DAILY POETRY [ 10] : MUSEUM INGATAN
Aku masih dengan aroma tubuh tanpa kemenyang, tanpa sekumpulan rapalan doa di malam berselimut dengan kemuning, wajahmu bagai museum yang kembali kepada waktu, mencoba bertualang dari ingatan ke dalam gedung tanpa cat tembok, tanpa arca, tanpa tanda.
Selir mataku memang benar, garis wajahku adalah kelelahan berjalan menemuimu, baris puisiku adalah ketabahan menanti dipangkuanmu.
Kau cintaku, museum tua dengan hati berantakan, dengan duka belum sembuh aku datang seperti dewa lelah yang murung di selasar cinta dan cita
Apa kau tabah setabah kakiku?
dengan pejalan tanpa arah dari cinta menuju cinta, terbawa luka dari cara mencintai yang belum bisa.
Jeneponto, Agustus 2018