Aku dan Keluarga

Pagi di rumah kami selalu dimulai dengan kesibukan yang hangat. Aku bangun lebih dulu untuk bersiap, sementara ibu sudah di dapur menyiapkan sarapan. Aroma kopi yang dibuat ayah menyebar ke seluruh ruangan, menambah kehangatan pagi kami.

Adikku yang masih kecil selalu menjadi yang paling lambat bangun. Ibu harus membangunkannya berkali-kali sebelum akhirnya ia turun dengan mata masih mengantuk. Kami semua berkumpul di meja makan, berbagi cerita ringan sebelum memulai hari masing-masing.

Ayah pergi bekerja, ibu mengurus rumah, dan aku berangkat untuk menjalani aktivitas harianku. Meski sibuk, kami selalu meluangkan waktu untuk makan malam bersama. Di meja makan, cerita tentang hari kami saling bersahutan—tentang sekolah, pekerjaan, hingga hal-hal kecil yang membuat kami tertawa.

Di akhir pekan, kami sering menghabiskan waktu bersama. Kadang pergi ke luar rumah, kadang hanya duduk di ruang tamu sambil menikmati camilan buatan ibu. Aku merasa sangat bersyukur memiliki keluarga yang penuh kasih sayang dan kebersamaan.

Bagi orang lain, mungkin keluarga hanyalah tempat tinggal, tetapi bagiku, keluarga adalah rumah sejati—tempat di mana aku selalu merasa nyaman, dicintai, dan diterima apa adanya.