Philosophy of summer cicadas news anchor who gets increasingly faded in Aceh, (Philosophy tonggeret pembawa berita musim kemarau yang makin memudar di Aceh)

in #phylosophy7 years ago

English

Steemit companions on a post this time I will explain the philosophy of cicadas that berkembabg in the life of the people of aceh.

In modern times very many people already do not believe with some understanding that developed in the era of the ancestors. One is the presence of cicadas every dry season in Indonesia.

In ancient times the people of Aceh marks entry long drought with the presence of the insect that has a very loud voice that is cicadas. Acehnese strongly believed this, but in the current era of very many people who start to not believe with this philosophy.

Most people of Aceh in the era now assume that it is a superstition, for me as a young man living in a rural area I still believe strongly with the presumption that cicadas are insects tidings of impending drought stake on any presence.

This kind of assumption indeed looks like a myth in society, but I have an understanding of its own against this assumption. I have the reason tips against what makes me confident against something. The reason I mempercai this myth because I very often find cicadas at a time when the long dry season occurs in my area.

I am not concerned with the response of the people at least I can save clean water for consumption during the dry season.

Everything will remain tejadi by itself even though the man did not believe in the aoa at hand.

I @helmirenggrik, all this and thanks


Indonesia

Sahabat steemit pada post kali ini saya akan menjelaskan filosofi tonggeret yang berkembabg dalam kehidupan masyarakat aceh.

Di zaman modern sangat banyak orang yang sudah tidak percaya dengan beberapa pemahaman yang berkembang di era nenek moyang. Salah satunya adalah hadirnya tonggeret disetiap musim kemarau di Indonesia.

Pada zaman dahulu masyarakat Aceh menandai masuk kemarau panjang dengan hadirnya serangga yang memiliki suara yang sangat nyaring yaitu tonggeret. Masyarakat Aceh sangat mempercayai hal ini, namun pada era sekarang sangat banyak orang yang mulai tidak percaya dengan filosofi ini.

Sebagian masyarakat Aceh di era sekarang beranggapan bahwa ini adalah sebuah tahayul, bagi saya sebagai seorang muda yang hidup di daerah pedesaan saya masih sangat percaya dengan anggapan bahwa tonggeret adalah serangga pembawa kabar akan terjadinya kemarau pancang pada setiap kehadirannya.

Memang anggapan seperti ini terlihat seperti sebuah mitos di masyarakat, akan tetapi saya memiliki pemahaman tersendiri terhadap anggapan ini. Saya memiliki alasan yang kiat terhadap apa yang membuat saya yakin terhadap sesuatu hal. Alasan saya mempercai mitos ini karena saya sangat sering menjumpai tonggeret di saat musim kemarau panjang terjadi di daerah saya.

Saya tidak perduli dengan tanggapan orang setidaknya saya dapat menghemat air bersih untuk dikonsumsi pada musim kemarau.

Segala sesuatu akan tetap tejadi dengan sendirinya walaupun manusia tidak percaya terhadap aoa yang sedang dihadapi.

Saya @helmirenggrik, sekian dan terima kasih.

Sort:  

didi khung..bertanda musim kemarau tiba

Itu jelas.. Hahahha

This post has received a 3.41 % upvote from @booster thanks to: @helmirenggrik.