Permainan Keluarga bersama si Buah Hati
Saat sedang menunggu antrian giliran pangkas, di meja kasir saya melihat seorang ibu dan anak sedang bercengkrama dengan riang gembira.
Dari kursi antri, saya mengamati keseruan dan keceriaan anak-ibu ini melalui bayangan cermin yang ada di ruang pangkas Barber of Brother. Saya tidak berani melirik secara langsung meskipun jarak hanya memisahkan sejauh 1 meter. Saya khawatir mereka terusik dan risau ketika merasa diperhatikan oleh orang (pengunjung) yang mereka tidak kenal. Saya pikir P dengan mengamati melalui bayangan yang ada di cermin dapat Sebenarnya ingin membuat mereka cara seperti ini bisa membuat mereka tetap nyaman dengan keseruannya.
Saya melihat anak-ibu ini sedang bermain permainan tebak-tebakan suatu nama atau istilah berdasarkan suatu huruf abjad dari hitungan jari. Sesekali mereka menebak (menyebut) nama orang, nama negara-daerah, nama tumbuhan, maupun nama hewan yang di awali oleh huruf tertentu.
CARA BERMAIN
Anak dan ibu menjulurkan sejumlah jari tangannya. Kemudian si anak menghitung total jumlah jari-jari tangan yang ikut di julur di atas meja. Anak ini menghitung dengan di awali abjad A, kemudian B, dan seterusnya hingga jumlah jari yang ada habis terhitung. Nah, abjad terakhir itulah yang harus di sebut atau di cari suatu istilah nama.
Si ibu saya lihat selalu menjawab dengan cara sangat cepat. Misal, huruf K, maka si ibu akan menjawab Kelinci, beberapa detik kemudian setelah berpikir si anak akan menjawab Kuda. Si ibu menjawab agar bisa selalu mengganti topik tebakan. Sesekali nama hewan, nama burung, nama orang, nama negara hingga nama-nama kota.
Tanggapan ibunya luar biasa. Jika anaknya tidak bisa menjawab, maka ibunya memberi hukuman dengan cara menggelitiknya saja. Hal ini spontan mengundang tawa di antara mereka. Malah terkadang si anak terlihat cukup pandai untuk mencari akal. Misal kasusnya saat si ibu mengarahkan untuk menjawab nama orang dari huruf abjad D, ibunya menyebut 'Dinda', sedangkan si anak menyebut 'Diva'. Kemudian si anak mengatakan: "aku punya temen di sekolah, namanya diva". Ibunya tetap mengiyakan.
Tentu hal utama adalah bagaimana permainan yang terlihat sepele dan sederhana ini mampu merekatkan ibu/bapak dengan anaknya dalam bingkai pembelajaran dan kebahagiaan. Barangkali bagi si anak ini adalah quality time.
Kedua adalah cara bermain permainan ini yg identik atau dapat menumbuhkan daya pikir si anak secara cepat dan tepat. Tentu, Hal ini sangat baik untuk merangsang daya pikirnya si anak yg masih dalam proses pertumbuhan dan pendidikan dalam lingkungan keluarga.
Pengalaman seperti ini saya pikir termasuk salah satu hal yang menjadi dambaan bapak/ibu yang sudah berkeluarga dengan mengalokasikan sebagian waktunya untuk bermain dengan si buah hati.
Karena saya belum berkeluarga (hehe), ya sudah pengalaman-pengalaman tersebut menjadi bekal pelajaran bagi saya. Sambil menoleh ke arah cermin, adakah jodoh saya yang terpantul di sana. Wallahualam.
Tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisan sebelumnya yang dapat sobat baca melalui link berikut ini Barbershop Rupa Baru Tukang Pangkas
Kami sudah upvote ya..