The Tears of the Past in the Network Blockchain | Air Mata Masa Lalu di Jaringan Blockchain |
the past instantly swarmed the booth whose name similar vines
I was half on her back, half-sitting on the bed
the position was created in the middle of weariness
after the war with victory flags flying on the porch of our hearts
but we had a chance to roll out party
because the rush of the past
instantly across the network blockchain like lightning makes knot-rusty knot
from the words to the event and from the events to the words
shed vinegar on a wound
gushing at the gaping hole the heart
twisted tightly until now and later
concrete wall you place to docked the shoulder
keep solidly despite the iron bones shake
as if the entire words wounds and sores events
be in the loop securely blockchain
impenetrable the suffering
when the story on the screen the glass
it could make us laugh and tears
thou art so firmly behind the throne
then why the invasion was hurt my heart?
Lhokseumawe, May 12, 2018
Air Mata Masa Lalu di Jaringan Blockchain
masa lalu seketika menyerbu bilik yang namanya serupa tanaman menjalar
aku setengah telentang dan setengah duduk di ranjang
posisi tercipta di tengah keletihan
sepulang dari peperangan
dengan bendera kemenangan berkibar di beranda hati kita
tapi kita tak sempat menggelar pesta
sebab serbuan masa lalu
seketika melintasi jaringan blockchain seperti kilat menyambar
membuat simpul-simpul berkarat
dari kata ke peristiwa dan dari peristiwa ke kata
meneteskan cuka pada luka
tercurah pada lubang hati yang menganga
terpilin erat sampai kini dan nanti
dinding beton tempat kau sandarkan bahu
tetap kokoh meski tulang besinya terguncang
seolah seluruh luka kata dan luka peristiwa
berada dalam lingkar aman blockchain
tak tertembus derita
padahal cerita di layar kaca saja
bisa membuat kita tertawa dan meneteskan air mata
engkau begitu kokoh di balik singgasana
lalu mengapa serbuan itu melukai hatiku?
Lhokseumawe, 12 Mei 2018
Tetesan air mata ibu yang tidak bisa kita balas. Karena tidak ada mantan ibu.
Salam kupi pancong
Air mata yang mengalir mengandung cerita yang tak pernah selesai ditulis dengan tinta cinta... Saleum kupi pancong @mulawarman.
Kopi pancong belum terpenuhi. Air mata cinta sudah dipenuhi oleh penyanyi Meggi Z. Dan saya juga lagi mencari pedoman atau buku yang bisa menggantikan air mata. Karena air mata selalu menetes.
Kalau kita ibaratkan air terju yang mengalir. Han euk tapeuna baskom untuk menampung. Mantap @ayijufridar.
Kopi pancong adalah simbol keserhanaan, tapi bisa juga menjadi simbol penderitaan @mulwarman dan @hafizz. Apalagi bila kopi pancong tanpa gula dan tanpa air, itu lebih menderita lagi, hehehehehe.
Yop..kupi dan air selalu punya nama tetap kopi. Yang disalahkan tetap air. Kopi manis kopi pahit. Thanks @ayijufridar
saleum kopi pancong @mulawarman dan @ayijufridar
Menyimak dan menikmati puisinya, Mas @ayijufridar ...
Baris2nya mengalir dengan lembut dan asyik...
Salam kreatif dan salam sukses Mas...☕🤗❤
Saya bukan penulis puisi @zaimrofiqi. Sering menulis puisi, mengikat peristiwa dan rasa pada bait yang ketat. Tap jarang mengirimkan ke media massa. Mohon saran dan kritikannya. Terima kasih. Saleum literasi digital.
Sudah oke kok mas... sudah enak dinikmati...
Kan puisi banyak jenisnya...ada puisi-prosa, puisi-esai, puisi-mbeling, dan puisi-lirik...
Jadi gak perlu khawatir dgn puisi yg kita tulis mas...
Salam hangat selalu...🤗☕❤
Puisi-puisi saya di Steemit adalah puisi kejar tayang @zaimeofiqi. Begitu ditulis langsung dikirim, sebuah gagasan tidak dikandung dulu sebelum menjadi puisi. Perenungan pun tidak pakai lama, hehehehe.
Terima kasih komentarnya @zaimrofiqi. Saleum literasi.
Puisi-puisi saya di Steemit adalah puisi kejar tayang @zaimeofiqi. Begitu ditulis langsung dikirim, sebuah gagasan tidak dikandung dulu sebelum menjadi puisi. Perenungan pun tidak pakai lama, hehehehe.
Terima kasih komentarnya @zaimrofiqi. Saleum literasi.
Droplets of tears that can not be in the weir at the time of remembering the mother.
When the tears are dripping when remembering the mother, you are a person who is very respectful and loving.
That is for sure.
"Engkau begitu kokoh di balik singgasana, lalu mengapa serbuan itu melukai hatiku?"
2 kalimat terakhir itu tak sanggup saya membacanya
Kena banget di hati
Mohon maaf @yundriana. Kesamaan nama, lokasi, dan cerita hanya kebetulan belaka, hehehehe....
Kapan penyerbuan itu terjadi, bro? Apakah perlu kita bentuk tim pencari fakta? Mohon arahannya 😀
Sejauh ini belum perlu. Tapi @jkfarza sudah bisa diwarning akan ada job baru, hehehehe.
Puisi Symbolik yang indah..
Sesekali atau setiap kali juga boleh, @mpugondrong menulis kritikan panjang, lebar, dan tinggi, terhadap puisi saya. Terima kasih, hehehehe.
In sya Allah..
Semampunya nanti akan dicoba @ayijufridar. hehe.
Salam KSI:
Irman Syah || @mpugondrong
nyimak puisinya bang tolong polo saya dong biar nambah teman di steemit ini abang2. makasih
Terima kasih @zhephany. Tetap semangat di Steemit.
Postingan yang sangat berharga. Neusaweu long sigogo b.ayi.
Insya Allah @adigleh. Terima kasih. Saleum.