The history of Dragon City in South Aceh, Indonesia
English
Nature sometimes holds a mystery, as in Tapaktuan, Aceh Selatan. On a rock overlooking a loose sea. there is a form of giant footprint This is the origin of the name city Tapaktuan,aceh selatan,Indonesia.
The local legend says that is Tuan Tapa's footprint. figure in the legend of South Aceh legend. The existence of treads located at the foot of Mount Lampu, Tapaktuan, this is the tourist attraction. To visit there is not easy. Visitors must pass through various sized rocks.Surrounded by beautiful seafront and paths leading to the towering location.
But at the last moment I went to the object This Tour, has begun to be improved little by little so that visitors easy to reach to the location of this giant legs curious tourists with these gigantic legs not only from aceh but also many who come from outside aceh a special to see the historical relics that exist in the city tapaktuan, aceh south indonesia Do not be afraid to get lost. There, there is already a clue of white lines painted on every stone. Staying in that direction is a giant tread measuring 6x2.5 meters-a shocking eye.
The story of Shech footprint legend Tuan Tapa became the origin of the name of the capital of South Aceh regency, Tapaktuan. The city is located about 440 kilometers and the capital of Aceh province. The legend of Tapaktuan has become a folklore for generations and trusted by the people there. Dear. the process of renovation that may be its purpose to preserve, it makes it unnatural again. Although now the tread is no longer natural, but the location is still captivate visitors.
According to the story once there is a trail of this footprint. Let not be lost, so now it has been made into cement to not disappear.
Here is the story of the origin of the city tapaktuan Once lived a very powerful ascetic who is very devout to the god his name syech sir tapa one day, there are two dragons from the land of china found a baby floating in the middle of the sea. They then rescue the baby and take care of him until he grows up. A few years later, the two infant parents who became kings and queens in the kingdom of Asralanoka knew of their daughter's whereabouts. The king asks back his baby on both dragons.
The request was rejected. Without thinking, the king took his daughter's run up into the ship. Both dragons are angry and chase the king until there is a battle in the middle of the sea. It caused the controversy of Syech Tuan Tapa. Syech Tuan Tapa then came out of the mountain where he imprisoned and stepped into a mountain. When standing on a mountain top. Tapa Tapa was about to throw his body into the battle arena. Footprints as he stands is the imprint that is now a tourist attraction as well as the formation of the city name tapaktuan. Syech Tuan Tapa succeeded in killing the two dragons with a stick. At that time, Mr. Tapa's intention was to save the baby who had become a princess. Apparently, the good intent of Syech Tuan Tapa made both dragons so angry that there was a battle. Long story short, the fight was won by Mr. Tapa. The princess went back to the arms of the king and queen But the two did not go back to the kingdom and choose to settle in Aceh Footprint in length 6 meters Their existence in the land of Aceh is believed to be the forerunner of Tapaktuan people who are still living in harmony.
I am happy to be there because the people are good and friendly tapaktuan with very beautiful and nice scenery. Not long after the incident, Mr Tapa's syech disappeared at a location.
By Tapaktuan community, the location is believed to be Tuan Tapa's grave. Located in front of Tuo Mosque in Padang Village, Tapaktuan. Until now, the tomb is still crowded to visit.
The kingdom of Asralanoka that was destroyed when the battle
Curious with a giant tread? Come visit this, I make sure you will be amazed to see this one city with a view of the blue sea surrounded by high green mountains with amazing natural charm.
Indonesia
Alam terkadang menyimpan misteri, seperti di Tapaktuan, Aceh Selatan. Di sebuah batu karang yang menghadaplautan lepas, ada sebuah bentuk tapak kaki raksasa Inilah asal muasal nama kota Tapaktuan,aceh selatan,indonesia.
Legenda lokal menyebutkan itulah tapak kaki Tuan Tapa, tokoh dalam cerita legenda Aceh Selatan. Keberadaan tapak yang terletak di kaki Gunung Lampu, Tapaktuan, ini menjadi daya tarik wisatawan. Untuk berkunjung ke sana memang tidak mudah. Pengunjung harus melewati batu karang beragam ukuran. Tetapi pada saat terakhir saya pergi ke objek wisata ini, sudah mulai diperbaiki sedikit demi sedikit agar pengunjung mudah untuk mencapai ke lokasi kakiraksasa ini wisatawan yang penasaran dengan kaki raksasa ini tidak hanya berasal dari aceh saja tetapi banyak juga yang berasal dari luar aceh yang khusus untuk melihat peninggalan sejarah yang ada di kota tapaktuan, aceh selatan indonesia Jangan takut kesasar,di sana sudah ada petunjuk berupa putih yang dicat di setiap batu. Tinggal mengikuti arah tersebut tapak raksasa berukuran 6x2,5 meter siap mengejutkan mata.
Cerita legenda tapak kaki syech Tuan Tapa menjadi asal muasal nama ibukota Kabupaten Aceh Selatan, yaitu Tapaktuan. Kota initerletak sekitar 440 kilometer dari ibukota provinsi Aceh. Legenda Tapak Tuan menjadi cerita rakyat turun temurun dan dipercaya masyarakat di sana. Sayang, proses renovasi yang mungkin tujuannya untuk melestarikan, justru membuatnya tidak alami lagi. Meski kini tapak tidak lagi alami, tapi lokasi tersebut masih memikat hati pengunjung. Menurut cerita dulu memang ada jejak tapak ini. Biar agar tidak hilang, makanya sekarang sudah dibuat menjadi semen untuk tidak hilang Beginilah cerita asal mula kota tapaktuan Dulu hidup seorang pertapa sakti bertubuh raksasa yang sangat taat kepada tuhan namanya syech tuan tapa. Suatu hari, ada dua naga dari negeri china menemukan seorang bayi terapung di tengah laut. Mereka kemudian menyelamatkan bayi itu dan merawatnya hingga tumbuh dewasa Beberapa tahun kemudian, kedua orangtua bayi yang menjadi raja dan permaisuridi Kerajaan Asralanoka mengetahui keberadaan putri mereka. Raja meminta kembali buah hatinya pada kedua naga,permintaan itu ditolak Tanpa pikirpanjang,raja membawa lari putrinya naik ke dalam kapal .Kedua naga marah dan mengejar raja hingga terjadi pertempuran di tengah laut.
Hal itu menyebabkan persemedian Syech Tuan Tapa terusik Syech Tuan Tapa lalu keluar darigunung tempat ia bertapa dan melangkah ke sebuah gunung. Saat berdiri di puncak gunung, Tuan Tapa hendak melontarkan tubuh ke arena pertempuran. Jejak kaki saat dia berdiri itulah yang membekas yang sekarang menjadi objek wisata sekaligus terbentuknya nama kota tapaktuan. Syech Tuan Tapa berhasil membunuh kedua naga dengan menggunakan tongkat Saat itu, niat Tuan Tapa untuk menyelamatkan bayi yang telah menjadi seorang putri. Ternyata, maksud baik Syech Tuan Tapa membuat kedua naga marah besar sehingga terjadi pertempuran.
Singkat cerita, pertarungan itu dimenangkan oleh Tuan Tapa. Sang putri pun kembali ke pelukan raja dan permaisuri Tapi keduanya tidak kembali lagi ke kerajaan dan memilih menetap di Aceh. Tapak kaki ini panjangnya 6 meter.
Keberadaan mereka di tanah Aceh diyakini sebagai cikal bakal masyarakat Tapaktuan yang sekarang masih hidup rukun.
Saya senang kalau berada disana karena masyarakat tapaktuan baik dan ramah dengan pemandangan yang sangat indah dan bagus Tak lama berselang setelah kejadian itu, Syech Tuan Tapa menghilang di sebuah lokasi. Oleh masyarakat Tapaktuan, lokasi tersebut diyakini sebagai makam Tuan Tapa. Letaknya di depan Masjid Tuo di Kelurahan Padang, Kecamatan Tapaktuan. Hingga kini, makam tersebut masih ramai dikunjungi Kerajaan Asralanoka yang hancur ketika pertempuran.
Penasaran dengan tapak raksasa? Ayo kunjungi kota ini, saya pastikan anda akan melihat kota yang satu ini dengan pemandangan laut biru dikelilingi gunung kagum hijau berjulang tinggi dengan pesona alam yang sangat menakjubkan.
Super post! I really like your material. Keep it up!
thank you for the support you have given me, I will keep trying to make my patean become useful for steemit friends all over the world