MBOK
Disaat pagi belum nampak mentari. Ruas jalan Malioboro masih lengah. Sinar neon masih menyala. Sepanjang jalan masih banyak sisa-sisa sampah plastik, botol, gelas air mineral dan gumpalan kertas berserakan dimana-mana. Di sudut jalan masih ada warung angkringan masih buka. Kuhampiri warung itu dan ku pesan segelas kopi pahit.
Sambil menunggu hidangan. Sepasang biji mataku melihat mbok sedang menggendong dagangannya ke pasar Beringharjo. Dengan langkah perlahan dan ringkih untuk menyampai ke pasar itu.
Di benak pikiranku ia adalah inkarnasi seorang Kartini. Dengan langkah kehidupannya yang penuh dengan duri selalu menusuk daging keringnya, ia telah berhasil menelurkan anak-anak bangsa yang terbaik. Meskipun ia tak dapat segenggam hikmatnya untuk dirinya, ia hanya mendapatkan butiran keringat sepanjang napasnya.
Tak lama penjual angkringan menyuguhkan sebelas kopi pahit bagiku. Di tegukkan kopiku semakin legah jiwaku. Tak lama lagi sang fajar datang untuk memancarkan keemasannya. Para petugas kebersihan kota sedang sibuk membersihkannya. Dan para pedagang kaki lima sudah mulai membenahi dirinya....
Congratulations @syifasteem! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes
Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP