Steemit dan Lapangan Pekerjaan
Salam hangat para Steemian, semoga dalam keadaan sehat. Dikarenakan hari ini adalah Hari Buruh Internasioal, maka saya akan membuat tulisan tentang itu dan mengaitkannya dengan Steemit. Apalagi May Day ini sedang dibahas di ILC secara langsung baru saja, dan saya baru saja selesai menontonnya.
Yang menjadi persoalan mendasar adalah masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) yang membanjiri tanah air akhir-akhir ini. Apalagi TKA yang masuk itu adalah tenaga kerja Unskill (buruh kasar) yang sebenarnya Indonesia tidak membutuhkan itu. Menurut saya ini adalah isu kemanusiaan yang menjadi keprihatinan kita bersama. Bayangkan betapa banyak rakyat kita yang masih berstatus pengangguran sementara invansi pekerja asing tak terbendung lagi. Sangat ironis.
Padahal pada Pembukaan UUD 1945 alinea ke 4 telah jelas bahwa dibentuknya suatu pemerintahan itu adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan seterusnya, dan seterusnya. Di sini jelas bahwa yang harus diprioritaskan untuk pekerjaan dan penghidupan yang layak adalah rakyat kita sendiri, bukan rakyat asing. Apalagi dalam empat tahun terakhir, target-target ekonomi kita tak pernah tercapai dan angka kemiskinan semakin tinggi.
Nah, bagaimana relevansinya terhadap Steemit? Memang Steemit bukanlah mesin penghasil uang secara instan. Butuh proses dan langkah-langkah konsisten dan berkesinambungan. Namun, Steemit sangat membuka kemungkinan bagi kita untuk berpenghasilan. Jika kita bersungguh-sungguh dan dapat mendapatkan celah untuk sukses di Steemit, maka hanya tinggal menunggu waktu bahwa Steemit adalah pekerjaan baru. Steemian adalah profesi.
Jika kita mempunyai visi yang jauh ke depan dan sabar dalam menjalankan Steemit ini, maka lipatan demi lipatan misteri Steemit akan terbuka bagi kita. Kita akan lebih paham dan menjadi lebih terbuka terhadap segala kemungkinan yang ada di depan. Pandangan kita akan lebih luas tentang Steemit dari pada hanya memikirkan tentang upvote dan reward atas kurasi orang lain.
Sebagai platform media sosial berbasis blockchain yang mengedepankan orisinalitas konten, bukankah steemit ini merupakan peluang baru bagi kita di tengah hiruk-pikuknya para pencari kerja di luar sana? Tidak ada yang instan dalam hidup ini. Bahkan mie instan sekalipun juga perlu direbus lebih dahulu. Yang terpenting adalah konsistensi kita dalam berkarya membuat konten.
Steemit ini adalah samudera yang sangat luas. Steemit juga tak sedang membuat kita semua menjadi penulis. Steemit adalah dunia baru dengan berbagai kecenderungan pula. Dunia Steemit sangat heterogen. Dan heterogenitas ini kelak akan menemukan mekanismenya sendiri sehingga menjadikan suatu kecenderungan akan berkumpul dengan kecenderungan sejenis. Inilah yang disebut passion. Pada titik ini, kita akan lebih terbuka terhadap Steemit dan tak lagi saling menyalahkan.
Demikian sahabat Steemian, semoga kita mendapat wahana untuk menyalurkan passion kita secara bijak di Steemit ini dan menemukan Steemian-steemian lain yang berpikiran sama dengan kita.
Salam, @blackkout.