Mangga Yang Pedih

in #steemitboard7 years ago


Berawal dari seorang mahasiswa yang bernama Fahrizal, dia adalah kawan sekamar Fauzi, Aidil, dan Roli di penginapan wajib sekarang di sebuah asrama di kawasan Darussalam, Banda Aceh. Mereka yang baru saja duduk di bangku kuliah itu memang di wajibkan untuk mencicipi pahit manisnya tinggal di asrama, itu memang program wajib yang dibuat oleh universitas tempat mereka kuliah.
Pada waktu itu, kebetulan si Fahrizal membawa beberapa buah mangga hasil panen dari kebun neneknya. Katanya jauh-jauh hari sebelum itu, mangganya itu manis-manis dan segar sekali, sehingga Aidil tidak sabar menunggu untuk mencicipi mangga tersebut. Ketika sore itu, Fahrizal yang baru balik dari rumahnya langsung mengeluarkan beberapa buah mangga dari dalam tasnya dan menempatkannya di depan mereka. Spontan saja Aidil yang sudah tidak sabar lagi keluar kamar untuk meminjam pisau di kamar sebelah. Sesaat setelah itu Aidil kembali kekamar dengan membawa sebuah pisau di tangan kanannya. Dia langsung memegang mangga yang paling besar diantara mangga yang lain yang ia lihat. Setelah mengupas mangga itu, aidil membagi rata ke kawan yang lain yang kebetulan waktu itu cuma ada mereka bertiga di kamar itu, tanpa seorang Roli yang kebetulan lagi tidak di asrama pada waktu itu. Setelah mencicipi beberapa potong mangga, fahrizal langsung bertanya kepada aidil,
“gimana rasa mangganya dil? Enakkan?”.
“Owh mantap zal, besok-besok bawa yang banyak lagi ya!”. Pinta Aidil.
“Tenang, dirumah nenek Aku masih banyak”. Kata Fahrizal.
Beberapa saat kemudian fahrizal bertanya kepada Fauzi yang dari tadi melibas habis setiap potongan mangga yang ditempatkan Aidil di dalam piring,
“Gimana rasa mangganya ji?”. Tanya Fahrizal.
“Pedih Jal...”. jawabku.
Mendengar komentar dari fauzi, fahrizal dan aidil agak sedikit heran, dan sejenak berpikir.
“Gak enak ji ya mangganya?”. Tanya fahrizal kembali.
“Enaklah..”. jawab fauzi.
“jadi kok kamu jawab pedih...?”. dengan raut muka yang penuh tanda tanya.

“iya lah pedih, orang lagi sari!awan, makanya pedih rasanya”.