Mempergunjingkan Tetangga Merupakan Suatu Budaya Negatif Yang Harus Diatasi Lewat Revolusi Mindset
Assalammualaikum teman-teman steemian yang berada di mana pun kalian, saya harap selalu diberi kesehatan dan semangat yang terus membakar ambisimu untuk menulis. Dan Hello untuk semua orang-orang hebat yang akan menghiasi masa depan yang cerah.
Oke ... mungkin kali ini tema pada artikel pertama saya terkesan sangat kontroversi ya, sampai-sampai saya sendiri pun merasa takjub dengan ide yang tiba-tiba saja muncul beberapa detik yang lalu sebelum memutuskan untuk mengisi tabel artikel ini hehehe.
Tidak usah tegang, meskipun pembahasan saya terlihat menakutkan dan keras, percayalah, saya ingin menyampaikannnya dengan santai dan pikiran yang jernih. Walau bagaimana pun salah satu penyakit sosial yang satu ini pasti pernah dialami semua orang, di mana pun dan kapan pun, termasuk saya. Ya, saya akui membicarakan orang lain itu sekilas memang memuaskan haha, apalagi sambil tertawa jahat, merasa diri paling benar ketika mengungkit kesalahan-kesalahan orang lain yang sebenarnya justru menimbulkan kerugian pada diri kita sendiri sebagai penggosip.
Untuk pemanasan, saya ingin bertanya pada kalian semua, biasanya apa sih yang paling enak dibahas saat membicarakan orang lain? Hehe santai-santai, jangan tersinggung. Anggap saja pertanyaan saya ini adalah gosip yang positif untuk pembentukan pola pikiran kita.
Secara pribadi, Saya akan bersemangat membicarakan orang lain ketika orang lain tersebut telah melakukan kerugian terhadap Saya. Dan dalam waktu bersamaan, orang yang saya ajak bicara atau katakanlah tetangga juga merasakan kejengkelan yang sama dengan orang lain yang sedang kita bicarakan. Maka tidak salah ya kalau ada kata-kata yang mengungkap bahwa perempuan bersahabat karena membenci orang yang sama, berbeda halnya dengan pria yang bersahabat karena memiliki hobi yang sama.
Tapi saya tidak setuju sepenuhnya dengan kata-kata itu. Saya pun yakin anda semua kurang setuju. Memang sih perempuan kalau lagi berkumpul biasanya tanpa sadar mengarah pada perbincangan gibah yang meleset dari tadinya yaitu tentang diskon. Tapi bukan berarti mereka bersahabat karena membenci orang yang sama. Tidak. Banyak dari perempuan yang bersahabat juga karena memiliki selera yang sama, entah itu karena kesamaan pemilihan jenis make-up, suka memburu diskon dan hal-hal lain yang biasanya berujung curhat patah hati. Emh, boleh nih ada yang tersinggung. Haha.
Ada yang orang lain tidak tau dari saya. Jujur kalau saya dalam posisi tersudut karena kesalahan saya sendiri, saya suka merenung dan menyesali diri sendiri. Bukan karena masalah yang barusan terjadi, tapi karena yang telah berlalu. Saya pikir ternyata dibicarakan orang lain itu tidak enak apalagi membahas keburukan saya. Dan detik itu pula saya merasa bersalah karena mungkin ini semua karma dari apa yang telah saya perbuat kemarin-kemarin seperti menggosip.
Namanya juga perempuan, kadang yang dibicarakan bukan hanya orang yang merugikan saja, tapi orang lain yang kadang tidak sengaja melintas atau namanya disinggung teman, kita suka ikut-ikutan bahas kejelekannya hanya karena terpengaruh oleh pembahasan yang ada. Padahal setelah dipikir-pikir, orang yang kita bicarakan tidak membuat kerugian pada kehidupan kita. Kita hanya menilai sesuatunya dari penampilan orang lain saja. Padahal orang tersebut belum tentu seburuk apa yang kita pikirkan.
Nah begini solusinya. Rumus pola pikir si penggosip biasanya adalah, "Orang lain belum tentu lebih baik dari pada kita" sehingga memunculkan kepercayaan diri kalau kita sah-sah saja membicarakan keburukan orang lain karena merasa diri sendiri orang baik-baik.
Mari kita atur kalimat habit penggosip itu menjadi, "Kita belum tentu lebih baik dari pada orang lain" sehingga tanpa sadar kata-kata ini akan merasuk alam bawah sadar kita atau setidaknya kita bisa berpikir lagi sebelum membicarakan keburukan orang lain, bahwa diri kita saja belum tentu lebih baik dari orang lain. Jadi apa gunanya membahas keburukan orang lain kalau kita saja tidak mau memberbaiki kesalahan diri kita.
Dari pembahasan singkat ini, saya menemukan rangkuman bahwa setiap manusia memiliki sisi positif dan sisi negatifnya masing-masing tergantung persepsi setiap orang yang juga beda-beda. Maka pada intinya kita sebagai manusia haruslah saling memaklumi, tapi bila ada kesalahan orang lain yang fatal maka berikanlah tindakan yang tegas dengan cara menegurnya langsung, jangan bicara dibelakang karena itu hanya kebodohan. Soal terima atau tidak, itu hal orang lain. Yang penting kita sudah saling mengetahui kebenarannya.
Sekian dari saya. Kalau ada yang tersinggung, kita satu sama. Mari kita perbaiki diri kita sendiri dahulu sebelum mengomentari kehidupan orang lain. Kalau ada sanggahan, kritik dan sarannya mohon berkomentarlah dengan bijak. Terimakasih :)
Follow wattpad saya @hartinidede dengan judul LAST IN DUBAI. See you ...
Gosip sudah jadi kebiasaan masyarakat jadi cukup sulit untuk di hilangkan.
Artikel yang bagus
Iya emang, tapi setidaknya kita sudah berusaha ... makasih tehehe.
Masama @dedehartini sukses terus ya
Artikelnya akan lebih menarik kalau dibantu dengan iustrasi foto. Coba nanti pada postingan selanjutnya ya @dedehartini.
Tetap semangat ya