Poetry ~ ATHA
Detik demi detik terlewati,
Menit berganti jam,
Dan hari berganti bulan.
Nikmat dan sengsara hidup tak dapat ditolak,
Datang silih berganti,
Sesaat manis, kemudian berganti pahit.
Apalah kuasa manusia hingga dapat memilih?
Manis madu tak mungkin ditolak,
Apa jadinya,
Bila pahitnya empedu lebih terasa?
Kalau boleh terucap dari bibir,
Satu kali hujan dan panas kali ini,
Laksana ladang yang gersang.
Siapa sangka?
Hujan turun dengan lebat,
Menyapu dahaga jiwa.
Untaian waktu terus berjalan,
Menyongsong tahun baru,
Harapan baru,
Semangat baru.