Titik
Jarum detik menuju ke detik berikutnya.
Dari kemarin, sampai hari ini, sampai besok, sampai seterusnya.
Tak tahu apa itu lelah,
yang dia tahu itu pekerjaannya mengganti hari.
Setelah pertemuan itu.
Setelah percakapan itu.
Badai tak berani menyentuh bayanganku.
Tuturmu menjadikan senyumku bak sabit.
Masih bertahan sampai detik ini.
Rasanya tak percaya dengan kenyataan ini.
Perjumpaan yang sudah ditentukan oleh-Nya.
Menghadirkan milyaran syukur, pujian.
Aku tak peduli perpisahan yang sedang menantiku.
Karena yang aku tahu, titik bukanlah bagian dari berakhirnya sebuah kisah....