Social Media Accounts as a Free Advertisement of Steemit Posts | Bilingual |
I only occasionally visited Facebook to search for information there, after having an account on Steemit. Many important friends are still comfortable with Facebook although personal data in social media is misused and is known to the world. Perhaps the case did not bother them, as long as they did not lose the money.
Some of them are very active on FB for posting every activity there, renewing the status once to three, four, five times a day. There is no doubt that they spend about six hours a day with FB to update their status, post some photos, reply to comments, to wish their friends happy birthday.
It must be admitted, not all activities in the FB related to the existence of self or to support the instinct narcissism of its users. Social and work-related activities, beneficial to self and others, also take place in FB. In different degrees, this role is also played by other platforms, not to mention Steemit-with uniqueness that other platforms do not have, of course.
My friend who is a Facebook activist I have also introduced with Steemit, with all the pleasure that is in it. Many of them have difficulty turning away; his heart is still on FB and only occasionally make a post in Steemit. In fact, their article on the FB is very interesting. Their status on FB is very long and then involved longer discussions in the comments field.
I often says; "The first post to Steemit, and make FB as advertiser media only."
I suggest so because that's what I do. Some articles that I find interesting, I "advertise" on FB after making a post in Steemit. Many other Steemians do the same. They even "advertise" for all posts, complete with related article links. As if to indicate, the source of the article is quoted from www.steemit.com. The name "Steemit" with capital letters is always listed in the post on the wall FB.
In addition to FB, I also put "ads" link Steemit posts on Twitter and Instagram-two social media that I have his account. Had I had an account on other social media, I would also post the link to promote the Steemit and content I created.
Some authors still find it difficult to move activity on FB to Steemit and make their social media accounts mutually supportive. They feel themselves in Steemit, while on FB they are idols. Comparing positions in both social media can indeed kill the spirit. We could be a celebrity out there, but in Steemit everyone should start from scratch.
If you refuse to go through the process in Steemit, it is difficult to get maximum results. When our fans are still busy on FB and other social media, it's hard to get any attention from them at Steemit. Even if our fans already have accounts in Steemit, it still takes time to learn how this platform works.
I remember my "encounter" with Steemit in November 2016 (despite having an account in May 2018), also from other social media, Twitter. At that time someone posted an interesting article about Bitcoin which is expected to be of high value. So having an account at Steemit does not mean having to throw away your account in other social media. Every social media has fanatical fans, and we take advantage of its synergy to do @promo-steem and our exciting article promos.[]
Akun Media Sosial Sebagai Iklan Gratis Postingan Steemit
Setelah memiliki akun di Steemit, saya hanya sesekali menjenguk Facebook untuk mencari informasi di sana. Banyak kawan penting yang masih nyaman dengan Facebok meski data pribadi di media sosial itu disalahmanfaatkan dan sudah diketahui dunia. Barangkali kasus itu tidak membuat mereka terganggu, sejauh mereka tidak kehilangan uang.
Beberapa di antara mereka sangat aktif di FB karena memposting setiap kegiatan ke sana, memperbaharui status satu kali sampai tiga, empat, lima kali sehari. Tidak ada keraguan bahwa mereka menghabiskan sekitar enam jam sehari bersama FB untuk memperbaharui status, memposting beberapa foto, membalas komentar, sampai mengucapkan selamat ulang tahun kepada sahabatnya.
Memang harus diakui, tidak semua kegiatan di FB berkaitan dengan eksistensi diri atau untuk mendukung naluri narsisme penggunanya. Kegiatan sosial dan yang berkaitan dengan pekerjaan, yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, juga berlangsung di FB. Dalam derajat yang berbeda, peran seperti ini juga dimainkan platform lain, tidak terkecuali Steemit—dengan keunikan yang tidak dimiliki platform lain, tentu saja.
Sahabat saya yang aktivis Facebook juga sudah saya perkenalkan dengan Steemit, dengan segala kenikmatan yang ada di dalamnya. Banyak di antara mereka sulit berpaling; hatinya masih di FB dan hanya sesekali membuat postingan di Steemit. Padahal, artikel mereka di FB sangat menarik. Status mereka di FB sangat panjang dan kemudian terlibat diskusi yang lebih panjang lagi di kolom komentar.
Sering saya katakan; “Posting dulu ke Steemit, jadikan FB sebagai media pengiklan saja.”
Saya menyarankan demikian karena itulah yang saya lakukan. Beberapa artikel yang menurut saya menarik, saya “iklankan” di FB setelah membuat postingan di Steemit. Banyak Steemian lain juga melakukan hal sama. Bahkan mereka “memasang iklan” untuk semua postingan, lengkap dengan tautan artikel bersangkutan. Seolah ingin menunjukkan, sumber tulisan tersebut dikutip dari www.steemit.com. Nama “Steemit” dengan huruf kapital memang selalu tercantum dalam postingan di dinding FB.
Selain FB, saya juga memasang “iklan” link postingan Steemit di Twitter dan Instagram—dua sosial media yang saya miliki akunnya. Seandainya memiliki akun di media sosial lain, saya juga akan memposting tautannya untuk mempromosikan Steemit dan konten yang saya buat.
Beberapa penulis masih sulit untuk memindahkan aktivitas di FB ke Steemit dan menjadikan akun media sosialnya saling mendukung. Mereka merasa sendiri di Steemit, sedangkan di FB mereka adalah idola. Membandingkan posisi di kedua sosial media memang bisa membunuh semangat. Bisa saja kita seorang pesohor di luar sana, tetapi di Steemit semua orang harus memulai dari nol.
Kalau menolak melewati proses di Steemit, maka sulit mendapatkan hasil maksimal. Ketika penggemar kita masih sibuk di FB dan sosial media lain, sulit mendapatkan perhatian dari mereka di Steemit. Kalaupun para penggemar kita sudah memiliki akun di Steemit, masih butuh waktu untuk mempelajari cara kerja platform ini.
Saya jadi ingat dengan “pertemuan” saya dengan Steemit pada November 2016 (kendati baru punya akun pada Mei 2018), juga bermula dari media sosial lain, Twitter. Ketika itu ada yang memposting sebuah artikel menarik tentang Bitcoin yang diperkirakan akan bernilai tinggi. Jadi, memiliki akun di Steemit bukan berarti harus membuang akun di sosial media lain. Setiap sosial media memiliki penggemar fanatik, dan kita memanfaatkan sinergisitasnya untuk melakukan @promo-steem dan promo artikel kita yang menarik.[]
keikutsertaaan dalam beberapa sosial media memang jadi celah untuk menggerakkan dan menarik teman sehingga kita makin kokoh di steemit dan tidak :kesepian".
Mungkin bagi yang di FB sudah merasa establish butuh kekuatan untuk menggeser jadi plankton tumbuh hingga minnow dan suatu saat bisa saja jadi whale sehingga jadi idola di manapu berada.
Bagi saya masuk ke samudra steemit juga merupakan upaya babad alas untuk menuju ssesuatu yang lebih baik.
dan saya tahu di steemit saya jadi tahu sedikit tentang banyak hal. bahwa kreativitas dan orisinalitas mempunyai nilai lebih. dan di steemit pula sebagaimana di platform lain bisa membina hubungan baik dengan sesama user. silaturahim dapat bomus reward juga mudah-mudahan akan mengikuti. Katanya silaturahim memanjangkan umur dan menambah rezeki ya bang....
Kalau ada yang merasa "sendiri" di Steemit, itu karena belum mendapatkan jodoh yang cocok saja @rokhani. Kita harus melalui kesendirian dahulu sebelum mendapatkan jodoh. Bayangkan, tidak sedikit orang yang merasa sendiri di Steemit. Kalau orang yang merasa sedniri ini dikumpulkan, maka jumlahnya sangat banyak. Hanya saja, orang yang merasa sendiri tidak mau mencari jodoh di Steemit. Ketika memulai setahun lalu, saya juga merasa sendiri.
Di sinilah perlunya digelar meetup dan perlu dukungan komunitas. Selain itu, perlu membuat postingan yang menarik agar orang mudah datang. Kalau tidak mau memperbaiki perilaku, tidak mau menambah wawasan, juga tidak mau berdandan, manalah jodoh datang.
Kira-kira seperti itu perumpamaannya @rokhani.
analogi yang menarik. jodoh dan kejombloan. jomblo karena merasa terasing dalam kesendirrian. say merasa senang karena mengenal patron patron yang baik dan sangat support kepada kami para newbie.
Meetup menjadi jalan bertemunya para jombloeers untuk jadi sebuah komunitas yang akan saling memberi support dalam bertumbuh kembang di steemit
Terima kasih support abang...
Great Great Post @ayijufridar - it's great to see how far you've come and knowing how far you can go now - the world is limitless
Your comments are very beautiful, like the tagline of an ad. I believe all social media can benefit us to advertise posting on Steemit Thank you for your comment @krytonika.
Anytime my friend
Bila melihat dr segi kemudahan berteman bg, banyak teman yg jualan pasti cenderung lebih memilih facebook, cukup salah satu saja yg klik tombol add, setelah pihak satunya lagi konfirmasi lgsg pertemanannya 2 arah, tidak begitu di Steemit yg pake cara follow sepihak.
Lagipula, menurut saya, tidak smw kalangan bisa maen Steemit. Karena itu td, platformmya menuntut kita membuat postingan yg derajatnya di atas status facebook yg biasanya cm ajang pamer dengan tingkat faedah yg minim.
Begitu pon, ini masih menurut saya bg @ayijufridar :)
Setiap platform memang memiliki karakter masing-masing, dengan segala kelebihan dan kekurangannya @jamanfahmi. Banyak orang yang mengaku sulit di Steemit karena belum terbiasa saja. Makanya, di Steemit kita membutuhkan komunitas untuk belajar karena di sini dinamikanya sangat cepat, berbeda dengan FB, misalnya. Tapi begitulah hukumnya, yang sulit mainnya, ada rewardnya. Sedangkan yang mudah, tidak ada rewardnya.
Great post, Bang AJ!
Yup, menjadikan sosmed lain sebagai ajang untuk share dan promosi link steemit adalah solusi jitu to reach more attention to add more visitor utk berkunjung dan mengenal blog steemit dan artikel2 kita.
Saya sering melakukannya juga, dan sepakat banget dg tulisan ini. Thanks again, Bang.
Benar, banyak sekali penulis dan pengguna akun sosmed, yang msh nyaman berada di sana, karena di sana mereka telah menjadi 'besar', sementara di samudera steemit, mrk merasa masih menjadi minnow.
Semua butuh proses kan? :)
Benar sekali Sista @alaikaabdullah. Sebagaimana cinta yang juga butuh proses, begitulah di Steemit ini yang terkadang prosesnya berbeda bagi setiap orang. Kita nikmati saya pelan-pelan, lama-lama akan nyaman dengan sendirinya.
hahahaha saya juga mempromosikan steemit di medsos bang, semua medsos malah. tujuannya untuk membuat kawan-kawan membaca postingan tersebut dan mulai mencari informasi tentang steemit. hal ini membantu dalam program @promo-steem.
You create a piece, where we can install our ideas virtually. However, competition always there, when our ideas are being distributed. Can't wait your piece on changing behavior among those members ini social media platform. All the best ....