DI TANAH PILIH, KUPILIN ALIANSI KATAKATA

in #sajak7 years ago (edited)

Suyadi San 



^

entah, sudah langkah keberapa 

bidak-bidak ini kitamainkan, 

tak juga ada yang menurut. 

tapi rekam jejak kakikakimu 

membuncah di telagaku. 

aku pun mengurai sunyi demi sunyi

menuruti gebalau aliran darah

kudekap rindumu, berkali-kali. 

"sabar, tahanlah kerinduan merindang," katamu. 

jalan ini pun makin saja berkelok-kelok sunyi, 

terantuk-rantuk pedal pedati, 

membenam-benamkan kemudi 

di antara bongkahan-bongkahan kayu 

yang dihela ke kota. 


^

kulihat kotamu terbalut mimpi, 

padahal rinduku berbakul-bakul 

menanak puisi di tanah pilih, 

mengarak merpati menjulang lazuardi

: ah! tidak ada merpati, tidak ada. 

cuma puisi. 

"boleh mendung, tapi jangan sampai hujan. 

jangan pula pernah merasa sepi!" hardikku.

Ohoi! detak kotamu pun mendebarkan hati, 

riak batanghari menyerak-nyerak puisi 

terpanggang matahari

"di dalam kata ada kotakota, swara, dan cinta," katamu. aha! malam pun merekam genangan kenangan, 

kata berdoa buat kita di penjuru kota, 

tapi aku tak bisa bebas dari penjara makna

Ia menjadi penguasa hingga aku terdampar 

di negeri pucuk jambi sembilan lurah ini.


^

dimas! hujan menjebakku di batanghari, 

padahal baru saja kusaksikan serpihan candi, menggelontorkan jejakjejak masa purba. 

tapi di buritan ketek ini tak ada penghalang hujan. 

tak ada terpal, lelehannya membalut sekujur kulitku. tolong hentikan hujan! 

alahai, hujan ini mengajakku bernyanyi 

bersama bibir batanghari di antara dawaidawai senja sebagai pelengkap harihari bersamamu.

ya, dan memang aku pun terdampar di langit senjamu, 

di bawah deraian pedati kecemasan.

nyanyian gerimis itu pun membawa ke bibir mihrab menyatu dengan kidung kalam Ilaihi, gigil aku karenanya. Oh! Lantunan ayatayat itu mengajakku masuk 

ke pintunya, menawar kehangatan di atas permadani 

dan mendekapku lewat puisipuisi nafas surgawi.


^

entahlah, rekam jejak kakikakimu 

membuncah di telagaku

mengulum sunyi demi sunyi, 

menuruti gebalau aliran darah

kudekap rindumu, berkali-kali

dan senarai batanghari di tanah pilih 

telah memilin sejumlah ilusi, 

apalagi kita telah membangun aliansi 

katakata di antara geriap waktu.



jambi, 2008