Menelusuri asal usul Angka 0

in #science7 years ago

image

Peran Ilmuan matematika dalam menciptakan dan memperkenalkan ilmu matematika kepada dunia dipandang sebagai utang budi yang tak pernah bisa dibayar. Betapa tidak, seluruh prinsip ilmu matematika yang berkembang saat ini berasal dari temuan-temuan cemerlang mereka. Angka nol (0) misalnya, membuktikan kekuatan pengaruh pada penulisan digit dari kanan ke kiri (gaya penulisan arab). Sebagai contoh dekat angka untuk lima ratus (500) dalam bahasa inggris harus ditulis 005 sebagai akibat pola dikit dari kiri ke kanan (gaya penulisan romawi). Kaidah penulisan digit dengan nol ini pertama sekali dikembangkan dan diperkenalkan oleh Muhammad Ibn Ahmad pada tahun 967.

Peradaban islam juga berjasa dalam memperkenalkan prinsip pecahan Aljabar yang dipakai untuk menyelesaikan persoalaan ilmu pasti. Penemunya adalah Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi (750-850). Al-khawarizmi memperkenalkan aljabar dalam kitabnya yang monumental Al-Jabar wa Mugabala sebagai pemecahan tingkat kesatu dan kedua derajat (yang lebih dikenal dengan persamaan kuadrat) sebagai solusi atas kalkulus ilmu pengetahuan dan rancangan bangunan. Selain itu, Al-khawarizmi juga memperkenalkan metode geometri sebagai pemecahan lain dari persamaan kuadrat dan hukum bahwa persamaan kuadrat memiliki dua akar. Temuan Al-khawarizmi yang juga dirujuk sampai sekarang adalah table trigonometri yang terdiri dari sinus, cosines dan tangen.

Metode Al-khawarizmi diteruskan oelh ilmuan muslim lain seperti Thabet ibn Qura yang banyak bersentuhan dengan karya-karya Ptolemy. Ibn Qura mengembangkan Al-Jabar dan memakai aplikasinya pertama sekali dalam ilmu ukur. Ilmuan matematika Muslim lainnya adalah Abdul Wafa Al-Busjani, yang banyak berjasa dalam teori polyhedral.

Pada abad ke-11 sarjana muslim lain seperti Abu Bakar Al-Karkhi mengembangkan prinsip Aljabar dengan penemuannya, yaitu teori indeks, teori matematika induksi, dan teori persamaan kuadrat intermedit. Al-Karkhi menuangkan teori-teorinya itu dalam kitab metematika yang sangat terkenal, Al-Fakhry.

Aktivitas ilmiah dari penemuan bidang metematika memang mendapat dukungan penuh dari penguasa muslim pada masa itu, terutama sekali sejak kekhalifahan Bani Umayah. Riset dan penelitian terhadap karya-karya ilmuan hindu dan Yunani banyak memberikan inspirasi penemuan-penemuan yang sulit di-kembangkan oleh kalangan ahli Hindu dan Yunani. Ditangan ilmuan Muslim, karya-karya ilmuan Yunani seperti Euclid, Ptolemy, An-tolyscus, rumit dan sulit diaplikasikan, menjadi mudah dipahami dan dipraktekkan dan sebuah eksperimen.

Pada masa kekhalifahan Al-Ma’mun dunia matematika telah dipenuhi oleh prinsip baru temuan para ilmuan Muslim seperti teori kuadrat akuasi dan dalil binomial. Sementara itu, selain aljabar dan ilmu ukur, ahli Muslim juga mulai merambah ilmu optic dan mekanika yang dimotori oleh Ibn Haytam.

Pada masa ini prestasi dunia islam dibidang metematika ditandai dengan penemuan trigonometri oleh Abu Jafar Ibn Al-Muhammad Hassan dan Nasiruddi al-Tusi. Al-Tusi dikenal sebagai penemu trigonometri yang dipisahkan dari ilmu asrtronomi, menulis bukunya yang sangat terkenal Al-Mutasawat. Kontribusi ini mengenali dan menjelaskan kelemahan teori Euclid.

Kemajuan pesat ini telah mendorong ilmuan Barat untuk melakukan penerjemahan secara besar-besaran. Hampir semua kitab-kitab ilmu matematika para ilmuan Muslim diterjemahkan ke dalam bahasa latin, inggris, dan Jerman. Kitab matematika generasi awal karya Al-khawarizmi seperti Kitabul Jama’ wat Tafriq yang versi aslinya sudah lenyap, diterjemahkan dan diterbitkan oleh Bon Compagni di Roma pada tahun 1155. Kitab Fill hissab Al-Kindi karya Al-Nasavi yang memperkenalkan system decimal sebagai pengganti sistem seksagesimal dipublikasikan oleh F. Woepeke di jurnal Asitique tahun 1863. Kitab matematika yang memperkenalkan system pecahan dengan pendekatan garis horizontal, Kitabus Saghir Jil Hissab karya Abu Zakariya Al-Hissar Muhammad yang hidup pada abad ke 12 diterjemahkan dan diterbitkan oleh H Suter pada tahun 1901. Sekian semoga ada manfaatnya

Sort:  

memang matematika tidak dapat dipisahkan dalam dunia islam, karena begitu banyak sekali ilmuan muslim salah satunya adalah Al-Khawarizmi yang juga menemukan angka nol.
terimakasih banyak pak @atafauzan79 telah berbagi, yang menambahkan wawasan tentang sejarah matematika.

@bismi, itu diangkat kembali ahli matematika islam dalam catatan sejarah. supaya tidak tenggelam terus dimakan zaman.

iya pak, mantap.

Banyak sekali pakar serta ilmuwan muslim yang sudah jarang kita dengar dalam berbagai penyampaian materi, sehingga hal ini harus kita munculkan kembali, sehingga generasi tahu yang bahwa sangat banyak ilmuwan yang lahir dari kalangan muslim. Postingan yang sangat bermanfaat. Terimakasih bang @atafauzan79, sudah berbagi. Salam sukses.

terima kasih kembali @bustamam

Matematika memang tidak bisa dipisahkan dengan islam, sudah tentu matematika suda ada pada zaman Rasulullah. Buktinya adalah adanya ilmu faraith . Terimakasih pak @atafauzan79, salam sukses pak

dibuat saja tulisan matematika berkaitan dengan ilmu faraid

Ternyata ilmuwan muslim jauh lebih duluan maju dari ilmuwan Eropa ya . Tulisan yang sangat edukatif . Jd tambah pengetahuan nih. Terimakasih. Sukses selalu

bagus postingannya pak

Tulisan yang menginspirasi dari tidak tau menjadi tau dari mana asal muasalnya angka 0. Sukses terus pak @atafauzan79. Katanya bu sur ry ikut di kelompok artikel bapak ya?

iya, tapi bukan kelompok cuma sama judul saja