Detak Sanubari
Tampak mendung menerung bumi, haru larut terbaluk kalut dengan takut. bediri terpaku menatap jiwa yang penuh rindu di balik dahaga raga yang sendu merayu. Indahnya alam membuatku terpaku seakan dunia ini hanya untuk ku. Sejenak kupejamkan mata kekagumanku sulit untuk ku pendam, desin angin berirama di pengunungan berlalu melewatiku.
Halilintar menggelegar dan daun-daun jatuh berguguran sehelai demi sehelai. Saat langit biru dengan cepat menghilang dan kawanan burung meninggalkan sarang. Rintik hujan berjatuhan dan pohon yang tumbang meninggalkan akar, di saat awan hitam semakin mengembang. Ku berharap badai datanglah untuk menghentak kegersangan, hujan bawalah air untuk menyirami kekeringan dan mentari terbitlah sehingga suramnya alam dapat berubah.
Gerimis berlusin di atas danau yang tawar, di mana jiwa tidak mengingat rumah. Pahatan gunung membelah langit berselimut dingin bermandikan kabut. Angin dingin kelam berbisik di ikuti kabut putih menghapus warna mentari. Ku sadari waktu mulai beranjak di sanalah sanubari mulai berdetak, tersirat dengan jelas dalam awan hitan yang datang untuk memanyungi bumi.
Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq