Understand the past based on event methodology ; Steemit long life education
[Source : Dokumentasi Pribadi]
3 hari yang lalu saya berkesempatan untuk belajar kembali mengenai metodologi memahami realitas berdasarkan peristiwa. Kesempatan tersebut adalah kesempatan emas dan saya bersyukur dapat mengikutinya.
Ada hal baru yang saya pelajari hari itu. Dan saya menyadari bahwa proses menjadi pembelajar adalah sebuah proses seumur hidup. Kenapa saya berkata demikian? Karena selama kita masih ingin belajar maka kita akan merefleksikan hal-hal baru dari sesuatu, walaupun hal tersebut pernah kita pelajari sebelumnya.
Jika kita ingin memahami bagaimana dunia kita saat ini, maka kita perlu memahami bagaimana kita membentuk realitas di sekitar kita. Artinya kita haruslah memahami bagaimana dunia ini berjalan yang di dalamnya ada diri kita sebagai manusia. Jika kumpulan manusia-manusia adalah entitas, sehingga pola dari suatu akan dapat dipahami saat kita mulai melihat secara detail terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi yang kita terikat didalamnya secara ruang dan waktu.
[Source : Pexel.com]
Secara sederhana, setiap manusia hanya memiliki 24 jam, dan secara kuantitas, manusia memiliki waktu yang sama untuk berada dalam ruang yang berbeda. Dalam keterbatasan tersebut ditambah dengan beban biologis dan fisiologis, maka manusia memiliki batas yang alamiah. Lalu apa yang membedakan kehadiran manusia yang satu dengan yang lain? Perbedaannya terletak pada keunikan setiap orang berada pada ruang yang berbeda yang telah dia kreasikan sejak dulu. Artinya, setiap orang dalam setiap entitas memiliki polanya tersendiri, sehingga pola tersebut dapat dicari, dipahami dan dimengerti serta dapat diprediksi pola-pola setelahnya di masa depan.
Metodologi berbasis peristiwa adalah salah satu metode yang dapat kita gunakan untuk memahami pola-pola atau jejak kemanusiaan yang pernah ditinggalkan oleh manusia di masa lalu. Dan metode tersebut saat ini adalah salah satu metode yang cukup mampu dan adil serta bersifat alternatif untuk memahami realitas.
Lalu bagaimana prosedur operasionalisasi metode tersebut dalam kehidupan sehari-hari?
Sampai saat ini saya baru memahami bahwa ada beberapa kata kunci yang dapat memudahkan kita untuk mengoperasionalisasi metode tersebut, yaitu ;
Orang (People)
[Source : Pexel.com]
Dalam metode berbasis peristiwa, orang adalah elemen yang utama yang harus menjadi perhatian utama kita. Karena sebuah peristiwa akan terjadi dan memiliki jejak tindakan-tindakan manusia. Orang menjadi krusial untuk dilihat secara mendetail dalam sebuah peristiwa yang didalamnya ada tindakan-tindakan yang berkeliaran dalam waktu tertentu. Artinya, tidak semua waktu relevan untuk kita ketahui, namun kita hanya memfokuskan pada beberapa waktu dimana tindakan tersebut menjadi fakta yang kita butuhkan untuk mengurai benang kusut jejak kaki manusia.
Tentu ada banyak manusia dalam rentang waktu dan ruang tertentu. Namun kita hanya melihat secara fokus dan berkonsentrasi pada manusia tertentu yang memiliki peran yang khusus dan dia terlibat dalam berbagai keputusan dan tindakan penting.
#Tempat (Place)
[Source : Pexel.com]
Foto tersebut diatas saya kira sangat cocok untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan kata kunci tempat pada metode berbasis peristiwa. Tempat yang saya maksudkan adalah realitas itu sendiri. Yaitu keseluruhan tempat dimana kaki kita berpijak. Namun, tempat yang perlu kita deskripsikan adalah tempat dimana suatu tindakan itu terjadi. Seiring fokus kita pada manusia, maka manusia itu sendiri pasti bertempat dan terikat dengan ruang dimana tindakan itu diwujudkan. Oleh karena itu, dengan mendeskripsikan tempat, kita akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk melihat mengapa tindakan tersebut dilakukan ditempat tertentu. Dan akan sangat mungkin bagi kita untuk menemukan alasan logis dari pertanyaan mengapa tindakan itu harus diwujudkan dan dalam cara yang bagaimana.
Secara sederhana, untuk dapat lebih memahami n mengapa tempat menjadi penting untuk dideskripsikan dan hubungannya dengan orang dan keunikan tindakan, maka saya akan memberikan contoh sebagai sebuah analogis tentang hal tersebut. Contohnya makan, nah kita bisa membayangkan perbedaan tata cara makan dengan keunikannya masing-masing di berlainan tempat. Jika saya sedang sendiri, mungkin saya akan makan dengan tangan, bahkan tangan kiri, dan bisa saja sambil berdiri atau sangat mungkin makan sambil loncat dan berlari. Namun, di tempat yang berbeda, misalnya di warteg atau warung Padang atau warung nasi di kota tertentu, saya tidak bisa makan seenak hati dengan cara yang saya sukai, minimal saya harus duduk di meja yang sudah disediakan, mungkin jika makan pakai tangan maka tangan akan saya cuci di nampan, jika tidak, maka saya akan makan pakai sendok. Kebayangkan bagaimana jika saya makan di warung sambil angkat sebelah kaki dan ketawa besar-besar? Namun bisa jadi saya mau dan mampu melakukan, namun saya tentu hanya mampu melakukannya sekali, lebih sekali, bisa-bisa nasi saya akan selalu digratiskan, karena disuruh bungkus untuk makan di rumah saja.
Contoh diatas tentu hanya sebuah analogi yang bebas tafsir dan terserah mau dikaitkan dalam level tindakan yang bagaimana. Namun, tempat menjadi pengikat bagi tindakan tertentu dan bagi orang tertentu.
#Suara (Voice)
[Source : Pexel.com]
Suara atau voice menjadi elemen penting dalam metode ini. Suara yang dimaksudkan adalah obrolan, atau suara yang keluar dari manusia. Secara kultur, suara manusia yang direpresentasikan melalui bahasa ibu masing-masing memiliki keunikan dan kekhususan tersendiri. Sehingga obrolan yang terjadi dalam ruang dan tempat tertentu akan menentukan bagaimana hubungannya dengan dua elemen sebelumnya.
Ibarat contoh, saat kita berada di masjid, obrolan yang kita obrolkan bersama orang, teman, ustad atau orang lain akan memiliki batas sesuai tempat yang ada. Inilah kekuatan dari metode peristiwa, dia dapat menemukan kondisi yang detail terhadap sesuatu.
Demikian tulisan singkat ini, semoga bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran kita. Amin...
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by aikamil from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.