KORBAN SALAH TANGKAP KARENA SEBUAH NAMA
Sebuah orde negeri ini pernah berdiri di atas genangan darah dan air mata rakyatnya. Pilar-pilar kekuasaannya disangga oleh pembantaian yang dibiayai pajak rakyat yang dibantai. Di sebuah Koran terbitan lama, ada gambar seorang gadis dengan daster kebesaran. Di tangannya ada sebuah alat sadap karet yang bentuknya seperti celurit kecil. Di bawah gambar tertera tulisan: ATIKA JAMILAH, SI PENYONGKEL MATA PARA JENDERAL.
Sebuah tulisan pada buku harian Jemilah, korban salah tangkap pada masa pemberantasan tokoh-tokoh yang terlibat dalam Gerakan Tiga Puluh September PKI (G30SPKI) dalam buku berjudul “Aku Bukan Jamilah”. Sebuah buku kesaksian yang ditulis R. Juki Ardi dan diterbitkan Elex Media Komputindo.
Kepanikan terkadang melecut tindakan yang membabi-buta, seperti yang dialami Jemilah sebagai korban salah tangkap militer saat itu. Ia kemudian menjadi target operasi militer dalam pemberantasan tokoh-tokoh yang terlibat G30S PKI. Nama yang hampir mirip dengan Atika Jamilah (Si Pencongkel Mata Para Jenderal), membuat Jemilah mengalami nasib ‘sial’. Dicurigai sebagai sosok yang ditarget masa pemberantasan G30S PKI, ia kemudian menjadi korban salah tangkap.
Baca resensi lengkapnya pada tautan: http://raamfest.com/korban-salah-tangkap-karena-sebuah-nama/