Understanding Steemit With My Way
Steemit? Apa itu?
Pertama kali dengar steemit itu dari suamiku. Saat itu saya sedang mengeluh jenuh dengan rutinitasku. Apalagi saat itu saya sedang bedrest. Hampir tidak ada kegiatan yang saya lakukan selain makan, tidur, sholat, dan buang air. Itupun dilakukan ditempat tidur semua, selain buang air ya... tapi ga mungkin juga selama ditempat tidur cuma bengong doang. Paling nggak ya main gadget, liat-liat medsos. Tapi keseringan jadi jenuh juga, apalagi yang dilihat cuma itu-itu melulu. Mau nonton youtube boros didata. Walau bisa di download dulu, tapi nungguin downloadnya suka ga sabaran, akhirnya malah nonton langsung.
Akhirnya suami menawarkan agar saya bergabung dengan steemit. Suami saya memang bergelut di dunia IT. Tapi saya justru orangnya sangat gaptek. Tidak ada rasa tertarik sedikitpun untuk mengetahui seperti apa dunia IT. Apalagi melihat bahasa-bahasa program dilaptopnya, langsung pusing seketika. Saya taunya medsos doank, itupun jarang otak atik settingannya. Taunya user, pasword dan upload hahaha.. Begitu dengar steemit saya langsung tidak tertarik. Dibenak saya steemit itu kegiatannya orang-orang IT. Jadi saya ogah karna saya harus belajar ilmu-ilmu IT.
Tidak ada pembahasan tentang steemit setelah itu, sampai akhirnya saya ingin membuat suatu akun di medsos yang berisi tentang diary perjuangan saya dan suami dalam memperoleh keturunan sampai akhirnya kami mendapatkannya kelak, insya Allah. Yang mana didalamnya berisi tentang treatment, ramuan herbal, obat atau aktifitas apapun untuk mendukungnya, termasuk efek dan gejala yang dirasa. Ya, saya memang sangat ingin berbagi pengalaman keberhasilan saya untuk mereka yang bernasib sama dengan kami.
Mendengar cerita saya, suami kembali menawarkan steemit. "Kenapa ga nulis di steemit aja, disteemit hasil tulisan kamu dibayar loh". Mendengar kata-kata bayaran, mata langsung ijo, wajah langsung sumringah, bibir melebar 10cm, hahaha namanya juga i-er-te yang selalu ceria saat disodorin uang. Saat itu juga saya langsung bertanya bagaimana cara bergabung di steemit. Tanpa mau mendengar penjelasan lebih panjang saya meminta suami mendaftarkan akun steemit saya, antara sok manja sama males mikir memang agak susah dibedakan hehe...
Begitu punya akun steemit, saya langsung semangat memulai menulis, walau saya masih sangat buta tentang steemit. Sore harinya tiba-tiba temen-temen yang ada di @steemit.medan langsung menyapa saya lewat grup wa KSI CHAPTER MEDAN. Wahhh seneng banget, bukan karna yang upvote saya bertambah, tapi karna berasa punya banyak temen baru. Ternyata suami saya meceritakan kesalah satu anggotanya @iqbalhood bahwa saya sudah mulai menulis steemit, dan dialah yang memasukkan saya ke dalam grup wa.
Hampir setiap menit saya me-refresh akun steemit saya, berharap ada penambahan reward dalam tulisan saya. Begitu melihat ada yang membaca blog saya, saya langsung kegirangan, apalagi saat melihat reward bertambah $ 0,01 girangnya minta ampun hahaha... tapi begitu malam berganti hari rewardnya kok stuck di angka $0,36 ya? Lalu kapan saya bisa seperti @iqbalhood yang bisa makan susi setiap hari? Hmmm... bagaimana caranya ya? Sayapun kembali menulis, siapa tahu jumlah reward yang saya dapat ditulisan ini lebih banyak dari sebelumnya. Dan yang terjadi justru berkurang. Terkadang saya merasa iri saat temen-temen meluapkan kebahagiaannya saat kurator-kurator besar seperti @levycore, @razack-pulo, dan lainnya meng up-vote postingan mereka. Kira-kira apa yang membuat tulisan mereka lebih menarik? Sayapun berusaha mempelajarinya. Sempat down dan berhenti menulis setelah hari ke-3, tapi saya kembali pada tujuan awal saya sebenarnya. Yaitu saya hanya membagi pengalaman bukan mencari penghasilan, kalaupun ada reward dari tulisan saya, saya anggap itu adalah bonus. Dan akhirnya saya kembali menulis sambil mempelajari trik dan tips menulis disteemit yang di share dari grup wa KSI Chapter Medan.
Foto baju kebanggaan
Sebagai orang yang sangat awam di dunia IT, cukup banyak istilah dan topik yang tidak saya mengerti saat teman-teman di grup membagikan ilmunya. Mau bertanya di grup, khawatir mereka jadi repot, karena harus dibahas dari dasar lagi hahaha... dan sebagian besar dari mereka sudah berlevel tinggi di bidang IT. Sementara suamiku juga belum bergabung disteemit dikarenakan kesibukannya.
Disaat kebingungan mulai menghampiri, kemudian saya menyadari bahwa steemit sebenarnya tak ubahnya dengan menu masakan mewah, harganya mahal dan rasanya enak. Ketika saya sangat menginginkannya tapi tidak mampu membelinya maka saya memutuskan untuk memasaknya sendiri? kecuali jika ada kurator besar yang mau mentraktir saya hahaha. Dengan begitu saya harus menduga-duga resep apa yang digunakan dengan terus mencoba sampai masakan saya memiliki cita rasa dan kualitas yang sama. Saat ini mungkin masakan saya belum sempurna. Tapi saya akan tetap berusaha mencari tahu rasa dari setiap bumbu agar saya tahu bumbu apa yang belum saya masukkan.
Demikian pengalaman menulis saya selama tiga minggu bergabung di steemit. Semoga saya bisa konsisten dan bisa mengikuti jejak sukses para suhu disini. Pada akhirnya steemians mungkin punya caranya masing-masing dalam memahami steemit. Anyway... thanks steemit
Breath is Grace... Keep Thank To Allah SWT...
Smoga sukses :)
Amin hehe
Congratulations @nelvi-sari! You received a personal award!
Click here to view your Board
Do not miss the last post from @steemitboard:
Congratulations @nelvi-sari! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!