Antara Aku, Nietzsche dan Anakku
Image Source
Antara Aku, Nietzsche dan Anakku
(sore di ruang baca keluarga -
“siapa ini?”, anakku bertanya
sambil tangannya menunjuk gambar pada sampul buku yang tengah kubaca,
dan tangannya sendiri
memegang buku pelajaran bahasa kelas 2 SD)
anakku,
orang ini yang tinggal di perpustakaan tua
yang melarang kita meminjam buku-bukunya
orang ini yang lalu mati sebagai orang gila
yang tak diratapi oleh siapa pun
orang ini yang berteriak bahwa dirinya adalah superman
yang tak bisa mampu bangga atas dirinya sendiri
orang ini yang lalu gagal mengajak Tuhan berkelahi
ya, anakku
orang ini berkata dia miliki kehendak berkuasa
tapi percayalah,
itu hanya sebatas kemampuannya pelihara kumisnya yang lebat
sambil dia sia-sia bertapa menulis puisi di atas bukit
lalu berkata tentang sabda-sabda nabi-nabi palsu
yang bahkan hanya pernah hidup dalam dongeng-dongeng menggelikan
tidak, anakku
telah kuletakkan orang ini di papan teratas rak buku kita
tak kubiarkan dirimu mengenalnya kini
sampai kau tak perlu memanjat kursi lagi untuk menggapainya
tidak, anakku
kau pun tak boleh membunuh orang untuk menulis puisi
seperti orang ini
tapi kau harus seperti Sokrates, Isa dan Muhammad
yang lebih memilih menghidupkan manusia
Emong Soewandi || @emong.soewandi
Keren, sampai sekarang karya-karyanya masih diperbincangkan. Malah draf bukunya yang belum jadi pun diterbitkan. Meski agak rumit aku suka membaca Ecce Homo karyanya, di buku itu kita bisa langsung "berhadapan" dengan Nietzsche yang bercerita.
Walau eksistensialisme tidak begitu cemerlang lagi sebagaimana 20-an tahun lalu, tapi pemikiran filsufnya, termasuk Nietzsche masih menjadi wacana yang terus menarik untuk didiskusikan.
Waduh, aq fans berat nietzsche, sang pembunuh tuhan. Meski beliau sgat angkuh, tp pelan2 mbaca nietzsche lbh dalam, aku merasakan jurang kesakitan yg mendalam. Sebab itu nietzsche bilang ia tak mau punya pengikut krna tak mau org2 merasakan ap yg ia rasakan. 😂
Karya-karya Nietzsche masih menjadi favorit bacaanku. Sejak 1990-an aku sudah mengakrabi karya-karyanya. Ada satu naskah dramaku bahkan sangat berbau pemikirannya.
Mungkin melaui puisi di atas aku hanya berkata, bahwa dia sangat memukau, begitu memukaunya, hingga sering yang tertangkap oleh "pembaca pemula" cahayanya saja, tanpa mau menyibak dengan radiks apa di balik cahaya itu.
Dalam sebuah opini, Nezar Patria menulis bahwa gara-gara membaca Nietzsche, Hasan Tiro mengambil keputusan pulang ke aceh mempeoklamirkan gerakan Aceh Medeka :)
Aku kira tidak berlebihan itu. Pemikiran-pemikiran Nietzsche tentang kehendak, agresivitas, moralitas atau pun kekuasaan sedikit banyak mempengaruhi pola banyak politikus, seniman, hingga tokoh militer besar.
Terima kasih sudah berkunjung Bang @beladro :)
Nulis nisce lagi donk bang, aq bakal jadi pembaca setia