Televisi yang Rusak | Kontes Menulis - Jika Kamu Bisa Kembali ke Awal Ramadhan, Apa yang ingin kamu perbaiki?

in #ramadhanmubarak6 years ago (edited)
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Tuan dan Puan Steemian sekalian. Berikut adalah entri partisipasi saya untuk Kontes Menulis - Jika Kamu Bisa Kembali ke Awal Ramadhan, Apa yang ingin kamu perbaiki? dari @rayfa.

Televisi yang Rusak

@rayfa

Jika saya bisa kembali ke awal Ramadan, satu hal yang pasti akan segera saya lakukan adalah memperbaiki televisi. Properti elektronik saya ini rusak. Entah mengapa ia tak mau menyala sekaligus menyalak? Sayangnya, saya ini bukan sarjana elektro. Jadi, saya tidak bisa memperbaikinya sendiri.

Seingat saya, televisi 14 inch ini mulai byarpet sekitar awal bulan Mei, tepat ketika putri saya mengawali libur sekolah pendidikan anak usia dini-nya. Istri serta putri saya sekarang sedang berlibur di rumah ibu mertua saya di Sidoarjo. Jadi, sejak awal liburan hingga sekarang, putri saya masih belum tahu kalau televisi kesayangannya rusak.

Saya sendiri malas untuk membawanya ke tukang servis. Soalnya, saya sendiri jarang melihat televisi. Karena tidak ada siapa-siapa di rumah, saya jadi bebas melakukan apa saja, termasuk tidak melakukan apa-apa. 

Kira-kira seperti ini, saya sehari-hari. depositphotos
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Setan membuat tiga ikatan di belakang kepala setiap orang yang tertidur. Di tiap ikatan, setan membaca dan menghembuskan kata-kata berikut, 'Malam masih panjang, tidurlah.' (HR. Al Bukhari)

Saya jadi kasihan dengan putri saya. Saat dia pulang ke rumah nanti, televisinya sudah tak berfungsi. Tak ada lagi senandung Hei Tayo! Sirna pula pesan moral Robocar Poli dan selamat tinggal sahabat My Little Pony. Maafkan Ayah, Nak. Ayah janji setelah lebaran, langsung kita servis ini televisi.

Sebetulnya, televisi saya ini memang pernah mengalami kerusakan yang sama, sebelumnya. Saat dinyalakan, memang tidak sekejap menyala. Tapi, ditunggu kurang lebih 5 detik, layarnya baru bergambar dan bersuara. Kini, tidak ada sama sekali baik terdengar secara suara maupun terlihat secara visual. Byar pet! Mati total!

Televisi saya ini buatan Cina. Vitron mereknya. Seingat saya, sekitar tahun 2010-an, saya membelinya dengan harga sekitar Rp500 ribu. Anyar. Baru. Memang, usia televisi itu sendiri sudah jauh lebih tua dari usia putri saya yang saat ini masih 4,6 tahun. 

Pesawat televisi saya yang rusak. Dok Pribadi

Sebelumnya, setahun belakangan tepatnya, televisi ini sudah menunjukkan gejala-gejala abnormalnya. Salah satu dari serangkaian gejala tidak wajar itu adalah tombol pilih channel yang sudah copot. Jadi, saya harus menggunakan alat untuk membuatnya menyala. Alat itu adalah kunci lemari (lihat foto). 

Oh iya, remote televisinya sendiri sudah dua kali ganti, sebelumnya. Sejak kali kedua itu, saya (lagi-lagi) malas menggantinya. Saya lebih memilih menggunakan tombol manual. Mungkin karena sering ditekan-tekan putri saya, tombol itu akhirnya jebol.

Mengapa televisi ini penting bagi saya? Itu karena Hari Raya Idul Fitri. Pada penanggalan Masehi, Hari Kemenangan bagi umat Islam itu jatuh pada tanggal 15 Juni alias tiga hari lagi. Itu artinya, keluarga besar saya dari segala penjuru arah mata angin Indonesia, bakal berkunjung ke rumah saya di Gresik.

Keluarga besar. Btw, saya yang pojok kiri bawah. | Instagram/rangga_lanang
Dari Jubair bin Mut`im, Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang mengabaikan (memutuskan tali) ikatan kekeluargaan tidak akan masuk surga." (HR. Al Bukhari)

Pada arisan bulan sebelumnya, yakni bulan Mei di rumah salah seorang saudara di Sidoarjo, rumah saya mendapat giliran sebagai 'TKP' arisan keluarga pada bulan berikutnya, yakni bulan Juni. Karena kebetulan, maka acara sungkeman keluarga besar sekalian dilangsungkan di rumah saya. Apa jadinya kalau tidak ada televisi?

Seperti yang sudah jamak diketahui, selain kendaraan roda dua dan ponsel pintar, televisi merupakan item yang wajib dimiliki dalam rumah tangga. Pasalnya, televisi ini, terlepas apa pun mereknya, memiliki kedudukan yang tak kalah pentingnya dalam kehidupan manusia, khususnya dalam keluarga.

Televisi, bisa membuat suasana dalam keluarga lebih harmonis. Menonton acara televisi bersama orang-orang tercinta, bisa menambah rekat hubungan emosional. Saling celetuk dan saling komentar akan menambah efektif komunikasi yang terjadi.

Suasana arisan keluarga. | Dok. Pribadi

Namun, bukan hanya itu yang membuat saya menyesal tak segera mereparasinya. Satu hal lain adalah saya khawatir tidak bisa menjadi tuan rumah yang baik saat menjamu keluarga. Tapi, saya kemudian membuang jauh-jauh prasangka buruk saya itu, karena teringat pesan Nabi Muhammad SAW. 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Jagalah dirimu dari kecurigaan, karena kecurigaan adalah yang terburuk dari cerita palsu; dan jangan mencari kesalahan orang lain dan jangan memata-matai, dan jangan cemburu satu sama lain, dan jangan menyimpang (memutus silaturahmi) satu sama lain, dan jangan membenci satu sama lain; dan hai umat Allah! Jadilah saudara (sebagaimana Allah telah memerintahkanmu!)” (HR. Al Bukhari)

Alhamdulillah...

Walau begitu, saya tetap termenung menyesal. Alamak! Mengapa televisi itu tidak segera saya servis sejak ia rusak dulu. Kini, saya harus menghadapi kenyataan bahwa para tukang servis telah pulang ke kampung halamannya masing-masing. Ya ini, yang oleh pribahasa disebut untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.

Alhamdulillah dapat hikmahnya. | me.me

Dari satu unit televisi Cina yang rusak itu, akhirnya saya mendapati hikmahnya. Hikmah itu adalah, sebagai manusia, khususnya muslim, kita dilarang keras nan tegas bermalas-malasan. 

Sepupu Nabi, Ali bin Abi Thalib, mempunyai perumpamaan yang tegas tentang kemalasan. Beliau mengatakan, "Andaikan kefakiran itu berwujud seorang manusia, sungguh akan aku bunuh dia.”

Selain menghindari kemalasan, kita wajib juga untuk menyambung tali silaturahmi. Sebagai tuan rumah nantinya, saya harus memuliakan tamu. Saya tidak akan melebih-lebihkan atau bahkan mengurang-ngurangi supaya mendapat belas kasihan. Itu tidak jujur dan jauh dari sifat muslim yang amanah.

Sekarang, saya mau ke warung kopi dulu. Mungkin saja, ada orang kampung yang bisa membantu mereparasi televisi saya. Tapi, tunggu! Sepertinya sendal saya ini rusak juga. Jadi malas pergi.

Sejak kapan sendal saya rusak? | Dok. Pribadi
Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW pernah berdoa, "Ya Allah! Aku berlindung pada-Mu dari ketidakberdayaan, kemalasan, pengecut dan usia tua yang lemah; Aku berlindung kepada-Mu dari penderitaan hidup dan mati; dan berlindung pada-Mu dari siksa kubur." (HR. Al Bukhari)

Oke, saya berangkat!

Sort:  

Terima kasih atas partisipasinya

Terima kasih juga buat @rayfa...

You received an upvote as your post was selected by the Community Support Coalition, courtesy of @sevenfingers

@arabsteem @sevenfingers @steemph.antipolo

Thank you. This is great!

Congratulations You Got Upvote
& Your Content Also Will Got Curation From

  • Community Coalition
IndonesiaPhillipines
@sevenfingers@steemph.antipolo
ArabTurkey
@arabsteem@tryardim