BERSIAP SEBELUM BERANGKAT
Hampir setiap orang menyukai perjalanan. Apalagi perjalanan yang bersifat menyegarkan mental alias refreshing. Nah, supaya perjalanan bisa lebih menyenangkan, ada baiknya lakukan persiapan hal berikut ini :
PERSIAPAN MENTAL
Setel dalam alam kesadaran kita bahwa segala sesuatu PASTI ADA MANFAATNYA, tak terkecuali perjalanan yang akan kita lakukan. Ini sangat penting karena kita akan menghabiskan waktu, entah beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari. Tidak mungkin kan waktu selama itu akan membuahkan hal yang membahagiakan terus. Pasti ada kalanya timbul ketidaknyamanan yang sifatnya hanya numpang lewat. Namun kalau mental kita sudah disetel pasti ada manfaatnya, sekesal apapun peristiwa itu, kita bakal cepat mengolah rasa dan membalikkannya menjadi sesuatu yang menyenangkan. Misalnya nih, pas terjebak macet, antrean mengular dalam kondisi di bawah terik matahari yang menyengat. Jika tanpa mindset itu, kita bakalan kesal dan menggerutu. Namun jika kita sudah berpatokan pada pasti ada manfaatnya, kita pun akan happy dan mencari 1001 alasan untuk menikmati suasana tersebut (“Panas terik begini, antrian mengular? Hmm, pasti Allah SWT akan memberikan sesuatu yang manis dibalik ini semua. Mungkin aku disuruh merasakan panasnya terik matahari dan mengingat betapa panasnya api neraka. Atau aku bisa melihat ratuasan orang yang kondisinya dibawahku yang sama-sama mengantri. Atau melihat peluang usaha para pengasong yang menjajakan air mineral di sela-sela antrean kendaraan itu.). Lebih terasa manis, kan? Dalam kondisi BAHAGIA. Setel mood dalam kondisi bahagia sebelum berangkat. Hal ini sangat berpengaruh terhadap reaksi kita jika menemui beragam kejadian selama di perjalanan. Coba kita bayangkan, kondisi mood yang baik akan menyebabkan perjalanan lebih menyenangkan. Sebaliknya, jika mood kita buruk, akan membuat perjalanan terasa menyiksa.
PERSIAPAN FISIK
Nah, ini yang tidak bisa diabaikan sebelum melakukan perjalanan. Lantas, persiapan fisik apa saja yang perlu dilakukan?
Usahakan dalam keadaan SEHAT. Hindari melakukan perjalanan dalam keadaan sakit. Selain akan menyiksa, kita pun akan merepotkan orang lain.
Tuntaskan kebutuhan mendasar sebelum berangkat. Contoh kebutuhan mendasar yaitu kebutuhan makan dan minum. Usahakan mengisi perut sebelum berangkat. Sehingga dalam perjalanan tidak mengalami kelaparan atau kehausan. Karena apa? Belum tentu dalam perjalanan, kita dengan mudah mendapatkannya (misalnya, di kereta api eksekutif tidak ada penjual asongan. Kalau toh ada restorasi, jika kita tidak sabar, kita harus melewati beberapa gerbong.
Selain itu, tuntaskan dulu kebutuhan untuk BAB (Buang Air Besar) atau BAK (Buang Air Kecil). Terkadang dalam perjalanan, kita mengalami kesulitan mendapatkan toilet umum (yang bersih). Itupun jika perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Kita harus mencari sarana umum untuk memenuhi hajat kita (Pom bensin, kantor, sekolah, masjid, dll, yang pasti mempunyai toilet dan boleh dipergunakan untuk umum).
Membawa bekal. Bekal yang dibawa disesuaikan dengan jarak yang hendak ditempuh. Beberapa barang yang wajib dibawa antara lain: uang kontan beserta uang receh secukupnya (untuk keperluan di toilet umum/pengamen/pengemis), air minum, makanan, obat pribadi, alat kebersihan (tisu kering, tisu basah, pembersih kewanitaan (jika terpaksa harus buang air kecil di tempat umum), pantyliner/pembalut).
Jangan lupa membawa TIKET/KARCIS yang sudah dibeli. Masukan tiket/karcis ke tas sebelum hari pemberangkatan sehingga tidak terlupa. Selain itu, peralatan digital (HP, kamera, laptop, tablet) yang hendak dibawa dalam keadaan penuh dayanya. Jika perlu, bawalah power bank.
Berdoa sebelum berangkat. Jika semua persiapan sudah dilakukan, jangan lupa berdoa mohon perlindungan dan keselamatan pada Allah SWT.
APA YANG DILAKUKAN
Nah, sekarang tinggal eksekusinya nih. Tinggal berangkat dan menikmati perjalanan yang ada. Beberapa hal di bawah ini bisa dijadikan alternatif aktivitas sehingga perjalanan penuh makna dan kebahagiaan.
Berzikir. Walaupun perjalanan yang kita lakukan ini dilakukan secara beramai-ramai, dan dalam keadaan gembira, jangan lupa menyempatkan sebentar untuk berzikir. Mengapa hal ini perlu dilakukan? Menurut Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau berkata: Sungguh orang yang senantiasa berzikir ketika berada di jalan, di rumah, di saat mukim, di saat safar, atau di berbagai tempat, itu akan membuatnya mendapatkan banyak saksi di hari kiamat. Karena tempat-tempat tadi, rumah, gunung dan tanah, akan menjadi saksi bagi seseorang di hari kiamat.
Nah, itulah manfaat terbesar dari setiap waktu yang kita lalui. Selipkan zikir sehingga apapun yang kita lalui bisa menjadi saksi kelak di kemudian hari.
Amati sekeliling. Coba melihat lebih dalam lagi: amati apa yang tampak oleh mata. Tidak hanya sekedar melihat penjual asongan, orang menyeberang, ibu-ibu menggendong anak, orang tua berjalan dengan tertatih, dll. Cobalah amati dan kembangkan pikiran dari apa yang kita lihat. Misalnya ketika melihat orang tua berjalan tertatih, kita bisa merenung: Mau kemana beliau? Sama siapa? Kira-kira apa keperluannya? Apa yang akan kita lakukan jika beliau itu orang tua kita? Dengan mengembangkan pikiran, kita bisa memperluas kesan, mengasah empati serta menilai sebuah peristiwa dari berbagai sudut pandang. Sebuah perjalanan pun bisa menampilkan satu, dua, bahkan beberapa kesan yang akan lebih membuat kita semakin dewasa dan bijaksana.
Mengobrol. Jika kita melakukan perjalanan dengan keluarga dan memakai kendaraan pribadi, mengobrol bisa dijadikan sarana untuk saling mengakrabkan, saling sharing, saling mengenal pola pikir anggota keluarga yang lain atau malah saling memberikan nilai-nilai kebaikan (nasihat). Biasanya hal ini akan sangat efektif karena diberikan dalam suatu tempat yang menyatukan semua anggota (dalam mobil) sehingga konsentrasi tidak terpecah, selama waktu tertentu dan dalam suasana yang menyenangkan.
Jika kita bepergian menggunakan alat transportasi umum dan bersebelahan dengan orang yang tidak dikenal, boleh-boleh saja tetap mengobrol dengan batas-batas tertentu. Tetap jaga sopan santun, jangan terlalu memandang rendah orang lain. Siapa tahu dari obrolan ringan ini kita mendapatkan ilmu atau nilai kehidupan yang tak akan terbeli.
Membaca dan menulis. Bisa juga kita menghabiskan waktu dengan membaca. Silahkan mempersiapkan bahan bacaan yang kita suka sebelum berangkat. Sehingga kita bisa membacanya dengan nyaman. Pilih tema yang dibutuhkan atau yang disenangi. Tidak mengapa kita membaca laporan penelitian, bahan skripsi, ensiklopedia atau tema yang berat lainnya. Kalau kita butuh dan suka, mengapa tidak dilakukan?
Kalau ternyata kita lupa membawa bahan bacaan, tetap saja kita bisa menggunakan HP untuk mencari bahan bacaan yang kita suka. Zaman sekarang, informasi begitu mudah kita dapatkan hanya dengan sebuah HP.
Sahabatnya membaca adalah menulis. Dalam perjalanan, kita juga bisa menulis. Dengan menulis, kita mengikatkan ilmu, informasi dan kesan yang kita dapat. Hasil menulis tersebut bisa kita simpan sendiri atau bisa kita publikasikan, setidak-tidaknya bisa kita unggah ke media sosial yang kita punya (Facebook, Instagram, dll). Coba bayangkan, berapa orang yang membaca status kita, sejumlah itu pulalah kita sudah membagikan ilmu. Ternyata, dalam perjalanan pun kita bisa berdakwah melalui jejaring sosial kan?
Tidur. Kalau kita sudah lelah berzikir, lelah mengamati sekeliling, lelah membaca dan mengobrol, lebih baik tidur saja. Tidur walau sebentar, akan membuat tubuh menjadi bugar. Sebelum tidur, hendaknya memastikan bahwa barang bawaan tetap dalam kondisi aman (tas dimasukan ke dalam jaket/diselempangkan dan didekap).
Nah, itulah sekilas tip dan trik ketika kita akan melakukan perjalanan. Tetap selalu membermaknai setiap peristiwa sehingga kehidupan kita semakin bermakna dan bahagia. Selamat bersenang-senang ya.
Ditulis oleh: Nurul Chomaria
Reviewer: Hapsari T. M
Posted from my blog with SteemPress : http://temupenulis.org/bersiap-sebelum-berangkat/