Kampung Halaman Merindu Pulang

(Rumah Ibu, Kubang Magek)

Lama di rantau, berjarak dengan kampung halaman adalah suasana yang selalu membangun ingatan dan mendebarkan hati. Banyak yang terasa dan kadang menggugah jiwa.

Ketika kenangan menyapa masalalu hadir dan membayang. Masa kanak-kanak yang indah, masa remaja penuh gelora atau teman-teman perempuan yang sempat singgah di hati kembali tersibak begitu saja. Semua jadi ingatan.

Demikianlah kisah. Masalalu yang selalu sempurna membangun debar dada. Di kampung halaman, di Minangkabau, tepatnya di Bukittinggi sebyah daerah yang menyimpan beragam kisah dan kenyataan kehidupan. Rindu jadi pualam. Jadi situs yang tak habis untuk dikemas dalam prosa dan puisi, dalam kisah dan rubayat, hingga akhir zaman.

Tepatnya di Magek, lebih kurang 9 km dari kota Bukittinggi, di sanalah kampung halaman tempat aku dilahirkan. Alam yang indah, udara sejuk, sawah sawah yang menghampar luas seakan mencerutakan kembali perjalanan hidup, liku-liku nasib dan perantauan yang membangun jarak.

Kini semua seakan menubuh dalam diri, dalam kenang yang tak pupus sepanjang hayat.

(Bukit Kawin, Senjahari)

Bukittinggi, 8 Desember 2020