PANGGUNG
Sinar pagi masuk lewat jendela. Secangkir kopi panas ku letakkan di meja kecil. Buah pikiranku masuk ke dunia imajinasi, terlihat sebuah panggung. Di atas banyak orang-orang hebat yang dipilih oleh rakyat tidak berdasarkan isi hatinya.
Kulihat mereka sedang sibuk ke dalam alam mimpi di atas kursi bermerek bonafit. Sungguh miris dan pedih di lubuk hati rakyat. Buah sumpah dan janji telah lekang di bawa oleh alam tidurnya. Tak adapun realitas di buah katanya.
Panggung politik menjadi panggung sandiwara bagi seorang anak kecil yang sedang menahan rasa lapar. Ku teguk secangkir kopi yang mulai dingin, terasa asam di mulutku. Jiwaku berbisik pada diriku dan ku panjatkan doa padaNya. Agar supaya belenggu rakyat terlepas.
Good work.