantisipasinya. Semua masa telah kami berikan pengarahan, tidak boleh ada yang berdiri saat aksi berlangsung. Kalau ada yang berdiri, silahkan pasukan bapak amankan. Itu sebagai jaminan untuk memastikan tidak terjadi kericuhan” aku berusaha untuk menjelaskan sama komandan pasukan pengamanan.
Setelah terjadi perdebatan yang sangat mendebarkan, akhirnya semua masa dizinkan untuk masuk ke dalam pekarangan perusahaan. Anwar langsung mengarahkan masa untuk duduk bersila kaki di pekarangan perusahaan tanpa ada satupun yang boleh berdiri.
BERSAMBUNG
munawir91
Posted from my blog with SteemPress : http://adillestari.com/ratapan-anak-pinggir-sungai-episode-x/
@munawir91, thank you for supporting @steemitboard as a witness.
Here is a small present to show our gratitude
Click on the badge to view your Board of Honor.
Once again, thanks for your support!
Do not miss the last post from @steemitboard:
SteemitBoard World Cup Contest - Quarter Finals - Day 2
Lage sinetron si doel anak sekolahan,that jai episode
Hahaha . . .
Aksi unjuk rasa yang tertib
Salut !
Semoga bisa dicari jalan keluarnya
Jalan keluarnya cuma satu @santiintan. Tamatkan ceritanya . . .
Wkwkwk...
Dibikin panjang ceritanya aja @munawir91 supaya dpt SBD lebih banyak 🤑😂😂
Siap . . .
Itu sudah ada yang baru . . .