Merajut Asa dari Gumpalan Tanah Liat
Selamat pagi sahabat steemians dimana pun kalian berada,kembali lagi bersama saya @madi95. Kali ini saya akan mengulas tentang 'merajut asa dari gumpalan tanah liat'. Beberapa hari yang lalu saya mengunjungi tempat percetakan batu bata. Tempatnya pun tidak jauh dari tempat tinggal saya,sekitar 1 Km.
Disinilah ribuan batu bata dicetak setiap harinya. Kebetulan saya datang disaat para pekerja sedang libur,jadi keadaan pun terlihat sepi tidak seperti biasanya. Tapi ada satu orang yang setiap harinya selalu ada. Ya, bang din--begitulah orang-orang memanggilnya. Bang Din selalu hadir lebih cepat dari anak buahnya. Beliau menggiling tanah menggunakan traktor supaya lebih halus dan mudah untuk dicetak.
Disinilah bang Din memulai mengolah tanah liat menjadi berbentuk batu bata. Tumpukan tanah liat yang sudah digiling menggunakan traktor kemudian dicetak menggunakan cetakan nya sendiri. Ibaratnya persis seperti orang yang sedang buat kue--eumm sepertinya enak.
Batu bata yang sudah lama dicetak dan sudah kering diletakkan dipinggir sebelum dibakar. Untuk proses pembakarannya sendiri,kata bang Din memakan waktu 2 hari 1 malam. Lumayan lama mengingat yang dibakar adalah tanah liat sehingga berubah warna.
--dapur bata tampak dari jauh.
--dapur bata terlihat dari atas.
Ada yang unik menurut saya,kata bang Din untuk kayunya sendiri tidak boleh kayu sembarangan. Harus kayu yang bertekstur keras,walaupun ada sedikit kendala saat membelahnya. Karena kayu yang keras pada saat mau dibelah harus dicari uratnya. Kalau tidak,maka akan sangat susah.
--bang Din sedang berpikir cara membelah kayu.
Inilah kayu-kayu yang digunakan untuk membakar batu bata tersebut.
Baiklah sahabat steemians,itulah sedikit cerita saya saat berkunjung ketempat pembuatan batu bata. Setidaknya saya mendapatkan sedikit ilmu dari sini,mulai dari berapa lamanya dibakar,kayu yang digunakan untuk membakar hingga cara membelah kayu agar lebih mudah. Terimakasih telah berkunjung ke halaman blog saya dan semoga bermanfaat.