Tafakur | 20180603 ( Poetry ) #47
Gelap bukan warna
Berjalan gontai dengan irama masa
Keramahan ditaklukkan amarah
Membakar kata
Emosi memimpin jiwa
Hancur berantakan
Menepuk dada pada ketidaktahuan
Beraninya kamu
Sabar bukan kalah
Lantang tidak menang
Saat masa berganti sebagai peringatan
Bumi tidak lelah dengan musimnya
Belajarlah
Simpan keluhan sampai takdir menentukan
Lihatlah padi atau gugusan bintang
Tidakkah kamu pernah mendengar kisahnya
Zaman tidak terjadi tapi diciptakan
Kamu, aku dan mereka
Ketika tuntunan terabaikan
Ambang waktu
Bukan dilema kini
Sedikit warna yang bisa dibedakan
Kembali sebelum dikembalikan
Baca sebelum dipaksa mendengar
Alam memeluk jiwa
if you like poetry, please support to develop poetry
I will appreciate all your support
Thank You
Thanks to all the friends who has helped me in writing. Thanks to all the creative communities for their support. Thanks to all who love my poetry
Another Poem
Mancing Paus Pakai Umpan Tiruan
Selamat @pupu93 postingan Anda terpilih sebagai salah satu konten kreatif terbaik hari ini versi KubuKutuBuku. Selanjutnya akun resmi @kubukutubuku dan anggota-anggota prioritasnya akan segera mengapresiasi postingan ini.
Membuatku tertegun saat @pupu93 bertafakur. Thanks, kawan.
Terima Kasih😍😍👍🌠
Cool brother...
Thank You!
You're welcome @pupu93
Seperti ada sesuatu yang telah lama di pendam dan meledak begitu saja
Begitulah ketika puisi bercerita, menghindari sedikit kebosanan layaknya prosa. Terima kasih sobat, anda punya intuisi yang bagus👍
Menjiwai....
Bagus sekali puisinya @pupu93, keren!
Terima kasih sobat @oomcie85
Selama @pupu93 postingan Anda terpilih sebagai salah satu konten kreatif terbaik hari ini dan mendapatkan upvote dari KubuKutuBuku. Dukung KubuKutuBuku dengan memberikan upvote pada komentar ini.