(PUISI) PUISI TERBUKA UNTUK PASTRA
Pada menit kesekian,
lima puluh sembilan
Aku mengetuk dalam ragu, mungkinkah aku diterima
Dengan tangan penuh terbuka
Sepasang mata penuh selidik, beberapa hanya bergidik
Bersembunyi di balik rasa yang dibiarkan tukik
Ketuk! Ketuk biar kau tahu!
Kutuk! Kutuk biar merek rindu!
Istri Ali, si Fatimah bukakan pintu
Setangkup wajah jelita menuai rindu
Iya, aku sudah mengenal rindu!
Saat salam pertamamu
Beberapa yang patah, tak pernah ditakdirkan tumbuh kembali
Yang tunas, bisa saja mati
Asa yang dikuliti, belum tentu bertemu inti
Semoga sekali ini saja, cemburu padaku ini
Karena kucuri sudah perhatian kalian
Hingga rambut beruban,
memeluk kalian
Menghidupakan bara yang pernah padam dalam diam.
tak salah memilih ruang
demi menanti sang dewi cinta
keitka syair menggema pada ruang
renjana menyusup tanpa diminta
Dewi yang menjelma bagai purnama
yang hadir dalam berbagai makna
mengalunkan diksi dalam rima
hingga syair mengalun purna
Puisinya sangat bagus..kami sudah upvote ya @sesepuh
Terimakasih kawan, saya juga telah mengunjungi post anda, semangat dan terus berkarya.